Part 14

436 49 9
                                    

Kediaman rumah Rendra Atha Pratama

Klik, klik, klik..! hari ini masih terlalu dini. Sudah menjadi kebiasaan Lila memencet-mencet tombol remot didepan layar televisi setiap hari libur.

"Hahahaha....." tersahut kencang gurauan tawa. Lila bangkit memeriksa arah muasal suara itu, dibukanya tirai jendela yang menutupi fentilasi ruangan. Terlihat segerombolan anak remaja tengah bercanda ria sembari mengayuh santai sepeda mereka diseberang jalan.

Menangkap kelakar gerombolan anak remaja itu, kontak Lila ikut tertawa kecil dari balik jendela.

Samar-samar, setelah gerombolan berlalu jauh Lila kembali menutup tirai jendela. Lagi, berjalan ia menuju televisi, celingukan ke kanan dan ke kiri. Dijumpainya Bi Ami yang masih sibuk dengan pekerjaan dapur.

Lila menekan tombol off remot layar datar tersebut dan berlari kecil mendatangi Bi Ami. "Bi, Bibi lagi masak apa?" tatap Lila menjajaki kesekeliling, menerka-nerka apa yang dimasak oleh sang pembantu.

"Ini, Non Lila. Bibi lagi masak Soto Ayam. Non Lila suka nggak sama Soto Ayam?" jawab Bi Ami hangat.

"Oh... suka kok, Bi. Lila bantuin, ya!" mengambil irus hendak mengaduk kuah soto yang masih didalam langseng.

Tetapi dengan cepat Bi Ami mengambilnya, "Eh... nggak usah, biar Bibi aja. Ini kan pekerjaan Bibi. Non Lila istirahat aja temani Tuan Rendra!" tolak halus Bi Ami.

Dengan berat hati Lila pun menjauh mendudukkan diri dikursi ruang makan, mengamati setiap apapun yang dikerjakan Bi Ami.

Karena merasa tidak mengerjakan apa-apa Lila memutuskan untuk naik ke lantai atas.

Ceklekk!.. Pintu ruangan kerja Rendra terbuka.

"Kenapa, La?" tanya Rendra melihat Lila yang datang dengan bibir mengerucut. Ia meraih tangan Lila, sampai tubuh itu tertarik duduk di atas pangkuan Rendra.

"Mas Rendra nggak capek tiap hari kerja terus?"

"Kan kamu tiap hari juga belajar terus," Rendra balik menjawab.

"Tapi kan ini hari minggu, emangnya Mas nggak mau ngapain gitu selain kerja?"

Rendra menghela nafas, "Terus kamu maunya apa sayang...?"

Lila berdecak, tak sengaja matanya berbinar menangkap sekotak box yang berisi peralatan lengkap handycam kamera. "Mas, Mas punya camera?"

"Iya."

"Aku boleh lihat nggak, Mas?"

"Boleh."

Lila mengambil kotak box dan membukanya. Diambil salah satu handycam kamera video dari kotak itu, menekan tombol pembuka layar LCD dan mencoba menekan tombol power. Ia melihat pantulan gambar disekitarnya dari layar. Lila tersenyum, "Mas, tadi aku lihat banyak anak-anak lagi main sepeda diluar."

"Terus?" Rendra menanggapi.

"Aku juga pengen, Mas bisa main diluar kayak mereka."

"Oh... gitu. Ya udah, ayuk!"

"Ha! Kemana?"

"Katanya mau main sepeda."

"Emangnya ada?"

"Ada sepeda kok digarasi, tapi cuma satu."

"Terus, aku naik sepeda sendiri dong!"

"Kan bisa boncengan."

"Oh iya, ya," Lila nyengir sambil menggaruk punggung kepalanya.

"Emh.., Mas kenapa nggak dibawa aja handycam nya?"

"Bawa aja kalau kamu mau!"

"Yes," girang Lila seperti anak kecil.

***

Dihalaman pintu garasi Rendra menyiapkan sepedanya.

"Hay teman-teman, saya Lila Avanda Kristanto bersama Rendra Atha Pratama. Hay, Mas Rendra," ucap Lila mengarahkan lensa handycam pada pria itu. "Pagi ini tepatnya hari Minggu tanggal sekian, sekian, sekian kita akan bersepeda keliling kota. Mau tau apa saja kegiatan kita hari ini? Ikuti terus flog kita, ya!"

Terheran, baru kali ini Rendra melihat Lila yang bisa begitu narsis apabila didepan kamera. "Sudah, ayo naik!" perintah Rendra tak mau ikut narsis.

Lila mencoba naik ke atas sepeda, tapi sepertinya ia kesusahan dengan handycam yang tak lepas dari genggamannya.

Rendra pun mengambil alih. "Sini, sini, Mas bawa, kamu fokus nyetir aja!" ujarnya membantu Lila.

Bersamaan mereka mengayuh pedal sepeda, dengan posisi Lila yang duduk di sadel depan dan Rendra yang duduk di boncengan belakang.

Tak henti-hentinya Lila mengoceh disepanjang perjalanan, memperkenalkan setiap tempat di area jalan yang mereka lewati.

Tangan kanan Rendra, sibuk mengarahkan handycamnya sesuai dengan instruksi Lila, sementara tangan Rendra yang lainnya malah asik ambil kesempatan memeluk dan mencubit kecil pinggang Lila dari belakang.

Sesampai di taman kota, Lila menyerkap rem sepeda. "Nah, sudah sampai, teman-teman. Hari ini tamannya ramai sekali! Ada yang jogingg, nongkrong-nongkrong, ada senam ibu-ibu juga," Lila masih menerangkan dengan tertawa kecil. Menghembuskan nafas kasar. "Huft.., Mas beli air yuk! aku haus dari tadi ngomong terus."

Rendra terkekeh geli. Kemudian mereka kembali mengayuh pedal mengarahkan sepeda ke minimarket terdekat.

***

Dihalaman taman hijau yang ditumbuhi rumput serta bunga-bunga Rendra dan Lila berehat sejenak.

Rendra masih standby dengan handycamnya, ia mengarahkan benda itu ke samping, pada Lila yang tengah meneguk sebotol air mineral.

"Uhuk.., uhuk.., uhuk..!" Lila yang tidak siap pun tersedak.

"Eh... hati-hati dong!" menepuk-nepuk punggung Lila.

"Uhuk..! aduh, habis, Mas Rendra sih ngagetin aku aja," Lila berusaha berdehem dan mengelus ringan dadanya.

Usai merasa lebih baik Lila membuka obrolan, "Mas, minggu depan aku udah mulai ujian akhir sekolah. Nah, kayaknya jadwal pulang sekolahnya jadi lebih awal deh. Biasanya kan aku pulang sekolah bareng sama Mas Rendra, kalau Mas Rendra belum pulang aku bareng sama siapa?"

"Cepet banget kamu udah ujian akhir sekolah minggu depan!" Rendra menelaah. "Hem..."

Mereka nampak saling berfikir. "Em... gimana kalau Bunda aja yang jemput?" Lila memberi saran.

Rendra memicingkan mata.

"Gini, Mas, kan seminggu itu aku pulang lebih awal, sedangkan Mas Rendra juga nggak bisa jemput aku. Jadi ntar biar Bunda aja yang jemput dan seminggu itu aku pulangnya kerumah Bunda aja. Ya kali tiap hari Mas Rendra mau bolak-balik jemput aku ke rumah Bunda, nanti Mas capek. Lagian aku juga udah kangen banget sama ayah, bunda, pengen tidur disana. Tapi kalau Mas mau, Mas juga boleh kok kapan aja main ke rumah Bunda," Lila menerangkan panjang lebar.

Menghela nafas. "Ya udah. Nggak pa-pa deh, La kalau itu mau kamu," tulus Rendra menyetujui.

"Makasih, Mas." Berseri.

"Udah kan? Pulang yuk! udah mulai panas nih."

Lila mengangguk, ia mengarahkan handycam yang dibawa Rendra ke arahnya. "Nah, karena cuacanya juga sudah mulai panas, jadi kita memutuskan akan segera pulang teman-teman. Terima kasih sudah mengikuti kegiatan kita pagi ini, ya. See you next time. Muach..," imbuhnya diakhir video seraya mengecup lensa handycam.

***

Terimakasih bagi para pembaca yang sudah membaca part ini.

Maaf kalau ceritanya kurang bagus. Tapi kalau kalian suka, jangan lupa tinggalin vote dan komen ya! Jadi, kalau author tau kalian suka sama ceritanya. Nanti author bisa up sampai tamat.

#Salam untuk para readerku🌹🧡🧡

Rendra & Lila [END]Where stories live. Discover now