38 - Mantan Tapi Menikah

188K 17.5K 2.7K
                                    

Ada yang lucu akhir-akhir ini,
Aku kembali lagi berharap.
____

Saka dan Ana duduk pada sofa panjang yang ada di ruangan kerja Saka. Ana di ujung sisi kiri. Sementara Saka pada ujung sisi kanan. Ada jarak lebar di antara mereka, cukup lebar untuk diisi satu orang dewasa.

Suasana canggung terhitung sejak beberapa jam yang lalu, hingga kini sudah memasuki jam makan siang. Saka yang menahan Ana, namun laki-laki itu tidak mengambil inisiatif sama sekali untuk memecahkan keheningan.

Well, Saka hanya bertindak sebatas mengatakan Ana, Ana dan Ana. Memanggil dengan suara lembut hingga membuat jantung Ana cenat-cenut. Sisanya tindakan Saka nol besar.

Ana merasakan ponsel miliknya yang ada di kantong blazer bergetar. Dengan gerakan sangat pelan Ana merogoh sakunya.

Ada nama Bayu tertera pada layar ponsel Ana. Mendadak Ana merasa gugup. Rada keki jika harus mengangkat telepon Bayu di dekat Saka.

Sebelum menjawab panggil itu Ana melirik Saka sekilas, laki-laki itu membuang pandangan pada kaca jendela yang besar.

"Ha-halo," bisik Ana pelan seraya menempatkan ponsel di telinganya.

"Kenapa suara kamu kedengaran bisik-bisik, Na?" tanya Bayu dari seberang sana.

Aduh, baiknya Bayu jangan banyak tanya.

"Karena gue lagi ada di sini," jawab Ana.

"Hah? Maksudhnya?"

"Kenapa lo hubungin gue?" Ana menjawab pertanyaan Bayu dengan pertanyaan pula.

"Ana, gimana kalau kita makan siang bareng? Daripada kamu makan sendirian nggak ada teman kelihatan banget jomblonya," cercah Bayu.

"Makan siang?" tanya Ana dan saat itu juga Saka meliriknya.

"Aku jemput, ya," Bayu menyahut.

Sebelum Ana memberi jawaban ponselnya ditarik paksa oleh Saka. Sekilas Saka membaca nama pemanggil sebelum menempatkan ponsel tersebut di telinganya.

"Aku jemput kamu ke kantor ya, Na," ulang Bayu.

"Nggak ada acara jemput-menjemput!" tutup Saka.

Tanpa rasa bersalah Saka mematikan sambungan telepon tersebut. Ia serahkan kembali benda persegi itu pada Ana tanpa rasa bersalah.

"Anda, maksud saya, kamu makan siang dengan saya," ujar Saka datar.

Bibir Ana berkedut-kedut nyeri. Ia tidak tahu harus menjawab seperti apa.

"Kamu mau makan  di mana?" tawar Saka, nadanya terdengar kaku.

Ana diam dengan otak yang coba memproses semua tindakan Saka.

"Ana," panggil Saka sebab ia tidak mendapat respons.

Tolong jangan panggil Ana dengan nada halus begitu. Lemah hati Ana jadinya.

"Di mana aja boleh," jawab Ana. Baiklah, dia pasrah pada keadaan.

"Kamu yang traktir?" tawar Saka. Dia bermaksud bercanda, namun wajahnya yang terlampau serius membuat kesan bercandanya kurang nampol.

Ana tampak berpikir sejenak. Apa tidak salah dia yang traktir? Siapa bos dan siapa karyawan di sini?

"Boleh," Ana mengangguk ragu.

Saka tertawa ringan, membuat Ana terpaku dengan debaran.

Dimana yang lucu? Katakan di mana letak kelucuannya agar Ana juga ikut tertawa.

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now