Chapter 50 - Unhidden Anymore

1.7K 337 241
                                    

Nichirin baru milik (Y/n) telah tiba pagi itu. Haganezuka Hotaru, si pembuat nichirin milik (Y/n) tersebut sudah mengantarkan nichirin yang baru untuknya. Tentu saja, ia pun senang karenanya.

Warna nichirin (Y/n) tetap berwarna pelangi dan langsung memasuki tahap kedua. Melihat nichirin-nya yang berubah menjadi pelangi, seketika (Y/n) teringat dengan ramalan bernama "Nijiro no Nichirin" itu. Ramalan yang mengatakan akan ada seseorang dengan nichirin berwarna pelangi yang bisa menyelamatkan dunia ini. Juga, Kagaya percaya jika seseorang yang dimaksud di dalam ramalan itu adalah (Y/n). Pemilik nichirin berwarna pelangi itu.

Semakin dipikirkan, semakin membuat (Y/n) pusing. Maka, ia pun tidak meneruskan memikirkan hal itu. Lebih baik, ia fokus dengan apa yang ada di hadapannya sekarang. Ya, itu lebih baik.

Bunyi sarung katana yang beradu dengan nichirin (Y/n) terdengar setelah ia puas memandangi nichirin barunya. Rasa senang memenuhi rongga dadanya. Ia tidak menyangka jika pembuatan nichirin-nya itu lebih cepat dari yang ia kira.

Setelah itu, (Y/n) mengambil kuas dan sebotol tinta hitam. Kemudian, ia menggores kuas bertinta itu ke atas kertas buku jurnalnya. Setiap kata-kata ditulisnya dengan rapi. Tidak ada goresan tinta yang tak berarti. Semuanya memiliki arti tersendiri.

Karena larut dalam tulisannya sendiri, (Y/n) terkejut saat mendengar Gin yang berteriak nyaring. Hampir saja ia mencoret buku jurnalnya itu secara tak sengaja.

"(F/n) (Y/n)! Cepat! Ada misi untukmu! Kwak! Kwak! Pergilah ke desa di selatan! Cepat! Cepat! Kwak! Kwak!"

(Y/n) langsung bersiap dengan cepat. Ia sudah terlalu senang karena akan menggunakan nichirin baru miliknya itu. Dan, ia terlampau asyik sendiri dan melupakan satu hal penting.

***

Mitsuri bersenandung ria. Ia memutuskan untuk mengajak (Y/n) berjalan-jalan bersamanya. Ia sengaja tidak memberitahu gadis itu terlebih dahulu. Ia pikir, akan lebih baik jika ia menyampaikannya langsung. Maka dari itu, Mitsuri mengunjungi kediaman (Y/n).

Bunga sakura yang belum mekar menghiasi halaman depan rumah (Y/n). Suasana rumah gadis itu sangat sepi. Seketika membuat Mitsuri tidak yakin jika gadis itu berada di rumahnya sendiri. Namun, karena ia tidak ingin berasumsi sendiri, maka ia memutuskan untuk mencari tahu.

Ia mengetuk pintu kayu itu sambil berharap (Y/n) ada di dalam sana. Namun, justru hembusan anginlah yang menyapanya. Tidak ada seorang pun yang membuka pintu itu. Bahkan, Asano yang biasanya ada di sana kali ini tidak ada.

Berbagai pertanyaan berkecamuk di dalam benak Mitsuri. Apakah (Y/n) tidak mendengar suara ketukan pintu barusan? Atau (Y/n) benar-benar tidak ada di rumahnya? Mana yang benar?

Sekali lagi. Mitsuri pun mengetuk pintu itu sekali lagi. Dan, nihil. Tidak ada sahutan atau pintu yang terbuka. Akhirnya, Mitsuri pun membulatkan tekadnya. Ia membuka pintu kayu itu yang ternyata tidak dikunci. Mitsuri memanggil nama (Y/n) berkali-kali. Tetapi, tidak ada sahutan dari gadis yang dipanggil namanya itu.

Ketika melewati sebuah ruangan, pintu ruangan itu terbuka lebar. Membuat Mitsuri bisa melihat isi ruangan itu dengan leluasa. Sebuah buku di atas meja kayu yang terbuka menarik perhatiannya. Ia mendekati meja kayu itu dan berniat membaca apa isi buku di atasnya. Meskipun ia merasa bersalah karena memasuki dan melihat benda milik (Y/n) secara diam-diam, tetap saja rasa penasarannya jauh lebih besar.

Jemari lentik milik Mitsuri mengambil buku itu secara perlahan. Ia mulai membaca apa yang tertulis di sana. Sedetik kemudian, buku itu terjatuh dari tangannya. Menghantam lantai kayu rumah (Y/n).

Dirinya menolak untuk percaya. Namun, netranya terlalu jujur atas apa yang telah ia lihat. Rasa bersalah pun terselip di dalam benaknya. Tetapi, terlambat sudah. Kenyataan telah terbongkar tanpa Mitsuri duga.

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaWhere stories live. Discover now