•13• Terluka.

3.1K 240 18
                                    

~"Dunia tak lagi sama tak selamanya memihak kita, disaat kita mau berusaha di situlah kebahagiaan akan indah pada waktunya."~

***

Vino mengajak Bella bermain di hamparan pasir. Ya, mereka sedang berada di pantai, dengan berjalannya waktu sehingga mereka tidak merasakan kalau hari mulai malam, Bella memejamkan matanya menikmati angin yang menari kesana-kemari.

“Bell, pulang yuk. Udah mulai malem juga,” ajak Vino yang diangguki Bella.

Mereka berjalan sambil berpegangan tangan, Bella melirik ke arah Vino yang fokus kepada jalanan saja, Bella menarik ujung jaket yang dikenakan Vino agar berhenti.

“Ada apa sih Bell?” tanya Vino membalikan badannya.

Bella cemberut, Vino memang tidak pekaan, Bella menunjukan supermarket yang berada di hadapannya, rupanya dia mau membeli sesuatu.

“Ke mall? Mau ngapain sih, kan pembalut masih banyak, jajanan lo juga udah numpuk perasaan,” ketus Vino berjalan ke supermarket.

Bella mengikutinya dari belakang sambil memanyunkan bibirnya, lantas diapun menjawab, “Mau beli golok, buat bunuh lo!”

Vino menghentikan langkahnya, “Emang lo berani bunuh gue, bunuh kecoa aja lo nangis sampai sumur air mata lo mengering.”

Bella mengerucutkan bibirnya sambil menghentak-hentakan kakinya kesal, mereka berjalan menuju supermarket, Bella sangat antusias mencari-cari makanan yang akan dibeli, Vino hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memperhatikan gerak-gerik Bella.

“Bell, lo ngambil apa itu?” tanya Vino mengerutkan dahinya.

“Ini Vin, Bella mau tar---”

“Taro!”

Bella langsung menaruh sneck taro yang berada ditangannya, Vino menggaruk tengkuknya dan bersuara, “Lah kenapa di taruh, nggak jadi beli?”

“Kan kata lo taro ontohod!”

“Astaga Bell, maksud aku itu kamu beli apa?”

“Taro,”

“Lah terus kenapa di taruh, nggak jadi beli?” tanya Vino mendekati Bella.

“Lo gimana sih Vin, kan kata lo taro. Ya, gue taro lah,” ketus Bella melipatkan kedua tangannya.

Vino menepuk jidatnya, “Bella ... Maksud aku itu kamu beli taro, bukan nyuruh DITARO!” seru Vino menekankan kata 'Ditaro'.

Bella menganga lebar, jadi Vino hanya bertanya, Mbak kasir yang melihat perdebatan mereka hanya menggelengkan kepalanya, dia pun mendekati Bella dan Vino.

“Ini Mbak taronya,” ucap Mbak kasir memberikan taro kepada Bella.

Vino menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedangkan Bella langsung membayar cemilannya dan langsung meninggalkan Vino yang bengong.

“WOI BELL, TUNGGUIN GUE!” teriak Vino namun dihiraukan oleh Bella.

Vino mengejar Bella hingga ke depan komplek, saat berada disana Bella celingak-celinguk karena jalan menuju rumahnya sangat gelap.

“Vino.”

Bella membalikan badannya, namun tidak ada seorang pun yang menjawab, Bella sangat menyesal karena tidak mendengarkan Vino terlebih dahulu. Bella memberanikan diri untuk berjalan melewati kompleks itu.

“Serem banget ihhh,” gumam Bella mengendap-endap.

Bella meraba saku celananya, berharap Vino mengangkat teleponnya, namun saat ingin menelpon kembali tiba-tiba handphone Bella mati.

ALVINO [SELESAI] Where stories live. Discover now