•25• keluarga Sanjaya

2K 150 13
                                    

~Sebuah studi menyatakan bahwa kedekatan Ayah pada Anaknya itu bagaikan kedekatan Anak pada Ayahnya.~

***

Plak

“Bodoh. Kenapa lo gagal!” bentak Riska menampar pipi Vano keras.

Vano menatap Riska nyalang, kenapa harus dirinya yang disalahkan. Padahal ini semua ide gilanya. “Gue nggak gagal, asa lo tau. Vino ada disana saat itu. Gue juga nggak tau kenapa dia langsung nonjok gue.”

“Tapi tetep aja lo gagal!”

“Gue nggak gagal, lihat aja nanti Vino nggak akan bersatu lagi sama Bella,” Tekad Vano sangat kuat untuk memisahkan Vino dan Bella.

“Buktikan Van, kalo memang mereka akan pisah. Kenapa sampai sekarang mereka tetap dekat?!” tanya Riska penuh penekanan.

Vano menghela nafas panjang. “Karena mereka sahabatan dari kecil, jadi susah buat gue misahin mereka, kalau lo mau cepet-cepet mereka pisah. Lo sendiri aja, jangan bawa-bawa gue lagi!”

Vano yang sudah muak dengan tingkah Riska yang menyuruh ini-itu seenak jidatnya, Dia meninggalkan Riska yang termenung di apartemen tersebut.

Sialan lo Van.

***

Tok

Tok

“Vin, Vino!”

Vino merasakan tidak nyaman dengan tidurnya karena ada yang mengetuk-ngetuk pintu, tapi dirinya enggan untuk bangun. Mungkin efek dari minuman semalam yang membuat Vino lemas.

“Vin, kamu buka nak!” teriak Mila dari luar apartemen Vino.

Kemudian ada seorang penjaga disana, Mila meminta kunci serep untuknya membuka pintu Vino. Mila berkacak pinggang saat melihat Vino yang masih tertidur pulas, namun yang membuatnya kaget kamar disana sangat berantakan, terdengar air keran yang menyala dari suara kamar mandi.

Mila yang penasaran dengan suara air keran tersebut mendekati kamar mandi, setelah saat di ambang pintu kamar nanti, Mila termenung apa yang dia lihat sekarang. Mila menutupi mulutnya karena kaget.

Mila mendekati orang tersebut, dia membelai surai rambut wanita dihadapannya yang basah kuyup, saat Mila menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya, saat membukanya tiba-tiba ...

“Bella!”

Deg

Bella ... Sayang, bangun Bell,” Mila menepuk-nepuk pipi Bella yang memar namun Bella tak kunjung membuka matanya.

Mata yang sembab, hidung yang mengeluarkan darah, pipi memar, kening yang terluka, hingga terdapat goresan-goresan luka dari sekujur tubuhnya, Mila memegangi tangan Bella yang dingin.

“VINO!!”

Vino yang mendengar teriakan Mamahnya yang terdengar nyaring itu, lantas membuka matanya, saat kesadarannya sudah penuh, Vino kaget melihat kamarnya yang berantakan seperti kapal pecah, seprai yang dipenuhi dengan darah.

ALVINO [SELESAI] Where stories live. Discover now