34 - Mantan Tapi Menikah

183K 18.4K 2.5K
                                    

Ana tahu ini salah, tidak seharusnya dia bersama Saka saat laki-laki itu sendiri sudah memiliki Maria. Lihat, bahkan tanpa Ana sadari dia menikmati waktu dengan Saka.

Genggaman Saka pada tangan Ana terasa sangat pas. Ana seharusnya tidak boleh begini.

"Kalau Tante Leni dan Maria tahu lo ada di sini, bisa tamat riwayat gue," decak Ana.

Saka tersenyum samar, dia eratkan genggamannya dan lanjut mengelilingi alun-alun. Ana mengalihkan pandangan pada Saka yang tampak tenang. Selalu Ana yang kocar-kacir dibuat laki-laki ini.

"Setelah pulang dari sini saya nggak akan bisa bersama Anda lagi," ujar Saka.

Ana menghela napas.

"Biar saya perbaiki apa yang salah di tiga tahun kita selama saya berada di sini," Saka menarik Ana untuk mengikuti langkahnya.

Parah, cara main Saka benar-benar membuat perasaan Ana tidak karuan.

"Waktu kita pacaran, apa saya pernah memuji Anda cantik?" tanya Saka.

Ana menggaruk tengkuknya. Tidak pernah seingat Ana, justru dia lebih sering mendapat kalimat julid dari laki-laki yang satu ini.

"Anda cantik."

Pipi Ana bersemu merah. Dia tarik langsung tangannya dari genggaman Saka. Berjalan cepat dan meninggalkan laki-laki itu sendiri.

"Sumpah, itu norak banget," dumel Ana.

Kata-kata Saka sangat norak, tapi sialnya mampu membuat wajah Ana berubah menjadi merah jambu.

"Apa lagi yang ingin Anda dengar dari saya?" tiba-tiba saja Saka sudah kembali berjalan di sisi Ana.

Sialan lo, Saka! decak Ana dalam hati.

"Sejujurnya saya ini orang yang suka cemburu. Dulu telinga saya rasanya seperti terbakar setiap kali dengar gosip tentang Anda dan Bayu. Saya yakin itu hanya gosip, tapi ternyata memang itu faktanya," Saka menarik satu ujung bibirnya.

Saka berjalan menuju kursi yang memang difasilitasi oleh pemerintah untuk masyarakat yang ingin menikmati suasana di alun-alun. Ana mengikuti Saka duduk di sana.

"Hari di mana saya melihat sendiri kalian jalan dengan gandengan tangan rasanya sesak luar biasa. Yang ada dalam pikiran saya saat itu, Ana memang berkhianat." Saka menarik ujung bibirnya.

"Lo kelihatan baik-baik aja waktu mergokin gue jalan di mal sama Bayu,"  kata Ana pelan.

"Nggak! Saya nggak baik-baik saja. Itu titik terendah dalam hidup saya."

Ana terdiam, selama ini Saka tidak pernah terbuka soal pengkhianatannya.

"Waktu itu saya coba menyakini bahwa perempuan yang Bayu gandeng tangannya bukan Anda. Itu bukan ana, kan? Ana bukan seperti perempuan seperti itu. Ana itu baik dan calon menantu kesayangan Mama. Tapi dia memang Ana, perempuan yang  bersama Bayu itu memang Ana," terang Saka pilu.

Ana tidak dapat menahan gerak tangannya untuk tidak meraih telapak tangan kanan Saka yang dekat dengan jangkauannya. Ana usap pelan untuk mengurangi rasa sakit yang Saka rasakan.

"Saya kecewa," ungkap Saka.

Mata Ana berair.

"Dan semakin kecewa saat saya minta putus Anda tidak menolak sama sekali. Seolah kata putus itu memang sudah Anda nantikan sejak lama," lanjut Saka

Saka melepaskan tangan Ana yang mengenggam tangannya. Tidak, Saka tidak memutus kontak fisik di antara mereka. Justru kini Saka bergerak menyelipkan jari-jarinya di antara jari milik Ana.

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang