Chapter 17 - Rival

3.3K 587 72
                                    

Minggu pagi.

Merupakan saat-saat yang biasanya paling (Y/n) tunggu ketika ia berada di dunia asalnya; Tokyo, Jepang. Namun, saat ini tidaklah demikian. Tidak ada ponselnya yang bergetar dan meraung-raung menyuruhnya untuk segera bangun. Yang ada saat ini hanyalah keheningan panjang yang seakan-akan tak akan pernah berakhir.

Diputuskanlah untuk bangkit dari posisi berbaringnya. Otaknya mulai mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi. Ah, ia ingat. Dirinya pingsan ketika tengah menyelesaikan misi bersama Giyuu. Pada akhirnya ia tergeletak di sini, di Kediaman Kupu-kupu.

Perutnya yang belum diisi sejak kemarin sore membuat (Y/n) merasa lapar. Niatnya untuk beranjak keluar kamarnya urung seketika. Terlebih saat ia melihat dua insan sedang tertidur tepat di samping (Y/n). Posisi tidur mereka tampak sama sekali tidak nyaman. Dengan punggung yang membungkuk ke atas tempat tidur (Y/n) dan tangan yang dilipat dan dijadikan bantal.

"Sejak kapan mereka tidur di sini?" gumam (Y/n) heran. Dalam benaknya, gadis itu bertanya-tanya. Semalam ia sangat yakin jika hanya ada Giyuu dan Shinobu yang menjaganya. (Y/n) pikir Giyuu sudah kembali ke kediamannya dikarenakan hari pun sudah larut malam. Namun, rupanya saat ini lelaki itu ada di sana.

Sontak (Y/n) mengalihkan pandangannya ketika Giyuu bergerak-gerak gelisah. Tentu saja, ia tak ingin tertangkap basah sedang menatapnya sejak tadi. Benar saja, manik biru samudra milik lelaki itu pun terbuka dan langsung tertuju ke arah (Y/n). Sementara (Y/n) sendiri sudah mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit ruangan.

Lelaki itu meregangkan otot-otot tubuhnya sejenak. Tertidur dengan posisi yang menelungkup seperti itu sama sekali tidak nyaman. Namun, ia tak mengeluh. Toh memang inilah konsekuensi yang harus diterimanya.

"(F/n)."

Mendengar nama marganya dipanggil, (Y/n) pun menoleh. Ia sudah sangat tahu siapa yang memanggilnya demikian. "Hm?" sahutnya.

"Apa kau sudah merasa lebih baik?" Tidak ada sirat khawatir yang tampak pada air muka Giyuu. Wajahnya masih tampak sama, tak ada ekspresi. Entahlah, (Y/n) tak bisa mengetahui isi pikiran lelaki itu dikarenakan wajahnya selalu tampak sama. Namun, tetap saja tidak ada yang tahu bagaimana isi hatinya yang sebenarnya.

"Um, kurasa demikian."

Keduanya bergeming dalam keheningan yang tak sengaja tercipta. (Y/n) yang hanya diam memikirkan tentang dampak dari dirinya yang berada di satu ruangan yang sama dengan Giyuu dan Muichirou. Bukan karena gadis itu khawatir dirinya akan dipaksa menikah dengan mereka. Well, saat ini sudah bukanlah zaman seperti itu lagi.

Yang membuatnya lebih khawatir adalah tentang kekuatan Asano yang berada di dalam dirinya. Katakanlah dirinya egois. Hanya memikirkan dirinya sendiri. Namun, tetap saja (Y/n) menggunakan kekuatan itu sebagai modalnya dalam bertarung di dunia ini. Entah apa yang akan terjadi jika kekuatan pemberian Asano itu benar-benar lenyap. Mungkin dirinya hanya akan menjadi seekor amoeba yang tak terlihat dengan mata telanjang.

"Tomioka-san."

Keheningan dilenyapkan oleh kehadiran suara (Y/n). Giyuu menatap padanya ketika namanya dipanggil oleh gadis bersurai (h/c) itu. Manik biru samudra yang selalu menatap datar itu bersitatap dengan manik (e/c) yang selalu menatap hangat ke semua orang.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku tahu, kau pasti merasa demikian karena kau berpikir kau gagal menyelamatkanku. Tetapi, itu bukanlah kesalahanmu," ujar (Y/n) kepada lelaki bersurai hitam panjang itu. Karena akulah yang salah, lanjutnya dalam hati.

Meskipun Giyuu tidak langsung memberikan tanggapan atas pernyataannya, tetapi (Y/n) tahu bahwa ia mendengarkannya. Tak kunjung mendapat jawaban apapun dari Giyuu, sontak (Y/n) hanya menghela napas. Mungkin lelaki itu sedang berpikir hingga membuat ucapan (Y/n) menjadi basi.

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang