Chapter 53 - Afraid

1.4K 286 56
                                    

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Suara seseorang yang berada di sampingnya mengejutkan (Y/n) seketika dan menyadarkannya dari lamunannya. Keheningan yang sebelumnya menyelimuti keadaan, kini pergi entah ke mana.

"Tentang pertanyaan Oyakata-sama kemarin," jawab (Y/n).

"Kita sudah menjawabnya dengan benar, 'kan? Apa yang sebenarnya sedang kau pikirkan, (Y/n)?" Kazuo berusaha meyakinkan (Y/n) agar gadis itu tidak merasa cemas dan sebagainya. Tetapi, di sisi lain ia yakin bahwa bukan hal itulah yang sedang dipikirkan oleh temannya itu.

"Ya, kita sudah menjawabnya sesuai kebenaran yang ada. Namun, itu artinya sebentar lagi kita akan menghadapi Kibutsuji Muzan," ujar (Y/n) sambil memandang ke depan. Ke arah pepohonan sakura di belakang rumahnya.

"Apa kau merasa takut?"

"Sedikit."

Kazuo tersenyum samar. "Rasa takut itu wajar. Bukan manusia namanya jika mereka tak pernah merasa takut. Tetapi, tenang saja. Kau tidak sendiri, (Y/n). Ada aku dan yang lainnya. Maka, kau tak perlu berlarut lama di dalam rasa takutmu itu."

Ucapan Kazuo itu seolah-olah menarik (Y/n) pada kenyataan. Ia melupakan fakta bahwa ia tak sendiri saat ini. Karena dirinya terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri hingga ia lupa dengan keberadaan teman-temannya yang lain. Teman-teman yang berada di sekelilingnya.

"Ya, kau benar, Kazu-kun. Aku tidak sendirian. Aku bisa mengandalkan kalian dan kalian pun bisa mengandalkan aku." Ia tersenyum simpul. Perkataan Kazuo seketika membangkitkan rasa percaya dirinya.

"Itu baru (Y/n) yang kukenal." Lelaki itu menepuk-nepuk kepala (Y/n).

(Y/n) hanya terkekeh karena tingkah sahabatnya itu.

***

"Apa kau tidak bersiap untuk Pelatihan Hashira hari ini?"

(Y/n) menoleh dan melihat Asano yang berdiri di ambang pintu. Lelaki itu melanglah perlahan mendekati (Y/n). Lalu, ia pun duduk di hadapan gadis itu.

"Sebelum itu, ada yang ingin kutanyakan padamu, Asano-san," ucap (Y/n) serius.

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Menurutku, alur cerita Kimetsu no Yaiba ini telah berubah. Seharusnya Pelatihan Hashira itu dilaksanakan setelah arc di Desa Penempa Katana itu. Namun, Pelatihan Hashira dilaksanakan hari ini. Apakah alur ceritanya benar-benar berubah?"

Asano mengangguk. "Benar. Asumsimu itu suatu kebenaran. Alurnya menjadi lebih lambat dari yang kau sudah bayangkan. Ini terjadi karena pertemuanmu dengan Kazuo-san."

"Kazuo?" (Y/n) diam sejenak. "Ah, begitu ya? Baiklah, aku paham sekarang."

"Itu bagus. Sekarang lebih baik kau bersiap untuk Pelatihan Hashira itu. Sebentar lagi para pemburu iblis yang lain akan tiba ke sini," ujar Asano.

Lelaki itu bangkit berdiri. Yang kemudian diikuti oleh (Y/n).

"Apakah kau sudah tahu akan membuat latihan yang seperti apa?"

(Y/n) menyeringai. "Tentu saja."

***

Pelatihan Hashira masih terus berlanjut. Para pemburu iblis yang tingkatnya lebih rendah dari Hashira harus mengikuti semua latihan itu. Tujuan latihan ini adalah untuk memunculkan 'tanda' seperti milik Mitsuri dan Muichirou.

Kini, (Y/n) sedang menyambut para pemburu iblis yang baru saja tiba di kediamannya.

"Selamat datang di latihanku!"

Seusai mengucapkan satu kalimat itu, (Y/n) tersenyum lebar melihat wajah dari para pemburu iblis itu. Wajah mereka terlihat sudah tak berdaya dan seperti ingin mati. Rasa iba muncul di benak (Y/n).

