8 - Mantan Tapi Menikah

210K 21.1K 2.8K
                                    

Capek-capek move on dari mantan
Eh, ujung-ujungnya nikah.
_____________________

"Ana, apa benar tadi Maria datang ke kantor?"

"Gosip kalau Maria lagi dekat sama pengusaha muda itu ternyata adalah bos kita?"

"Jadi benar bos PDKT sama artis?"

Sejak tadi Ana terus ditanyai oleh karyawan kantor mengenai gosip hangat tentang si mantan. Ke manapun Ana pergi selalu ada orang yang sengaja menghampiri untuk meminta klarifikasi dari Ana, mulai dari kepala divisi hingga cleaning servis. Membuat Ana gerah hati, yang lagi PDKT si mantan kenapa harus Ana yang repot?

"Gue tadi liat Maria lewat dari lobi," cerita Intan semangat.

Mata Ana menatap malas makan siangnya. Hari ini Ana menghabiskan jam makan siang bersama lima teman kantornya, tambah Ana menjadi enam. Sejak kumpul bersama mereka tidak henti membahas mengenai si bos dan sang PDKT.

"Mereka benar pacaran, Ana?"

Pertanyaan yang sama untuk ke dua puluh kali yang Ana terima hari ini. Ana tidak menanggapi, dia lahap saja nasi Padang miliknya dengan setengah minat.

"Tapi, menurut gue mereka cocok, sih," yang lain menyambar. Membuka kembali cerita mengenai si bos.

"Siapa coba yang nggak tertarik sama cewek blasteran kayak Maria. Kulit bersih, hidung seperti prosotan, mata indah, tinggi semampai, rambut warna kecoklatan. Gue sebagai perempuan benar-benar iri sama dia," sambung yang lain.

Apa bagusnya wajah bule Maria? Menurut Ana masih lebih cantik dirinya dengan wajah oriental khas Asia. Cantik Ana tidak mengada-ada dan dibuat-buat dengan make up, menurut Ana.

"Ah, nggak nyangka bos yang selama ini tertutup soal hubungan pribadi akhirnya go public. Mana seleranya nggak main-main lagi, sekelas Maria Dominique. Eh, Maria bawa tas Gucci, cuy. Sepatunya juga keluaran Gucci waktu tadi pagi gue lihat dia di lobi," Intan tidak kalah semangat.

Apa bagusnya barang-barang mahal itu? Lebih baik pakai produk lokal, lebih cinta Indonesia. Ana melirik tas merek lokal yang ia kenakan hari ini, tas itu Ana beli diharga delapan ratus ribu. Memang tidak sebanding dengan tas milik Maria, tapi Ana bangga memakainya.

Hidup di ibu kota membuat Ana harus pandai-pandai mengatur keuangan. Membayar cicilan, mengirim uang ke kampung dan untuk makan sehari-hari. Membeli barang mahal Ana harus berpikir ribuan kali. Atau jika sungguh ingin Ana harus menabung beberapa bulan terlebih dahulu. Begitulah Ana menjalani kehidupan setelah bekerja.

"Gue kira drama perkantoran kayak di drama Korea bakal ada dikehidupan nyata, si bos jatuh cinta sama karyawannya sendiri," Intan menyesap jus jeruknya.

"Kebanyakan halu lo!" sahut yang lain.

Jika mengingat status sosial, Ana tentu jauh berbeda dengan Saka. Dulu saat jaman pacaran hal itu sering kali menjadi bahan olok-olokan orang. Saka itu anak dari orang yang cukup berada, sementara Ana hanya seorang perantau. Dan hebatnya kini Saka mendapatkan Maria yang status sosialnya setara.

Saka dan Maria, ya, terdengar hebat.

Yang harus Ana lakukan saat ini adalah mencari pasangan yang hebat juga. Agar angan-angannya menjadi ibu negara dapat segera terkabul. Dan dia tidak kalah saing dari si mantan.

-o0o-

"Ana, Pak Saka ada di ruangan?"

Mata Ana yang semula menatap layar komputer beralih, ia melihat laki-laki yang berdiri di depan mejanya dengan malas. "Pak Saka belum balik sejak jam makan siang. Dia ada urusan pribadi PDKT sama cewek. Dasar nggak profesional."

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now