47 - Mantan Tapi Menikah

165K 16K 3.8K
                                    

Ketika kita begitu cocok.
____

Kemarin Ana masih berada di Singapura dan tinggal di salah satu unit apartemen sederhana yang ia sewa. Jika tidak kembali ke Jakarta, mungkin sore ini Ana akan menghabiskan waktu dengan pekerjaannya sekalipun hari weekend dan ditemani Bayu yang akan merecoki jika kebetulan laki-laki itu berkujung.

Biasanya seperti itu Ana melewati hari. Namun sabtu ini berbeda, Ana menginjakkan kaki di rumah Saka.

"Tolong bawa kopernya ke kamar, Mbak." Saka menyerahkan koper miliknya pada salah satu pekerja di rumah orangtuanya.

Kaki Ana mendadak lemas melihat Ibu Saka yang duduk di ruang tamu. Beliau asik dengan majalahnya dan belum menyadari kehadiran Ana.

Ah, Ana tidak berani menemui wanita yang berstatus sebagai Ibu Saka itu. Apa Saka tidak bisa ganti ibu saja?

"Saka, kaki aku lemas," bisik Ana cemas.

Saka tertawa ringan. "Mama nggak gigit kok. Seperti baru pertama kali bertemu saja."

Ana mati-matian menahan diri untuk tidak memaki Saka. Karena bukan pertama kali bertemu maka dari itu membuat Ana lemas begini. Apa Saka tidak sadar betapa julid ibunya?

"Ma," panggil Saka.

Ibunya tidak menoleh.

"Ma, Ana datang mau ketemu sama Mama," Saka berusaha untuk tetap tenang.

Ibu Saka membalik majalahnya dengan ekspresi wajah tidak peduli.

"Ana datang mau ketemu Mama. Lihat dong Ma," ulang Saka.

"Iya tahu! Tanpa menoleh Mama tahu dia datang. Tercium dari baunya saat masuk ke rumah ...." tanggap Ibu Saka dengan kalimat yang sengaja ia gantung.

"Bau busuk," tandas beliau.

Sudahlah, kalau begini Ana mau pulang saja. Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku, nyanyi batin Ana.

Saka meraih tangan kanan Ana yang tepat berada di sisinya. Saka genggam erat untuk memberi kekuatan pada Ana.

Ana menoleh, dan Saka mempersembahkan senyuman lembut.

"Duduk, Na," ajak Saka sembari menarik tangan Ana untuk duduk di sofa.

Begitu Ana mendaratkan bokong pada sofa, Ibu Saka beranjak bangun. Beliau berniat untuk pergi sebelum suara Saka mengudara.

"Ma, Ana datang ke sini mau ngobrol sama Mama," ungkap Saka.

"Tante," suara Ana terdengar ragu.

"Saka, lebih baik kamu sama perempuan yang pakaiannya sedikit terbuka itu daripada dia." Yang dimaksud Ibu Saka adalah Suci.

Ana menunduk dengan kedua tangan yang saling mengenggam.

"Ana datang baik-baik ke sini. Tolonglah Ma," desah Saka frustasi.

Ibu Saka menatap bringas. "Buat apa dia datang ke sini?"

"Tante, aku minta maaf," Ana terisak pelan. Sanking takutnya suara Ana terdengar gemetar.

Tidak ada balasan dari kata maaf yang Ana lontarkan. Lebih dari canggung suasana yang tercipta. Seharusnya Ana tidak pernah menginjakkan kaki di sini.

Sementara itu Saka mengusap bahu Ana lembut sebelum melangkah menuju ibunya.

"Mama selalu mengatakan ingin yang terbaik untuk aku. Sudah Ma, Mama sudah memberikan yang terbaik. Aku bahagia memiliki ibu yang hebat seperti Mama. Dan kalau aku bilang Ana adalah salah satu dari bagian kebahagiaanku, apa Mama mau menerima dia?"

Mantan tapi MenikahWhere stories live. Discover now