Chapter 25 - Thoughts

2.9K 545 122
                                    

Terkadang, (Y/n) berpikir; apakah dirinya benar-benar harus menyelamatkan dunia ini?

Terlalu banyak tugas dan tanggung jawab yang harus ia lakukan. Yang pada akhirnya mengundang rasa ketidakpercayaan diri pada dirinya sendiri. Perasaan itu pun kian membesar dan membuat (Y/n) memikirkannya seperti saat ini.

Gadis itu sudah pernah menemui Kibutsuji Muzan. Kala ia melihatnya saat itu, yang bisa (Y/n) lakukan adalah mundur dengan ketakutan. Tubuhnya bergetar. Masih ia ingat dengan jelas bagaimana mencekamnya aura yang dikeluarkan oleh sang Raja Iblis itu.

Mencoba untuk mengabaikan pikiran negatifnya, (Y/n) menelungkupkan kepalanya ke atas meja kayu di ruang tengah rumahnya. Ia tidak tahu harus melakukan apa. Jika saat ini ia berada di dunianya sendiri, mungkin gadis itu akan disibukkan dengan tugas-tugas sekolahnya atau sekedar menonton anime di kamar.

Diputuskanlah olehnya untuk beranjak dari ruang tengah. (Y/n) bergerak menuju halaman belakang rumahnya. Mungkin pepohonan sakura dan bunga-bunga lily putih bisa membantunya menyegarkan pikiran.

Rupanya (Y/n) tak sendiri di sana. Asano tengah berdiri sambil memandang ke arah langit. Menatap ke arah cakrawala yang tampak cerah hari ini.

"Asano-san."

Mendapati dirinya dipanggil oleh (Y/n), sontak Asano menoleh. "Ya?" sahutnya.

"Saat ini Tanjirou sedang berlatih dengan Urokodaki-san, bukan?" (Y/n) bertanya memastikan.

Asano mengangguk. "Ya, itu benar. Ia akan mengikuti Ujian Akhir dua tahun kemudian."

"Apa kau bisa mempercepat waktu hingga saat itu tiba?" tanya (Y/n) serius. Namun, seketika wajah seriusnya berubah menjadi normal. "Sepertinya tidak bisa, ya? Kau pernah berkata demikian."

"Bisa, (Y/n)-san. Dengan kekuatan kami—aku dan Sakuya—kau bisa melakukannya," jawab Asano.

Jawaban Asano sempat mengejutkan (Y/n). Seingatnya, lelaki itu pernah berkata bahwa dirinya tidak bisa mempercepat waktu lagi. Hanya saat itulah yang menjadi pertama dan terakhir.

"Maaf karena aku tidak ingat untuk menjelaskannya padamu saat itu. Ketika kau mempercepat waktu untuk yang pertama kali, saat itu memang tidak dihitung. Hal tersebut dijadikan pilihan untukmu. Kau tidak harus mempercepatnya jika kau tak ingin. Jikalau kau mempercepat waktu sekalipun, kesempatan ini tetap ada," jelas Asano.

"Kalau begitu, aku akan menggunakan kesempatan itu."

Asano kembali menjelaskan, "Ingatlah, kau hanya bisa mempercepat waktu pada kesempatan kali ini saja. Tidak ada untuk yang kedua kalinya."

"Baiklah. Aku akan mempercepat waktu sekarang."

"Caranya sama dengan yang kuberitahu waktu itu. Apakah kau masih mengingatnya?" tanya Asano.

"Ya."

Tanpa perlu berlama-lama lagi, (Y/n) melakukan apa yang pernah Asano beritahu padanya. Mempercepat waktu hanya bisa ia lakukan kali ini. Itu artinya, kesempatan (Y/n) telah habis.

Tolong bawa aku ke dua tahun dari sekarang, ujar (Y/n) dalam hati.

***

Suasana yang menegangkan dan mengintimidasi dapat dirasakan oleh mereka semua. Aura intimidasi itu berasal dari satu orang. Hanya orang itu.

Kibutsuji Muzan.

Maniknya yang berwarna semerah darah menatap satu per satu Junikizuki. Ia mengumpulkan mereka di sini. Ada hal yang ingin ia sampaikan kepada para iblis yang telah meminum darahnya itu.

"Dengarkan aku."

Hanya dua kata. Namun, dua kata itu seolah-olah memberikan efek yang sangat dahsyat. Penuh intimidasi dan perintah yang mutlak. Tak bisa dibantah.

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang