Part 24

426 36 4
                                    

Supermarket Mall Kota

Lila memasukkan barang-barang belanjaanya ke dalam troli.

"Loh, kok makanan instan semua?" Ibu itu terpelik.

"Iya, Bu. Soalnya, Lila nggak pandai masak. Hehehe..." Menggaruk belakang kepala.

"Tapi nggak baik loh terlalu sering makan makanan instan. Kamu ambil aja bahan pangan yang kamu suka! ntar Ibu ajarin kamu masak."

Memang benar, Lila tau dampak buruk karena terlalu sering makan makanan instan. Tak mau bernasib seperti itu, akhirnya ia menuruti perkataan Ibu tersebut.

Restoran Mall Kota

"Makasih ya, Bu! Ibu baik. Udah temenin Lila belanja abis itu diajak makan pula," cetus Lila kemudian menyuap makanannya.

"Biasa saja, Ibu sudah terbiasa kok seperti ini."

"Pagi, Ibu Ana!" Sapa seorang pelayan yang melintasi mereka.

"Pagi." Ibu baik mengangguk.

"Oh... jadi nama Ibu ini, Ibu Ana," batin Lila mengeryitkan dahi. "Ibu kenal sama orang daerah sini?"

"Tentu saja. Ini kawasan tempat kerja Ibu."

Lila mengangguk paham. "Hemh... pantas saja. Ibu juga pasti sering mampir kesini."

Ibu baik terkekeh geli pada Lila.

Sepanjang acara makan itu mereka banyak berbincang, dari mulai membicarakan soal pekerjaan, kuliah, berbagi pengalaman, serta agar Lila lebih akrab dengan kawasan sini, Ibu baik juga memperkenalkan berbagai tempat di daerah sekitar.

Gedung Apartemen Penginapan

Pulang dari restoran, Ibu itu serius menepati janjinya. Ia mengajarkan kepada Lila bagaimana bahan, alat, cara, serta menyampaikan tips memasak yang baik.

"Finish, the food is ready to be served," pungkas Ibu baik seraya meletakkan sepiring masakan ke atas meja makan. "Ini namanya apa, Lila?" Menunjuk masakan matang tersebut. Ia mencoba memberi pertanyaan pada Lila.

"Ini namanya Rendang, Bu."

"Good! Rendang itu makanan khas mana?"

"Dari Sumatera barat, Bu."

Ibu baik mengelus rambut Lila. "Ternyata kamu memang pandai ya, Lila. Tidak salah kalau kamu dapat beasiswa di Singapura."

Tersenyum. "Makasih, Bu. Tapi kalau memasak, Lila belum pandai."

"Bentar lagi juga pasti pandai. Kamu tenang saja. Kalau sudah terbiasa, memasak itu mudah kok, nanti setiap hari Minggu Ibu akan ajari kamu."

"Hah yang bener, Bu!" Lila berbinar.

Ibu baik mengangguk.

"Yes, jadi besok kalau Lila udah pulang Lila bisa kayak istri-istri lain juga, bisa tiap hari masakin makanan buat suaminya."

Selain ingin menuntut ilmu di negeri singa, salah satu tujuan Lila pergi merantau adalah untuk belajar mandiri. Maka dari itu, ia sangat senang jika kelak saat sudah pulang selain lebih bertambah pengalaman dan wawasan, ia juga bisa lebih bertambah mandiri dari sebelumnya, mengingat dulu ia adalah seorang gadis yang manja.

"Apa! Apa kamu sudah punya suami, Lila?" Ibu baik mengernyit.

"Haduh... keceplosan," Lila menggaruk tengkuk. "Em... Iya, Bu. Lila sudah menikah, Lila dijodohin sama orang tua Lila."

"Oh... tapi gimana suami kamu, orangnya baik nggak?"

"Baik kok, Bu. Lila sayang sama suami Lila."

Rendra & Lila [END]Where stories live. Discover now