17 - Mantan tapi Menikah

192K 18K 1.4K
                                    

Capek-capek move on dari mantan
Eh, ujung-ujungnya nikah.
___

Ana mendelik sebal pada Saka yang sedang memimpin rapat dengan bagian marketing. Laki-laki itu tanpa beban menjalani hidup, padahal kemarin malam dia telah membuat Ana menunggu.

Dan hingga detik ini belum ada kata maaf. Bahkan Saka sama sekali tidak pernah mengungkit untuk sekedar basa-basi alasan mengapa ia tidak datang menemui Ana.

"Ini sampah! Jangan bawa laporan ini lagi ke depan saya! Bagimana bisa kalian gagal mendapatkan jam tayang di jam utama? Hubungi stasiun TV tersebut! Launching penginapan di Bali nanti harus ditayangkan di jam utama TV lokal itu."

Saka menghempaskan dokumen di atas meja rapat. Membuat suara gaduh yang mampu membungkam semua orang.

Seram banget, batin Ana. Untung Ana belum cari gara-gara dengan Saka.

"Saya akan coba negosasi dengan pihak mereka, Pak," Rio angkat suara.

"Itu harus!" sahut Saka dingin.

Saka bangun dari duduknya. "Rapat hari ini saya tutup," ujarnya sambil melangkah pergi meninggalkan ruangan rapat.

Semua menghela napas selepas kepergian si bos besar. Bahu karyawan yang semula tegang kini mulai mengendur. Aura mengintimidasi Saka begitu kuat.

"Si bos kenapa, sih? Sensi amat hari ini," celetuk Dita, karyawati yang paling modis dibagian marketing.

"Memangnya kapan Pak Saka nggak pernah sensian sehari aja?" Ana menyahut seraya merapikan catatan miliknya.

"Tapi level kekejaman doi meningkat hari ini. Lo apain Pak Bos sampai sensi begitu?" todong Dita pada Ana.

"Lah, emangnya gue ngapain. Dia aja yang sensian," tanpa sadar Ana mencibir.

"Udah, ah. Gue balik duluan takut kena semprot!" Ana bergegas pergi sebelum terlibat gosip lebih jauh lagi.

Ana kembali ke meja kerja. Ia lirik pintu ruangan Saka yang tertutup rapat. Perasaan Ana tidak menentu hari ini.

"Ada yang bisa saya bantai, maksudnya bisa saya bantu, Pak?" Ana dengan sigap berdiri dari duduknya. Pintu ruangan Saka tiba-tiba terbuka.

Saka berdehem dengan nada dingin. Berusaha untuk membangun kesan berwibawa, walau Saka paham bahwa Ana sudah pasti tahu bahwa dia sedang dalam keadaan gusar. Perempuan itu terlalu mengenalnya.

"Begini...." kalimat Saka menggantung.

"Ya, Pak?"

"Mengenai tadi malam," lanjut Saka lirih.

Mau minta maaf, eh? Ana membatin.

"Saya lupa punya janji dengan Anda kemarin malam."

"Bilang aja pergi ke pesta ulang tahun Maria," tanpa sadar Ana mencibir.

"Tidak! Saya benar-benar lupa," tanggap Saka dengan cepat. Terlampau sangat cepat.

Ana menatap Saka dalam, laki-laki itu terlihat salah tingkah. Seolah tidak tahu harus menjelaskan seperti apa.

"Jadi?"

"Saya benar-benar lupa. Sepulang dari pesta Maria saya langsung ke apartement. Saya juga tidak lama berada di tempat Maria."

Mantan tapi MenikahOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz