❝Special Chapter - Tahun yang Penuh Kenangan❞

2.3K 405 322
                                    

Hari ini adalah hari terakhir di tahun ini.

Itulah hal yang ada di pikiran (Y/n) saat ia bangun tidur tadi pagi. Ia sudah tidak sabar untuk menantikan malam tahun baru ini. Tetapi, ia tetap harus menunggu hingga malam tiba.

(Y/n) menguap lebar dengan tangan yang menutupinya. Matanya pun menjadi berair. Sambil menutup buku jurnalnya, (Y/n) menatap pada sekelilingnya. Ia lupa jika selama ini ia belum membersihkan rumahnya lagi.

Seraya menunggu malam hari tiba dalam waktu beberapa jam lagi, (Y/n) pun memutuskan untuk membersihkan rumahnya dari debu dan kotoran yang menempel. Selama ini, (Y/n) hanya sering menyapu halaman depan rumahnya dan seketika ia melupakan bagian dalam rumahnya.

Ia mengambil kemoceng dan sapu untuk membersihkan rumahnya hingga ke setiap sudutnya. Hingga ketika seekor serangga yang paling dibencinya tiba-tiba menampakan dirinya di depan wajahnya.

Kecoa.

(Y/n) dengan refleks memukulnya dengan sapu di tangannya. Berharap agar serangga paling menjijikkan namun memiliki sembilan molekul antibiotik di otaknya itu bisa segera mati dan pergi menuju alam baka. Itu tujuannya. Namun, terkadang sebuah tujuan tidak bisa tercapai dengan mulus.

Karena kecoa itu tiba-tiba terbang dan mendekat ke arah (Y/n).

(Y/n) sontak menjerit ketika melihat serangga itu terbang dengan santuynya mendekat pada dirinya. Ia berusaha memukul kecoa itu dengan kemoceng di tangannya. Namun, bukannya menjauh seperti yang diharapkannya, justru kecoa itu terbang semakin dekat.

Rasa putus asa sudah menyelimuti (Y/n). Keinginan untuk membersihkan rumahnya seketika menghilang. Namun, ketika di saat ia sudah pasrah dengan kecoa santuy itu, tiba-tiba saja tubuh kecoa itu jatuh ke atas lantai kayu rumah (Y/n) sebelum tubuh kecoa itu terbagi menjadi dua.

(Y/n) hanya bisa menatap dengan tatapan berterima kasih pada sosok anak lelaki yang selalu menatap datar itu. Tokito Muichirou.

"Terima kasih, Mui-chan! Kau menyelamatkan hidupku!" (Y/n) berseru terlalu bersemangat.

"Kau takut pada kecoa tetapi tidak takut pada Iblis? Sungguh aneh," komentarnya datar.

"M-Masalahnya kecoa itu terbang, Mui-chan! Apa kau tidak merasa takut dan jijik ketika serangga berkaki enam itu terbang ke arahmu?" (Y/n) frustasi. Ya, ia selalu merasa seperti itu ketika melihat kecoa terbang. Tetapi, meskipun tidak terbang, ia tetap saja merasa demikian.

Muichirou hanya menghela napas mendengar perkataan gadis di hadapannya itu. Tanpa berpikir dua kali, ia segera mengangkat mayat kecoa yang terbelah dua karena nichirin-nya itu lalu melemparnya ke luar rumah (Y/n). Melihat apa yang Muichirou lakukan, (Y/n) hanya bisa bergidik ngeri. Menatapnya saja ia merasa takut dan jijik apalagi jika memegangnya? Tidak terbayangkan.

Setelah mayat kecoa santuy nan meresahkan itu dibuang oleh Muichirou, (Y/n) melanjutkan membersihkan rumahnya lagi. Kini setiap ia membersihkan sudut rumahnya, (Y/n) akan memperhatikannya terlebih dahulu. Memastikan jika tak ada serangga apapun yang akan muncul.

Muichirou memperhatikan gerak-gerik (Y/n) yang menurutnya menarik itu. Tidak disadarinya, sebuah senyum tipis dibentuk oleh bibirnya. Namun, ia segera mengubahnya kembali normal ketika tiba-tiba gadis itu berbalik dan menatapnya.

"Oh ya, untuk apa kau mengunjungiku, Mui-chan? Tumben sekali," ujar (Y/n) menyadari Muichirou yang tiba-tiba ada di rumahnya dan menyelamatkannya dari kecoa terbang santuy itu.

"Aku ingin membuat ini denganmu."

Dari balik haori yang dikenakannya, Muichirou mengeluarkan lembaran-lembaran kertas berwarna-warni. Melihat apa yang Muichirou tunjukan padanya, (Y/n) langsung mengerti.

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang