22 - Mantan tapi Menikah

189K 17.6K 1.7K
                                    

Capek-capek move on dari mantan
Eh, ujung-ujungnya nikah.
_____

Ana menghela napas sambil menyantap roti tawar dengan selai coklat yang kemarin Saka bawakan.

"Walaupun nggak ada yang ngigetin buat makan. Gue nekat tetap makan." Ana menggigit potongan pertama rotinya.

Hari kembali berganti bersama waktu yang terus berputar, ini hari kedua Ana tidak masuk kerja. Kondisi tubuh Ana sudah lebih baik dari kemarin. Hanya sedikit lemas saja dengan kepala berdenyut.

Saat Ana menggigit potongan kedua rotinya bel tiba-tiba berbunyi. Membuat Ana mengerang kesal, sarapan paginya terganggu.

"Saka?"

Mata Ana melebar dengan darah berdesir cepat. Di depan pintu apartemennya kini berdiri Saka dengan gaya yang selalu menawan seperti biasa.

Tapi, kemana penampilan formal Saka? Pagi ini Saka memakai kaos putih dengan celana potong pendek, bukan seperti orang yang akan berangkat bekerja. Saka selalu saja mengejutkan.

"Cari siapa?" tanya Ana.

"Sekretaris Diana."

"Maaf Anda salah alamat." Ana buru-buru berniat menutup pintu, namun Saka tahan dengan sigap.

"Baiklah, saya mencari Ana."

Gerakan Ana terhenti dengan jantung berdebar lembut. Sudah cukup lama nama kecilnya tidak disebut oleh Saka. Mata Ana menatap sayu pada dua bola mata Saka yang selalu sulit untuk dibaca.

"Ada perlu apa?" tanya Ana setelah berhasil menguasai keterkejutannya.

"Saya pusing memikirakan hal ini selama satu malam suntuk. Ini jelas tidak ada hubungannya sama sekali dengan saya, tapi sangat mengganggu," Saka berkata dengan wajah tanpa ekspresi.

Membuat Ana berpikir, apa Ana telah melakukan kesalahan? Saka terlihat emosi.

"Gue salah apa?" tanya Ana dengan nada hati-hati.

"Tolong jangan terlalu dekat dengan tetangga baru Anda. Saya tidak nyaman karena itu benar-benar menganggu pikiran saya," tandas Saka.

Ana tertawa nyaring mendengarnya. Lucu sekali. Dan terdengar terlalu mengada-ngada. Kepala Ana yang berangsur pulih kembali berdenyut karena tingkah Saka.

"Apa urusannya sama lo? Dia tetangga gue. Hidup di depan unit apartemen gue. Jadi dimana letak ketidak nyamanannya? Bisa lo jelaskan?" Ana melipat tangan di atas perut.

Saka hanya memberikan tatap tajam sebagai jawaban.

"Gue jadi pengen ngakak sampai Jerman." Ia coba melawak. Sayangnya tatapan Saka sama sekali tidak melembut.

Ana tidak dapat menebak jalan pikiran laki-laki yang pernah berbagi kebahagiaan dengannya ini. Semua terasa abu-abu.

"Tolong berhenti menganggu pikiran saya!" lugas Saka. Membuat Ana semakin tidak paham.

"Gue nggak ngelakuin apa-apa. Sejak kemarin gue cuma tidur di rumah selama cuti. Jadi dimana letak kesalahan gue?" Ana berdecak tak percaya.

"Apa ini karena lo kasih cuti ke gue dua hari? Apa ngasih gue libur selama dua hari sebegitu mengganggu pikiran lo?" lanjut Ana bertanya.

Saka membasahi bibirnya yang terasa kering. Dia juga tidak paham mengapa bisa seuring-uringan ini hanya karena Ana dan Bayu bertetangga. Memikirkannya saja membuat kepala Saka seakan meledek.

Ada sesuatu yang Saka takutkan. Ini tentang hubungan masa lalu mereka yang begitu rumit dan menyakitkan.

"Anda dan Bayu! Kalian berdua benar-benar pengacau dalam hidup saya," nada suara Saka terdengar membentak.

Mantan tapi MenikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang