48 - Mantan Tapi Menikah

161K 15.3K 3.5K
                                    

"Ta, gue titip Ana. Gue balik ke Singapura hari ini juga," ungkap Bayu.

Bayu memilih untuk menghindari Ana sementara waktu. Setidaknya dua hari ke depan sebelum Ana kembali ke Singapura, itupun kalau Ana ingin kembali.

"Gue tahu ini nggak mudah untuk lo, Bay. Tapi apapun itu lo harus bangkit dari patah hati. Lo harus temukan jalan untuk bahagia. Jadikan ini proses pendewasaan dengan air mata, tapi karena ini juga lo akan semakin paham arti hidup. Lo akan semakin cepat berdamai dan bisa mengikhlaskan." Tata berusaha membesarkan hati Bayu.

Senyuman Bayu merekah setengah. "Iya, Ta. Gue akan coba. Walau itu sulit."

Matanya mengedar liar menjelajahi sekitar kafe milik Julia, mantannya.

Dan tanpa sengaja mata Bayu dan Julia bertemu, perempuan itu tersenyum mengejek pada Bayu. Sial, Julia sudah dua kali mengejek Bayu hari ini.

Bayu membaca gerakan bibir Julia yang mengatakan kata, "kasihan."

Harga diri Bayu kini benar-benar tidak ada lagi di hadapan mantannya.

"Gue pesankan tiket pesawat."

Suara Tata menarik perhatian Bayu dari Julia yang masih menatap sebelum Julia berjalan meninggalkan pintu yang menghubungkan taman belakang dan ruang kafe.

"Lihat siapa, Bay? Lo dengar gue nggak, sih?" dumel Tata sambil mengotak-atik ponselnya membuka aplikasi yang dapat digunakan untuk memesan tiket pesawat.

"Iya dengar," sahut Bayu pelan. "Ta, kenapa semua mantan gue bisanya bikin kesal?"

Kening Tata berkerut bingung, "maksudnya?"

"Nggak Ana. Nggak Julia. Semua bikin gue kesal!" Bayu bergumam malas.

"Ya salah lo! Kenapa mau punya mantan kayak mereka." Tata mengangkat bahunya acuh.

Tata yang tidak punya mantan mana paham.

-o0o-


Waktu Ana hanya tinggal dua hari lagi di Jakarta sebelum ia kembali ke Singapura. Ana masih punya kontrak kerja enam bulan di sana dan selama dua hari ini Ana akan mencoba untuk mendekati Ibu Saka, semampunya.

Menurut info dari Saka hari ini ibunya pergi ke salah satu klinik kecantikan untuk perawatan. Dengan modal nekat Ana menyusul sendirian, tanpa Saka. Sebab Ana tidak ingin Saka terbebani, ini masalah Ana sendiri.

"Semua organ tubuh gue gemetar," bisik Ana pada dirinya sendiri.

Matanya tidak lepas dari Ibu Saka yang tengah duduk pada salah satu sofa berwarna putih gading yang ada di lobi klinik dengan fokus yang tertuju pada ponsel.

"Semoga gue nggak dihina bau busuk lagi." Dengan ragu Ana berjalan untuk menghampiri.

"Tante Leni!" Ana berseru dengan suara yang sengaja dibuat riang. "Kebetulan sekali kita ketemu di sini."

Wajah Ibu Saka memperlihatkan ketidaksukaan. Beliau menunjukkan ekspresi seperti orang yang risih.

"Tante mau perawatan?" Ana mengambil tempat di sofa panjang yang sama dengan Ibu Saka.

Beliau tak peduli, bahkan gelagat Ibu Saka layaknya orang yang tidak mengenal dengan Ana.

"Ana baru pertama kemari, Tan. Paket perawatan di sini yang paling bagus apa? Akhir-akhir ini kulit aku kering," cerita Ana.

Senyuman lebar Ana tidak dapat balasan hingga membuat Ana mati gaya. Beruntung tidak ada orang lain di sekitar lobi kecuali resepsionis yang tampak sibuk dengan komputer.

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang