52 - Mantan Tapi Menikah

129K 13.1K 3.4K
                                    

"Biar Bayu saja, Om." Bayu mengambil alih pekerjaan Ayah Ana, beliau sedang menyiram tanaman di halaman depan rumah.

"Om jadi keenakan kalau begini," Ayah Ana terkekeh.

Saka yang sedang ngopi ganteng di depan teras mendelik sebal. Bayu sedang cari perhatian pada calon mertuanya. Kalau begini terus Saka bisa kalah pamor.

"Nggak usah sungkan, Om. Seperti sama siapa saja." Bayu mengarahkan selang air pada tanaman hias yang dirawat Ayah Ana dengan sepenuh hati seperti anak sendiri.

"Nak Bayu pulangnya besok saja. Apa nggak kecepekan berangkat sore ini? Om masih belum puas cerita sama kamu soal Moto GP."

Kebetulan sekali Bayu dan Ayah Ana memiliki kesukaan yang sama, suka moto GP. Selepas pulang dari rumah Pak RT kedua orangtua Ana dikejutkan dengan kehadiran Bayu. Sebelumnya orangtua Ana telah mengetahui soal Bayu, tetapi tidak pernah bertemu.

Dipertemuan pertama Ayah Ana dan Bayu langsung akrab, obrolan mereka satu frekuensi. Sementara Ibu Ana jelas senang menyambut kehadiran Bayu karena dia ganteng. Well, Ibu Ana selalu heboh pada semua laki-laki ganteng.

"Sebenarnya Bayu juga nggak mau pulang cepat. Tapi mau bagaimana lagi, besok ada jadwal mengajar," sesal Bayu dengan wajah bersalah.

Saka yang melihat ekspresi Bayu mengerang malas. Bayu pandai sekali menarik perhatian. Tolonglah, jangan membuat Saka jadi insecure.

"Wah, siapa ini, Pak Rudi? Calon mantunya?" tanya tetangga yang kebetulan melintas, seorang ibu berusia sekitar 40 tahun.

Saya calon mantunya, Saka yang mendengar pertayaan itu menjawab dalam hati. Entah kenapa dada Saka jadi cenat-cenut. Dia mumet sendiri karena kehadiran Bayu.

"Ganteng sekali calon mantunya, Pak Rudi. Cocok sama Ana. Ya ampun, saya juga mau punya mantu yang ganteng gini."

Ayah Ana menggaruk tengkuknya bingung. Beliau tak enak hati pada Saka yang duduk di depan teras rumah.

"Siapa nama calon mantunya, Pak? Orang mana? Ketemu sama Ana di mana?" tanya si tetangga.

Dengan cepat Saka beranjak bangun dari duduknya. Ia perbaiki kerah kemejanya sebelum melangkah menghampiri Bayu, Ayah Ana dan tetangga yang ingin tahu itu. Saka harus segera meluruskan kesalahpahaman ini.

"Halo," sapa Saka seramah mungkin. Namun kaku.

"Wah, siapa ini? Sales?" ceplos si tetangga, dia menilai dari penampilan Saka yang kelewat formal. Berbanding terbalik dengan gaya Bayu yang casual.

Tawa Bayu dan Ayah Ana hampir saja pecah. Sementara Saka langsung mati gaya, niat untuk tebar pesona seketika lenyap.

"Tapi salesnya kok ganteng, ya? Sales barang apa, Mas?" tanya tetangga itu.

Akhirnya tawa Bayu pecah sekuat-kuatnya. Bahkan sudut mata Bayu sampai berair. Kapan lagi dia bisa menertawakan Saka?

"Dia ini calon mantu Pak Rudi, Bu. Namanya Saka," jelas Bayu disela tawanya.

Si tetangga langgung membulatkan bibir. "Calon mantunya Pak Rudi ini toh," ujarnya heboh.

"Iya, Bu," sahut Saka cepat.

"Jadi, calon mantu Pak Rudi sales?"

Ya Tuhan, bukan! omel Saka dalam hati.

"Makanya Saka jadi orang jangan kaku! Suruh siapa ke rumah calon mertua pakai pakaian kantor," ledek Bayu.

Saka hanya dapat mendelik kesal. Hei, dia berpenampilan formal dan rapi untuk makan berdua dengan Ana tadi. Saka memakai kemeja dipadukan dengan celana bahan, pakaian Saka ini semi formal. Bukan formal. Ah, seharusnya Saka memakai kaos saja tadi. Ya sudahlah, bodoh amat mau dikatakan seperti apa.

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now