55 - Mantan Tapi Menikah + GIVEAWAY

82.9K 5K 552
                                    

Harus Ana dan Saka akui setelah menikah semua memang terasa lebih indah.

Akan tetapi kehidupan pernikahan bukan akhir dari segalanya, bukan ini akhir dari pencarian kebahagiaan. Pernikahan adalah awal dari lembar babak kehidupan baru. Ada banyak yang mungkin saja bisa terjadi di depan sana.

Pada bulan-bulan awal Ana dan Saka menikah, semua terasa begitu indah dan sempurna.

Tiga bulan setelah menikah. Masalah kecil mulai datang dari Ibu Saka. Beliau menginginkan Ana fokus pada rumah tangga. Beruntung Saka dapat memberi pengertian pada Leni.

Ana kembali kuliah dan lulus S2 semua cukup baik-baik saja. Dan tiba pada saat ini di tahun kedua pernikahan mereka sikap baik dan buruk keduanya mulai terlihat. Satu tahun dimabuk cinta, bagaimana jika rasa mabuk itu mulai memudar?

"Saka! Ya Tuhan! Itu handuk kalau habis dipakai taruh ke tempatnya," Ana mengomel. Saka sangat susah untuk diingatkan.

Ah, pagi yang sungguh melelahkan. Ana harus memasak, menyiapkan sarapan dan memastikan Saka berangkat ke kantor dengan keren. Entah kenapa akhir-akhir sikap Saka sangat merepotkan Ana.

"Diana Aqilah, S. Mb, M.M Lulusan Manajemen dengan Masa Kuliah Empat Tahun dan S2 Masa Kuliah Dua Tahun, dasi aku yang warna hitam garis biru di mana?" teriak Saka dari dalam kamar.

Ana yang berniat pergi ke dapur kembali masuk ke dalam kamar. Dia tatap laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu dengan jengah.

"Tadi aku taruh di atas tempat tidur." Saka membongkar tempat tidur mereka yang beberapa menit yang lalu Ana bersihkan.

Belakang leher Ana terasa menegang karena kesal. Tempat tidur itu Ana bersihkan dan rapikan dengan sepenuh hati, dan Saka dengan tidak tahu terima kasih mengacak-acaknya sesuka hati.

Saka melempar bantal ke ujung ranjang.

"Tadi aku taruh dasinya di sini," ujarnya sambil terus mencari.

"Saka," panggil Ana sebal.

"Dasinya pergi ke mana? Aku ada meeting dengan dewan direksi jam 9," omel Saka. Dia tarik seprai tempat tidur untuk menemukam dasinya.

Ana menatap nanar tempat tidur mereka yang sudah seperti kapal pecal.

Hasil kerja kerasku, batin Ana.

"Ana, kenapa kamu diam? Bantu--"

"Kenapa tempat tidurnya kamu acak-acak?!" pekik Ana sebal.

"Aku cari dasi," bela Saka.

"Kamu tahukan aku capek rapikan itu? Aku juga harus berangkat kerja. Kamu kira, kamu aja yang sibuk?!" Ana emosi. Sejak lulus S2 ia memang kembali bekerja dengan Saka sebagai sekretaris.

"Nantikan bisa dibereskan lagi," debat Saka.

"Kamu yang bereskan," Ana mengeram kesal.

"Kenapa aku? Aku salah apa? Aku cuma cari dasi yang hilang."

Ana tertawa mengejek bercampur dengan rasa kesal.

"Makanya kalau cari barang itu pakai mata, jangan pakai otot. Itu dasi kamu!" tunjuk Ana pada benda yang menggantung di leher Saka.

Saka menunduk. "Oh iya, ini," ujar Saka tanpa rasa bersalah. Kemudian dia dengan santai keluar kamar sambari memasang dasinya.

Jangan harapkan adegan romantis acara pasang-memasang dasi. Karena itu tidak ada dalam agenda pagi Ana dan Saka yang sibuk.

"Saka, beresin tempat tidurnya!" teriak Ana dalam kamar.

Saka memunculkan kepalanya dari balik pintu. Kemudian laki-laki itu menunjukan cengiran polos yang sangat menyebalkan di mata Ana.

"Sekretaris Diana, tolong ya tempat tidurnya dirapikan," perintah Saka seperti seorang bos di kantor.

Otak Ana semakin mendidih pagi ini. Kenapa Saka sangat menyebalkan? Sudahlah tidak romantis, bikin Ana repot lagi!

Masalah kehidupan rumah tangga Ana dan Saka tidak hanya sebatas mengetahui sifat buruk masing-masing. Pahit berumah tangga harus Ana cecapi, dia memiliki mertua yang kurang suka padanya.

"Mama kurang suka kamu bekerja. Nanti kalau sudah punya anak berhenti saja," ujar Ibu Saka sambil menikmati soto ayam yang Ana bawa sebagai buah tangan.

Siang ini Ana dan Saka berkunjung ke rumah orangtua Saka. Keduanya menghabiskan waktu makan siang di sana. Ayah Saka menyambut dengan senyuman indah, Leni menyambut dengan wajah kecut.

"Kamu dengar Mama?" tanya Ibu Saka sekali lagi.

Ana memaksakan bibirnya untuk menekuk ke atas. "Iya, Ma."

"Ma, Ana jangan terlalu ditekan begitu. Senyaman Ana saja mau bagaimana," sela Saka halus.

"Mama cuma mengingatkan," bela Ibu Saka.

Tbc

Versi wp nya cuma segini 😁
Mau tau kelanjutannya??? Jangan lupa nabung untuk beli novel MTM

Ssssst ADA GIVEAWAY. IYA, GIVEAWAY!
Jangan sampai ketinggalan 😌

Siapa yg mau novel MTM secara cuma-cuma absen dulu 👉

Follow ig aku dan blackswan untuk info novel MTM lebih lanjut 😉😉

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.


Follow ig aku dan blackswan untuk info novel MTM lebih lanjut 😉😉

Aku kasih bocoran PO selesai lebaran nanti 😌 uang THR jangan sampai habis 😚😚😚

Spam next di sini 👉

Mantan tapi MenikahOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz