36 - Mantan Tapi Menikah

176K 16.8K 1.5K
                                    

"Pantas aja waktu buka lowongan untuk posisi sekretaris Pak Saka yang dipanggil wawancara cuma Ana. Padahal waktu itu ada beberapa kandidat yang lolos tes untuk maju ketahap wawancara," cerita salah seorang karyawan.

"Terus yang lakukan interview Pak Saka langsung setahu gue, nggak kayak prosedur biasa yang dilakukan perusahaan kita. Biasanya tim HRD yang lakukan segala prosedur penerimaan karyawan baru," lanjut karyawan itu.

"Lah, iya. Kenapa kita baru sadar ada yang janggal dalam proses penerimaan Ana," sambar yang lainnya.

Maria yang melintasi divisi keuangan menghentikan langkah. Ia menguping sedikit pembicaraan karyawan Saka.

Lucu memang, mereka karyawan bagian keuangan tapi mengetahui seluk beluk yang terjadi pada tim HRD. Gosip memang sehebat itu. Dan ternyata seperti itu awal Ana masuk ke perusahaan ini.

"Ya ampun, gue telat." Ana baru saja sampai di lantai 7. Ia berlari terburu-buru menuju meja kerjanya.

Ana mendadak terpaku mendapati Maria. Keduanya saling tatap untuk sesaat. Ana sendiri tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Gue kira lo nggak bakal balik lagi," Maria membuka pembicaraan.

"Rencananya gue mau nggak balik. Sayangnya gue nggak punya backup pekerjaan. Kalau lo ada info lowongan boleh kasih tahu ke gue supaya gue cepat pergi dari sini," Ana mengakhiri kalimat dengan senyuman.

Maria mengangguk. "Ya."

"Gue duluan."

Ana siap melangkah dengan mantap, namun suara Maria lebih dulu membuat gerakannya melemah bahkan terhenti.

"Gimana rasanya satu hari bareng Saka?"

Ana kembali menoleh pada Maria. Perasaan Ana meremang tidak menentu.

Apa Maria tahu soal Saka yang datang menghampirinya?

"Kita ini sama-sama perempuan, Ana. Kenapa lo tega bangat sama gue?" tanya Maria tenang.

Ana menghela napas kasar, matanya melihat ke arah tidak menentu. Entah kenapa tangan Ana mendadak dingin. Dia merasa seperti seorang selingkuhan yang tertangkap basah.

"Lo udah dua kali ngelakuin ini," tambah Maria.

Suara bisik-bisik dari ruang divisi keuangan mulai terdengar. Dinding kaca membuat karyawan divisi keuangan leluasa melihat dan mencuri dengar drama antara Ana dan Maria.

"Malam ini orangtua Saka secara resmi akan ketemu sama orangtua gue. Jangan rusak semuanya," ujar Maria, masih dengan sikap tenangnya.

"Berhenti melemparkan diri lo pada Saka," suara Maria setengah berbisik. Mencegah agar tidak ada yang mendengar hal ini.

Well, ini aib.

"Apa maksud lo melemparkan diri?!" sentak Ana tidak suka.

Mata Ana menajam. Debar jantungnya berdetak keras. Ada amarah yang ingin meledak dalam dirinya.

"Biar gue koreksi. Saka yang datang ke gue, bukan gue yang melemparkan diri ke dia," ujar Ana penuh penekanan.

Kini Maria yang seolah merasakan tamparan keras dari kalimat Ana. Perempuan itu seperti kehilangan kata-kata.

"Jangan tempatkan posisi gue sebagai orang jahat. Atau lo ingin gue benar-benar berubah menjadi seseorang yang jahat?" tanya Ana.

Maria terdiam.

Ana mengalihkan pandangan dari mata Maria. "Gue udah selesai dengan Saka. Benar-benar selesai."

Sejujurnya Ana tidak menginginkan kata selesai ada dalam hubungannya dan Saka.

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now