"Tenang saja, latihan yang kuberikan tidak akan seberat latihan dari Hashira yang lain. Jadi, kalian bisa sedikit bersantai di sini," ujar gadis itu lagi. Membuat para pemburu iblis itu merasa lega.

Di sana, ada sekitar tujuh orang pemburu iblis yang akan dilatih oleh (Y/n). Termasuk Tanjirou yang sejak tadi terlihat bersemangat.

"Baiklah, mari kita mulai latihannya!"

Latihan dari (Y/n) pun dimulai. (Y/n) sudah menyulap rumahnya menjadi sebuah tempat latihan. Di dalam sebuah ruangan yang gelap itu, (Y/n) akan menyerang para pemburu iblis dengan pedang kayu. Arahnya tak dapat ditebak. Para pemburu iblis mengenakan penutup mata agar tak bisa melihat arah datangnya serangan (Y/n). Mereka dipaksa harus menggunakan panca indra mereka yang lain. Untuk itu, (Y/n) telah memasang lonceng pada haorinya. Ia juga memakai wewangian dari bunga wisteria. Bagi mereka yang berhasil mengambil lonceng itu, akan lanjut ke latihan selanjutnya, yaitu Shinazugawa Sanemi.

Tanjirou hanya diam di tempatnya berdiri. Tidak seperti pemburu iblis lain yang ada di sana. Mereka bergerak-gerak dengan panik agar serangan dari (Y/n) tak mengenai mereka. Namun, gerakan itu percuma saja. (Y/n) tetap bisa mengenai mereka dengan mudahnya.

Indra penciuman milik Tanjirou langsung mengenali bau khas dari bunga wisteria itu. Ditambah bunyi lonceng yang mendekat itu membuat dirinya tahu dari arah mana serangan (Y/n) akan muncul. Ia akan memanfaatkan kesempatan itu untuk mengambil loncengnya. Tetapi, (Y/n) menyerang dengan cepat dan secepat itu pula ia menghilangkan jejaknya. Tidak ada suara lonceng yang terdengar lagi. Bahkan, aroma dari bunga wisteria itu mulai pudar.

Tanjirou pun kebingungan. Di saat itulah (Y/n) menyerang lagi dan mengenai pinggang lelaki muda itu. Membuat Tanjirou tersungkur ke atas lantai tatami.

"Baiklah. Latihan hari ini telah selesai. Kita lanjut esok hari. Kalian bisa melepas penutup mata itu," ujar (Y/n).

Para pemburu iblis menghela napas panjang. Mereka melepas penutup mata yang sedari tadi menghalangi pandangan mereka.

Latihan hari itu pun selesai.

***

Beberapa hari kemudian, para pemburu iblis yang datang semakin banyak. Meskipun demikian, (Y/n) tidak kewalahan sama sekali saat melatih mereka semua. Justru ia menikmati saat-saat seperti itu.

Seperti biasa, Tanjirou menajam indra penciumannya. Ia tahu, indra penciuman miliknya itu adalah hal yang paling bisa ia banggakan. Ditambah dengan kegigihan dan pantang menyerah di dalam dirinya.

Dan, saat itu pun terjadi lagi. Bunyi lonceng itu berhenti. Aroma dari bunga wisteria itu pun mulai pudar. Di saat inilah Tanjirou yakin jika (Y/n) akan bersiap menyerang dengan kekuatan penuh.

Tanjirou tahu, indra penciuman miliknya tidak selemah itu. Dan, pendapatnya itu dapat dibenarkan saat ia mengambil lonceng dari haori (Y/n) tepat sedetik setelah gadis itu menyerang.

Melihat Tanjirou yang sudah bisa mengambil lonceng itu darinya, (Y/n) pun tersenyum. Dugaannya memang tidak salah. Ia sudah yakin jika Tanjirou adalah pemburu iblis pertama yang akan mengambil lonceng itu.

"Whoa! Aku berhasil mendapatkannya!" seru Tanjirou girang.

"Kerja bagus, Tanjirou. Kau bisa melanjutkan ke tempat latihan Sanemi-san," ucap (Y/n).

"Terima kasih, Nee-san!"

Dalam beberapa hari, Tanjirou sudah melewati latihan yang (Y/n) berikan. Ia adalah orang pertama yang berhasil melalui latihan Hashira Bintang itu.

"Untuk yang lainnya, mari kita lanjutkan latihan ini," ucap (Y/n) sambil tersenyum.

Neraka ini masih panjang bagi para pemburu iblis yang belum berhasil melalui latihan (Y/n) itu.

***

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang