21 - Mantan tapi Menikah

195K 17.7K 2.6K
                                    

Capek-capek move on dari mantan
Eh, ujung-ujungnya nikah.
_____

"Ssssa-sa--" Tata berujar gagap.

"Saka!"

"Iya betul! Saka!" Betapa terkejut Tata melihat Saka duduk di sofa milik Ana. Ditambah lagi buah tangan super banyak yang dibawa laki-laki itu.

"Kenapa lo ada di sini?" Tata buru-buru meletakkan semangkuk bubur buatannya di atas meja. Kemudian dia duduk di sisi Ana.

"Saya sedang menjenguk karyawan saya," jawab Saka datar.

"Saya?" ulang Tata. "Gue jadi ngerasa kayak karyawan Saka," bisiknya pada Ana.

"Jangan banyak omong," desis Ana pelan agar Tata tidak bicara yang aneh-aneh.

Tata mengangguk sekilas, kemudian dia melirik Saka yang duduk di sofa berukuran satu orang. Tata menampilkan senyuman canggung.

"Kita udah lama nggak ketemu," ungkap Tata basa-basi.

Saka berdehem, "ya."

"Ka, lo mau minum apa?" tanya Ana.

"Lo? An, lo gila pakai kata nggak sopan sama bos sendiri." Tata refleks memukul bahu Ana.

Ana meringis seraya mengusap bahunya yang baru saja dipukul Tata dengan ringan. "Di kantor dia memang bos gue. Tapi dia luar kantor dia mantan gue."

"Gila! Gue baru tahu ada hubungan karyawan dan bos yang aneh gini." Tata menatap keduanya dengan pandangan tidak yakin.

"Jangan dengerin Tata. Jadi lo mau minum apa?" tanya Ana mengalihkan perhatian pada Saka.

"Apa saja," Saka menjawab dengan singkat.

"Kopi dengan satu sendok gula?" sahut Ana. Yang Saka balas dengan anggukan.

"Biar gue yang buatkan." Tata dengan cepat berdiri dari duduknya. "Lagi pula Ana kurang enak badan. Jadi biar gue aja yang buatkan."

"Ide bagus. Ingat, satu sendok gula," Ana mengingatkan.

"Dua sendok," sahut Tata tanpa rasa bersalah.  Dia berlalu menuju dapur tanpa mendengarkan instruksi Ana.

"Dasar," Ana berdesis kesal.

Suasana berubah canggung. Ana tidak tahu harus memulai pecakapan seperti apa. Sementara Saka sibuk menjelajahi ruang tamu apartemen Ana dengan pandangannya.

Tidak seperti apartemen Saka yang mewah. Ruang tamu hunian milik Ana hanya di lengkapi satu sofa panjang dan sofa ukuran satu orang, kemudian meja kecil sebagai pelengkap. Lalu ada satu set TV. Itu saja barang-barang besar dalam ruang tamu milik Ana. Sisanya hanya hiasan dinding yang cantik.

"Saya bertemu dengan Bayu di lift," Saka memecahkan keheningan.

"Apa? Oh, Bayu. Dia baru pindah di unit depan. Sekarang kami bertetangga," jawab Ana apa adanya. Berusaha untuk tetap santai.

"Pindah?" satu alis Saka terangkat. "Kalau begitu saya juga akan segera pindah kemari. Kita juga akan menjadi tetangga."

"Hah? Kenapa harus pindah?" Jelas saja Ana heran.

"Terserah saya! Saya tiba-tiba ingin pindah." Saka menatap tanpa ekspresi.

"Ke sini?" Ana menatap ragu.

"Ya."

"Dasar aneh," bisik Ana pelan. Sayangnya masih dapat ditangkap oleh indra dengar Saka.

"Siapa yang aneh?"

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang