Chapter 52 - For the Last Time

1.6K 316 111
                                    

"Oyakata-sama akan meninggal hari itu."

Hanya sebuah kalimat. Hanya sebuah kalimat saja namun bisa menghentikan detak jantung mereka secara tiba-tiba. Mereka sontak menatap pada satu-satunya orang yang berani mengatakan hal yang tidak terbayangkan seperti itu.

"Kau... serius?" Mitsuri mengeluarkan suaranya yang tercekat di kerongkongannya.

"Aku serius," ucapnya singkat, padat, dan jelas. Namun memberikan rasa sakit di ucapannya.

Keheningan tiba-tiba tercipta di antara mereka. Sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing. Jika memang perkataan (Y/n) itu benar dan akan terjadi, apa yang harus mereka lakukan untuk mencegahnya? Apakah ada cara untuk mencegahnya? Pertanyaan-pertanyaan itu muncul di dalam benak mereka. Masing-masing mempertanyakan dan memikirkan hal yang serupa.

"Tetapi, tenang saja. Kita tidak akan pernah melihat kejadian itu."

Ucapan dari Kazuo membuat secercah harapan untuk para Hashira, kecuali (Y/n). Mereka diam mendengarkan apa yang akan Kazuo katakan. Lalu, mereka semua mengangguk paham saat lelaki itu selesai berbicara.

"Jangan lupa, Kibutsuji Muzan hanya bisa mati oleh sinar matahari," ucap Kazuo lagi. Ia menambah pesan yang sangat penting untuk rencana mereka nanti.

"Baiklah, karena aku dan Kazuo sudah mengatakan apa yang ingin kami katakan, kita bisa mengakhiri pembicaraan kita kali ini," ujar (Y/n) sambil tersenyum.

"Ano...(Y/n)-chan."

(Y/n) menolehkan kepalanya lalu menatap Mitsuri yang terlihat ragu di hadapannya. Kedua jemarinya saling bertautan. Raut wajahnya terlihat ragu dan gelisah. Tatapan matanya sulit diartikan oleh (Y/n).

"Ya, Mitsuri-san?" sahut (Y/n) ramah.

Mitsuri diam sejenak. Ia mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan satu pertanyaan yang ia pendam sejak pertemuan ini diadakan.

"Apakah...kalian akan pergi nanti?"

Detik selanjutnya, sontak mereka semua menatap pada (Y/n). Meminta kepastian akan jawaban dari pertanyaan Mitsuri itu.

(Y/n) membeku. Ia tidak pernah memikirkannya sama sekali jika salah satu di antara orang yang ia sayangi akan menanyakan hal itu. Hal yang paling ingin ia hindari jika ia mampu. Namun, nasi telah menjadi bubur. Semuanya telah terlanjur terjadi dan (Y/n) pun harus segera menjawabnya sebelum membuat mereka semakin curiga akan jawabannya nanti.

"Tentu saja tidak! Aku dan Kazuo pasti akan tinggal di sini. Bersama-sama dengan kalian." Ia tersenyum. Namun, jika diperhatikan, senyuman itu terlihat berbeda. Senyuman yang tidak sampai ke mata. Senyuman yang terlihat sedikit dipaksakan.

"Kau tidak berbohong, 'kan?" Kini Shinobu yang ingin memastikan jawaban yang keluar dari bibir gadis itu.

(Y/n) menggeleng kuat. "Tidak. Apakah aku pernah berbohong pada kalian?" Lagi-lagi ia tersenyum. Ah, merupakan senyuman yang pandai menyembunyikan kebohongan.

Helaan napas lega dihembuskan oleh Shinobu dan Mitsuri sebelum mereka berdua ikut membalas senyuman (Y/n).

Ya, (Y/n) memutuskan untuk menggumamkan dustanya.

***

Sudah beberapa saat lamanya keheningan tercipta di ruangan itu. Seorang gadis dan lelaki itu hanya duduk dan saling terdiam. Sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Entah apa yang sedang mereka pikirkan saat ini.

Hingga suara lelaki itu terlebih dahulu memecahkan keheningan dalam sekejap. "Mengapa kau berbohong pada mereka, (Y/n)?"

Pertanyaan yang telah (Y/n) tunggu sejak tadi. Ia sudah sangat yakin jika Kazuo akan menanyakannya. Menanyakan perihal kebohongan yang gadis itu katakan tadi sore.

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaWhere stories live. Discover now