16 - Mantan tapi Menikah

191K 17.1K 599
                                    

Ana menatap patulan dirinya pada cermin yang ada di kamarnya. Memastikan bahwa penampilannya tidak ada yang salah. Celana jeans lebar dengan kaos rajut berwarna kuning ia anggap tidak berlebihan untuk bertemu Saka malam ini.

"Ya, penampilan gue biasa aja buat ketemu mantan. Lagi pula buat apa tampil luar biasa?" Ana memoles lipstik di bibirnya.

"Biasa ajalah. Ini cuma Saka."

Kali ini Ana menebalkan bedaknya. Kemudian dia memastikan bahwa maskara, alis dan bagian matanya telah sempurna. Baiklah, Ana akui dia sedikit berdandan untuk bertemu Saka. Perlu ditekankan sekali lagi, sedikit.

"Gue nggak tahu kenapa bisa jadi cantik begini? Harusnya biasa aja. Ingat ini cuma Saka. Saka! Si bos properti," berulang kali Ana menggumamkan kalimat ini.

Setelah memastikan bahwa penampilannya sudah cukup pantas barulah Ana meninggalkan unit apartement sederhana yang ia tinggali. Dengan menggunakan taksi online yang membawanya ke salah satu kafe tempat janjian dengan Saka.

Satu jam sebelum waktu yang disepakati dengan Saka, Ana telah tiba lebih dulu. Mungkin Ana yang terlalu kerajinan karena datang lebih awal.

"Kenapa gue jadi gugup gini?" decak Ana pelan.

Malam ini suasana kafe begitu ramai. Banyak kursi yang diisi oleh muda-mudi yang sedang asik nongkrong. Atau orang-orang yang sekedar duduk menikmati hidangan.

"Pesan apa, Mbak?" tanya seorang pramusaji.

Ana tersenyum. "Nanti saja. Saya masih nunggu teman."

Pramusaji itu tersenyum sopan sebelum pamit undur diri. Ana kembali menikmati suasana kafe. Lagu-lagu cinta yang terputar dari speaker kafe menemani kesendirian Ana selama menantikan Saka.

Setengah jam kemudian pramusaji kembali menghampiri meja Ana. "Sudah mau pesan, Mbak?"

"Nanti saja."

Setelah itu si pramusaji pergi. Satu jam kemudian pramusaji itu kembali mendatangi meja Ana. Dan kembali Ana jawab dengan nanti saja.

Saka terlambat datang dari waktu yang seharusnya. Ana melirik jam yang tertera di ponselnya. Sudah hampir pukul sembilan. Berulang kali Ana melihat ke arah pintu masuk, berharap sosok Saka tiba-tiba muncul di sana.

"Sudah mau pesan, Mbak?"

Pramusaji yang satu ini benar-benar menguji kesabaran Ana. "Nanti saja."

Dan sekarang jam sudah hampir pukul sepuluh malam. Sialan, Saka belum juga menunjukkan batang hidung. Sejujurnya bisa saja Ana menghubungi laki-laki itu jika tidak mengingat harga dirinya. Namun Ana lebih memilih untuk menunggu dengan bodohnya di sini.

"Aktris Maria ulang tahun malam ini."

Ana menajamkan telinga mendengarkan cerita dua pramusaji yang berdiri tidak jauh darinya.

"Gue udah tahu. Kan tranding di twitter," sahut pramusaji dengan potongan rambut pendek.

"Ini nih pengusaha yang katanya pacaran sama Maria." Pramusaji dengan kulit kuning langsat menunjukkan ponselnya pada si kawan.

"Ah, belum pacaran kok. Mereka baru pendekatan."

"Ganteng banget. Kira-kira kado si pengusaha buat Maria apa, ya?"

"Yang pasti mahal."

Ana membuang napas dengan kasar. Pantas saja Saka tidak datang.

"Dia ngerjain gue!" decak Ana kesal seraya berjalan meninggalkan kafe tersebut dengan perasaan tidak menentu. Sakit hati dan sedih di saat bersamaan.

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now