Part 36

588 34 1
                                    

Kediaman rumah Rendra Atha Pratama

Rendra menyandarkan kepala dan meluruskan kaki di atas ranjang.

Tik,tik,tik,tik,tik..!
Dilirik Lila sedang fokus mengetikan jari-jari pada keyboard laptop, "Oh... meeting besok," membatin.

Biasanya Rendra yang terlihat sibuk dengan pekerjaan. Kiranya, tradisinya kali ini bak merebak kepada gadis di sampingnya.

Sejak tadi makan malam tak beringsut gadis itu menatap layar laptop.

Tidak kaget, Rendra sudah hafal bahwa Lila adalah tipe orang yang pekerja keras dan keras kepala.

"Mas Rendra kalau ngantuk tidur aja duluan! Aku bentar lagi selesai kok," sela Lila ditengah kesibukan mengetik.

Rendra mengeryitkan dahi, "Eh! tau aja ditungguin," batinnya, kemudian mengatur posisi tidur sok apatis.

Gedung hotel meeting room

"Demikian rapat kita pada hari ini, semoga kedepannya perusahaan kita semakin maju dan berkembang. Terimakasih," kata Rendra menutup acara rapat.

Program meeting hari ini terlaksana dengan lancar dan tanpa halangan apapun. Sukses kembali Rendra memuaskan kliennya.

Beraturan seluruh peserta keluar dari ruangan meeting.

Terkekeh-kekeh seorang pria berumur menghampiri kursi duduk Rendra, "Tuan Rendra!"

Rendra mendongakkan kepala.

"Senang bisa bekerjasama denganmu." Mengulurkan tangan.

Balik terkekeh Rendra menjabat uluran tangan kolab bisnisnya, "Senang juga bisa bekerjasama dengan Anda."

"Tuan Rendra, ada yang ingin saya bicarakan. Apakah bisa Tuan meluangkan waktu sebentar?"

"Oh, tentu saja."

"Baiklah. Apa tidak keberatan untuk melanjutkan pembicaraan ini diluar?"

"Sama sekali tidak, Tuan. Mari silahkan!" Rendra menunjuk pintu, mengantarkan kepala senior itu.

Kini diruangan meeting tersebut cuma tersisa Lila dan laptopnya. Selain mempersiapkan akomodasi dan menuntun berjalannya rapat, tugas Sekretaris tidak sampai hanya disitu. Ia masih harus menyiapkan draft kesimpulan dan memfollow up keputusan dari setiap pihak yang relevan.

Kali ini Rendra mengajak Lila untuk mendampinginya, karena memang Lila yang ditugaskan untuk mengelola agenda meeting. Sementara Pandu, ia dipertanggung jawabkan oleh Rendra untuk menghandle perusahaan dikantor Pratama.

Ruang resto hotel

"Yah, itu yang saya harapkan dari Tuan. Kami sangat menghargai semua hasil kerja keras Tuan Rendra."

"Terimakasih, pasti akan saya usahakan datang. Ini semua kan, juga berkat keuletan dan profesionalitas kerja karyawan saya. Sementara saya hanya mengikuti arahannya saja."

Kelihatannya, ditempat penyajian jasa pangan ini Rendra dan kolab bisnisnya berbincang kecil sembari menikmati lunch atau makan siang mereka.

Rumah kediaman Rendra Atha Pratama

Ceklekk!.. Rendra masuk lalu menutup pintu kamar. Senyap-senyap ia mendekat ke arah tempat tidur.

Zzzzz.... Dijenguk tubuh Lila yang meringkuk di atas ranjang. Rendra menghela nafas, ditengok jam dinding, pukul 20.00. "Tumben jam segini udah tidur," terkekeh.

Rendra cukup peka, ia tau jika beberapa hari ini Lila banyak begadang karena tugas meeting besar yang ia pasrahkan kepada Sekretaris pribadinya itu.

Merebahkan diri Rendra di atas ranjang, menyelimuti tubuhnya dan tubuh Lila. Menyilak rambut panjang Lila, lalu dipandang dan dikagumi wajah cantik itu dari dekat. "Terimakasih sayang," lirih Rendra mengecup kening Lila.

***

"Mas, Mas, pakai yang merah atau yang hitam?" Menyodorkan dua setelan dress panjang.

"Terserah," bidik Rendra sekilas lalu kembali mengancingkan kemejanya.

Lila menggaruk kepala gusar, "Pilih yang mana ya? Semuanya bagus. Kalau merah, kelihatan nyala banget. Masa yang hitam sih? Tapi boleh juga, hitam juga bagus kok," gumamnya, lalu digantungkan setelan dress merah ke dalam lemari pakaian.

"Duh... kok sempit banget!" Lila menggegar-gegarkan tubuh. "Nah..." leluasanya saat dress hitam itu berhasil masuk pada tubuhnya. "Huh, memangnya aku segendut itu apa?" bergumam.

Tapi. "Aduh, nggak sampai!" Kembali ia dibuat kesusahan saat ingin menaikkan resleting yang posisinya berada di bagian belakang.

"Mas Ren, tolong bantuin dong!" pintahnya memarani Rendra.

Rendra pun cekatan untuk membantu, memang dirasa sedikit agak sesak dress itu saat menyatu pada tubuh Lila.

Simpulannya, Lila ingin terlihat menawan malam ini. Setelah sukses meeting besar pekan lalu, kolab bisnis Rendra sengaja menyelenggarakan acara jamuan makan malam. Acara tersebut diselenggarakan atas hasil peningkatan pencapaian bisnis yang didapat pasca kerja sama dengan perusahaan Pratama.

Rampung Rendra membenahi penampilan serta jasnya. Ditengok Lila masih ribut dengan pakaian dan riasan. "Hah..." menghela nafas, lalu memutuskan untuk menunggu gadis itu diruang tengah.

***

Terimakasih bagi para pembaca yang sudah membaca part ini.

Maaf kalau ceritanya kurang bagus. Tapi kalau kalian suka, jangan lupa tinggalin vote dan komen ya! Jadi, kalau author tau kalian suka sama ceritanya. Nanti author bisa up sampai tamat.

#Salam untuk para readerku🌹🧡🧡

Rendra & Lila [END]Where stories live. Discover now