18 - Mantan tapi Menikah

191K 17.9K 1.8K
                                    

Capek-capek move on dari mantan
Eh, ujung-ujungnya nikah.
___


"Kalau lo nggak benci sama gue, sikap lo selama ini artinya apa? Kenapa lo suka banget nyiksa gue? Itu apa artinya kalau bukan dendam mantan?"

Saka kembali mengabaikan semua pertanyaan Ana. Perempuan yang satu itu terus saja mengoceh sejak tadi. Saka diam dan memakan menu makan siangnya dengan elegan.

"Saka, jawab gue dong!" desak Ana.

"Lo jawab pertanyaan gue atau gue bakal batal traktir lo hari ini," Ana mengancam.

"Saya punya cukup uang untuk membayar makanan saya sendiri, bahkan makanan milik Anda."

Sial, Ana salah bicara lagi.

"Baik, Pak. Maaf kalau begitu," jawab Ana formal.

Ana melirik Saka dengan sengit. Dia masih belum puas dengan respons dari sang mantan.

"Udah tahu belum kalau kepanjangan mantan itu, manis diingatan?" Ana kembali membangun komunikasi dengan Saka. Berharap mendapat respons positif.

"Kenangan saya pahit semua dengan mantan," jawab Saka tanpa beban.

"Gue pahit dong," Ana mencibir.  "Ka, gue--"

"Saya risih Anda panggil begitu!" potong Saka.

"Ka, aku--"

"Kita tidak sedang pacaran sehingga harus menggunakan kata aku-kamu," Saka mendebat.

Sungguh, Ana kehilangan kata-kata.

"Saka, gue serius. Benar-benar serius. Gue mohon sama lo lupakan semua yang terjadi di masa lalu. Gue nggak minta diperlakukan spesial atau apapun itu. Seenggaknya lo menghargai kehadiran gue sebagai rekan kerja, sedikit menjaga perasaan gue. Gue nggak minta lebih dari itu."

Saka diam, atau lebih tepatnya ia sengaja memberi ruang pada Ana.

"Gue tahu lo orang yang baik. Lo Saka yang pernah bikin gue berdebar-debar. Lo Saka yang bersikap keras dari luar namun tulus. Gue cuma mau kita membangun hubungan kerja dengan baik. Bagaimanapun gue menggantungkan hidup di perusahaan lo."

"Sikap saya memang seperti ini," Saka membuang pandangannya pada jalanan melalui dinding kaca kafe.

"Saka," Ana memelas.

"Jangan memakai nada seperti itu. Saya sudah berdamai dengan masa lalu sejak lama."

"Jadi?"

"Hanya saja rasa sakit itu kadang-kadang datang tanpa diminta."

Ana merasa luka Saka belum sembuh sepenuhnya. Dibalik wajah dingin Saka ada hati yang sebenarnya sangat hancur.

Ana ingin mengobati luka Saka, walau Ana tahu bahwa ia sendiri yang telah melukainya.

"Saka? Ana?" Bayu tiba-tiba muncul dengan senyuman bersahaja khasnya.

Aku sudah mulai lupa
Saat pertama rasakan lara
Oleh harapan yang pupus
Hingga hati cedera serius

Kemudian secara tiba-tiba lagu barisan para mantan terdengar dari speaker kafe. Mengalun indah, tapi terdengar memaki di telinga Ana.

Terima kasih kalian
Barisan para mantan
Dan semua yang pergi
Tanpa sempat aku miliki
Tak satupun yg aku sesali
Hanya membuatku semakin terlatih

Sial, lagu ini seolah mengejek Ana.

"Bayu?" Ana telan air liurnya dengan susah payah. Ia lirik Saka yang menampilkan wajah sedatar tembok.

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now