•06• Bos kampret.

6.7K 591 35
                                    


~Gak ada bahu pacar masih ada bahu jalan buat nyandar~

***

Mall

Vino menatap Bella dari atas sampai bawah, Bella memang mempunyai tubuh yang ideal, sehingga para lelaki dari belakang terus saja mengikutinya, dengan secepat kilat Vino menarik pinggang Bella agar mendekatinya, Bella yang kaget langsung memukul kepala Vino dengan botol yang berada di tangannya.

“Awss, heh babu sialan,” umpat Vino memegangi kepalanya yang terasa berdenyut karena dipukul Bella.

“Lo ngapain narik-narik gue Bos tolol,” Ketus Bella berkacak pinggang.

Vino membola matanya malas, “Ck, gue cuma bantuin lo biar cowok-cowok hidung belang nggak liatin lo terus!”

Vino melirik para laki-laki yang mengikutinya dari belakang, Bella menatap arah pandang Vino, dan benar saja. Banyak laki-laki yang terus mengejarnya.

“Nah kan, gue bilang juga apa Oneng,” ketus Vino menarik lengan Bella.

“Ehh, pelan-pelan dong setan!”

Peletak.

Vino menjitak kepala Bella lumayan keras, sehingga Bella meringis karenanya, lantas Vino berkata, “Gue Bos disini, bukan setan!”

Bella ingin rasanya membuang Vino hingga ditelan bumi, Vino menarik Bella kembali dengan seenak jidatnya, Bella hanya pasrah apa yang dilakukan Bos-nya itu.

“Bos kampret,” batin Bella.

***

“Yang ini, cocok nggak?” tanya Vino mengenakan jas biru.

Bella menatapnya dengan ogah-ogahan, “Nggak!” seru Risa menyilang kan kedua tangannya, dihadapan Vino.

Mereka tengah memilih-milih baju yang cocok untuk Vino, Bella hanya disuruh untuk mengatakan cocok atau nggaknya, namun Bella terus saja bilang nggak cocok apa yang Vino pakai, sehingga Vino lelah karena bolak-balik mengganti jas.

Selang beberapa menit Vino datang sambil mengenakan jas berwarna hitam, “Cocok nggak?”

“Nggak!”

Vino menghela nafas lelah, dia sudah mengganti jas 20 kali, namun Bella tetap saja bilang kalau jas yang Vino pakai selalu tidak cocok.

“Ck, ini yang terakhir bego,” sarkas Vino duduk disebelah Bella.

“Ya mau gimana lagi, kalau lo yang make, itu jas mau sebagus apapun tetap aja jelek, karena yang makenya juga jelek,” ucap Bella santai.

Vino melongo, berarti Bella bilang kalau Vino itu jelek, percuma saja dia meminta pendapat dari Bella, kalau ujung-ujungnya Bella bilang 'nggak'.

“Jadi lo bilang gue---”

“Jelek, emang iya!”

Ucap Bella memotong pembicaraan Vino, dia menatap Bos-nya yang tengah mengepalkan tangannya, dia mengeluarkan pisau lipatnya membuat Bella melotot.

“Heh babu, bilang sekali lagi coba, udah berjam-jam juga ini pisau belum  memutilasi orang,” ucapnya memainkan pisau di tangannya.

Bella meneguk salivanya, “Ehh, nggak Bos...anu a-apa----”

Bella gelagapan, entah harus apa dia sekarang, Vino menaikan satu alisnya sambil menyeringai, Bella semakin takut dengan Vino yang sudah berubah ekspresi.

ALVINO [SELESAI] Where stories live. Discover now