Chapter 9 - Warmth

4.8K 815 149
                                    

Hening sudah menyelimuti sejak perjalanan tersebut dimulai. Pasalnya, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir mereka. Kedua sukma hanya saling diam tanpa berniat untuk membuka percakapan.

Telah diputuskan bahwa (Y/n) akan memasak di rumah Giyuu saja. Ia teringat jika di rumahnya sendiri tidak ada bahan-bahan makanan untuk membuat makanan kesukaan lelaki itu. Well, ia harap di rumah Giyuu terdapat semua bahan-bahan yang ia butuhkan.

Perjalanan yang terasa seperti satu tahun itu-padahal hanya memakan waktu tiga puluh menit saja-mereka berdua pun tiba di rumah Giyuu. Rumah itu terlihat sederhana. Meskipun terbuat dari kayu, rumah itu tampak kokoh. Kesan tradisional masih terasa kental dari balik rumah itu. Yang seketika membuat (Y/n) teringat bahwa dirinya sedang berada di era Taisho.

Mereka pun melangkah masuk ke dalam. Hal yang pertama kali (Y/n) lihat adalah sebuah meja kayu di ruang tamu. Ia terdiam selama beberapa saat di sana. Tatapannya tertuju ke arah meja tersebut.

Ditolehkan kepalanya ke samping. Mencari keberadaan Giyuu. Namun, nyatanya lelaki itu sudah tak berada di sebelahnya. Alhasil, (Y/n) pun memutuskan untuk mencarinya.

Menelusuri lebih dalam sambil mencari keberadaan Giyuu. Gadis itu masih belum menemukannya di manapun. Ia mengernyit. Ke mana Giyuu pergi secepat itu? Sungguh aneh.

Karena tidak ingin terlalu memusingkan hal tersebut, (Y/n) pun melangkah ke dapur. Letak dapur tersebut dapat ia ketahui karena secara kebetulan (Y/n) melewatinya saat tengah mencari Giyuu.

Dipotong-potong daikon tersebut menjadi potongan kecil agar bisa dimakan dengan lebih mudah. Kemudian, (Y/n) memasukkannya ke dalam panci. Tak lupa menambahkan air ke dalamnya. Juga bintang utama masakannya saat ini, ikan salmon.

Semua bahan-bahan mentah itu dimasak dengan api kecil. Lalu, (Y/n) menambahkan kecap dan mirin. Mirin berfungsi agar rasa amis dalam ikan salmon itu tidak dapat dirasakan kala dimakan. Setelah semuanya matang, ia menuangnya ke mangkuk.

Langkahnya membawa dirinya ke ruang makan. Di tangannya terdapat nampan berisi dua mangkuk salmon rebus serta mangkuk nasi dengan jumlah yang sama. Nampan tersebut ia letakkan di atas meja.

Keterkejutan tampak tersirat pada wajah Giyuu kala ia melihat apa yang terpampang di hadapannya. Sebuah senyum yang merekah di wajahnya membuat (Y/n) lebih terkejut. Sama sekali tidak terpikirkan olehnya jika lelaki itu akan tersenyum seperti itu. Namun, senyuman itu pun lenyap tak lama setelahnya ketika Giyuu tersadar dengan keberadaan (Y/n) di hadapannya.

Untuk menghilangi suasana canggung yang mendadak muncul, (Y/n) pun berseru, "Ittadakimasu!"

Meskipun (Y/n) berkata demikian, nyatanya gadis itu masih diam. Jantungnya berdetak kencang. Menunggu reaksi yang akan Giyuu berikan kala lelaki itu mencicipi masakannya.

(Y/n) mencuri pandang ke arah Giyuu. Menatapnya dengan tatapan khawatir. "Bagaimana rasanya, Tomioka-san?" tanyanya sesaat kemudian. Masih dipenuhi oleh keraguan.

"Enak."

Kelegaan sontak meliputi (Y/n) sesaat setelah mendengar jawaban Giyuu. Walaupun hanya satu kata saja, nyatanya satu kata tersebut sangat berarti bagi (Y/n). Ia mengulum senyumnya dan mulai memakan porsinya sendiri.

Hening kembali menjadi suasana yang terasa saat ini. (Y/n) menikmati keheningan ini untuk sesaat. Sesekali ia mencuri pandang ke arah Giyuu. Bertanya-tanya dalam benaknya apa yang tengah Giyuu pikirkan tentang makanan kesukaannya yang dibuatkan oleh (Y/n) itu.

Usainya acara makan dalam diam itu, (Y/n) pun bergegas membawa semuanya ke bak cuci piring. Satu per satu peralatan bekas makan mereka ia cuci hingga tak tersisa noda di manapun.

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang