Chapter 41 - Missing

2K 405 183
                                    

Bumi telah berotasi dan matahari pun telah berada di atas kepala. Rasa menyengat dari sinar matahari tidak membuat (Y/n) berhenti berjalan. Sinar matahari yang muncul dari celah-celah pepohonan membuat ia tahu bahwa hari telah siang. Ia masih berada di dalam perjalanan menuju kediaman Kagaya.

Jari-jarinya yang lentik mengusap peluh yang menetes di pelipisnya turun ke pipi. Pakaian seragam pemburu iblis dilapis dengan haori kesayangannya membuat suhu di sekitarnya meningkat. Menghasilkan peluh yang terus-menerus mengalir. Padahal (Y/n) hanya berjalan santai dan tidak berlari sama sekali. Tetapi, tetap saja peluh itu masih menetes keluar dari pori-pori tubuhnya.

"Mengapa hari ini terasa panas sekali?" gumamnya heran.

Ia yakin saat ini suhu di sana sekitar tiga puluh enam derajat celsius. Beruntung (Y/n) tidak menggerai rambutnya. Ia selalu mencepol rambutnya dengan tusuk konde yang ia beli dulu sekali, saat ia pertama kali tiba di sini.

Sesampainya di kediaman Kagaya, (Y/n) melihat para Hashira sudah berkumpul di sana. Hanya dirinya saja yang belum ada. Entah mereka yang berjalan terlalu cepat atau (Y/n) yang berjalan terlalu lambat hingga ia selalu datang paling terakhir. Dengan kedatangan (Y/n), para Hashira pun menjadi lengkap.

(Y/n) mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Tidak ada yang menarik perhatiannya. Maka, ia kembali menatap ke teras rumah Kagaya sambil menunggunya tiba.

"(Y/n)-chan! Aku sudah lama tidak melihatmu!"

Suara feminin itu menyapa telinga (Y/n). Membuat orang yang dipanggil itu menoleh ke arah gadis dengan surai merah muda dan hijau itu.

"Konnichiwa, Mitsuri-san," sapanya.

"Konnichiwa, (Y/n)-chan! Are? Kau terlihat sangat berkeringat. Apa kau berlari ke sini?" tanya Mitsuri bingung dan penasaran.

(Y/n) menggeleng sebagai jawaban, "Tidak. Hanya saja tiba-tiba suhu di sini terasa sangat panas."

"Jarang sekali aku melihatmu berkeringat."

Shinobu yang tiba-tiba muncul di dekat mereka menyuarakan pendapatnya.

"Aku setuju denganmu! Kami jarang sekali melihatmu seperti ini! Apa ada sesuatu yang terjadi di perjalananmu ke sini?"

"Tidak ada sesuatu yang terjadi. Semuanya berjalan seperti biasa," jawab (Y/n) lagi.

Percakapan di antara para wanita pun terjadi. Tetapi, Mitsuri lebih mendominasi percakapan tersebut. Dengan (Y/n) dan Shinobu yang sesekali menimpali. Sampai saat Kagaya pun keluar dari kediamannya membuat mereka harus menghentikan percakapan singkat itu.

"Selamat siang, anak-anakku. Senang sekali rasanya aku bisa melihat wajah kalian sekarang," ujar Kagaya dengan perasaan bahagia terselip di ucapannya.

"Selamat siang, Oyakata-sama. Semoga Anda selalu dalam keadaan yang sehat dan bahagia," ucap Sanemi. Seperti biasa lelaki itulah yang selalu mengucapkan kata-kata sapaan yang sopan itu. Meskipun kata-kata sapaan itu sama sekali tidak cocok dengan wataknya.

"Terima kasih, Sanemi." Ia menatap pada Sanemi lalu mengalihkan pandangannya ke para Hashira. "Aku memanggil kalian kemari karena ada hal yang ingin kuminta untuk kalian lakukan."

Para Hashira memasang telinga mereka baik-baik agar tidak ada satu kata yang keluar dari mulut Kagaya yang terlewatkan. Mereka mendengar dengan saksama.

"Aku ingin meminta kalian untuk mencari salah satu pemburu Iblis. Seorang lelaki dengan surai berwarna coklat. Matanya berwarna hitam. Haori yang dikenakannya berwarna biru dengan motif awan. Yang paling penting, ia pandai menyembunyikan keberadaannya."

Mendengar ciri-ciri yang disebutkan oleh Kagaya itu membuat para Hashira yakin bahwa orang itu bukanlah orang yang mudah untuk dicari. Meskipun demikian, mereka tidak pernah menolak permintaan apapun yang Kagaya ucapkan.

"Apa kami harus membawanya ke sini?" tanya Kyoujurou. Ia ingin tahu lebih jelas.

"Tentu saja. Aku mengandalkan kalian, anak-anakku," Kagaya tersenyum lembut.

"Baik, Oyakata-sama."

***

Titah mutlak dari Kagaya membuat para Hashira berpencar untuk mencari pemburu iblis itu. Mereka berpencar menjadi lima kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang. Hal ini dilakukan agar mereka bisa menemukan lebih cepat sebelum malam tiba.

(Y/n) sekelompok dengan Kyoujurou. Sebelumnya, sempat terjadi keributan tentang siapa yang ingin sekelompok dengan (Y/n). Muichirou dan Giyuu terlihat bersikeras ingin bersama dengan (Y/n). Namun, karena ingin menghentikan keributan itu, (Y/n) memilih sendiri siapa yang ingin ia jadikan teman sekelompoknya. Maka dari itu, ia memilih Kyoujurou. Hashira yang paling bijaksana, menurutnya. Meskipun raut wajah Giyuu dan Muichirou yang kecewa, (Y/n) tidak mengganti pilihannya.

"Menurutmu, apa teknik pernapasan yang pemburu iblis itu gunakan?" Kyoujurou tiba-tiba bertanya. Memecahkan keheningan yang tak sengaja tercipta di antara mereka.

"Pernapasan Langit," jawab (Y/n).

"Pernapasan Langit? Aku belum pernah mendengarnya. Tetapi, dari mana kau tahu hal itu?" Kyoujurou menatap gadis bersurai (h/c) yang sedang berlari di sampingnya.

"Oyakata-sama memberitahunya kepadaku. Tiga hari yang lalu ia mengatakannya padaku," (Y/n) menatap Kyoujurou.

"Ah, begitu. Pantas saja kau bisa tahu."

(Y/n) berlari melewati pepohonan yang cukup tinggi. Sinar matahari sudah tidak sepanas sebelumnya. Tetapi, peluh tetap mengalir di sekitar wajah (Y/n) karena ia sedang berlari saat ini. Ia menyekanya menggunakan punggung tangannya.

"(F/n)-san, apa kau dekat dengan Tokito-san dan Tomioka-san?"

Pertanyaan yang tak diduga itu membuat (Y/n) menghentikan larinya seketika. Kyoujurou pun ikut diam di hadapan gadis itu.

"Bisa dibilang, ya. Terkadang aku menghabiskan waktuku dengan mereka. Aku cukup senang melakukannya," jawab (Y/n) sambil tersenyum.

"Apakah... kalian memiliki hubungan yang spesial?" tanya lelaki itu ragu.

"Tidak ada. Kami tidak mempunyai hubungan spesial apapun. Kenapa kau bertanya tentang hal itu?" tanya (Y/n) bingung.

Kyoujurou mengibas-ngibaskan tangannya. "Tidak, tidak. Aku hanya bertanya saja," ucapnya panik.

"Ah, begitu." Nada kecewa terselip di perkataan (Y/n), "Lebih baik kita melanjutkan perjalanan kita mencari pemburu iblis itu," Ia tersenyum.

"Baiklah. Ayo!"

Mereka terus berlari hingga langit berubah senja. Setiap desa yang mereka lewati, pasti mereka kunjungi. Entah itu desa yang kecil maupun yang cukup besar. Rasanya sangat sulit mencari seseorang seperti ini. (Y/n) menjadi tahu bagaimana perasaan para Hashira dulu saat mencari dirinya. Dan, kini mereka harus melakukannya lagi, kecuali (Y/n) tentunya.

Pandangan (Y/n) tertuju pada seseorang di balik pepohonan. Wajahnya tidak terlihat dengan jelas karena terhalangi pepohonan. (Y/n) hanya bisa melihat sekilas haori yang dikenakan orang itu. Haori yang sama persi dengan apa yang disebutkan oleh Kagaya.

Dengan keyakinan bahwa itu adalah orang yang mereka cari, (Y/n) pun berlari lebih cepat. Karena indra penglihatan Kyoujurou tidak setajam milik (Y/n), maka ia tidak bisa melihat apa yang gadis itu lihat. Ketika (Y/n) menambah kecepatan berlarinya, lelaki itu pun mengikutinya.

(Y/n) tiba lebih cepat dari Kyoujurou. Namun, orang itu masih belum menatap pada (Y/n). Ia membelakangi gadis itu. Nichirin di tangannya yang berwarna putih terlihat mengkilat di bawah sinar matahari.

Kyoujurou tiba tak lama kemudian. Saat lelaki itu sampai, orang misterius itu masih belum menoleh ke belakang. Entah apa yang ia lakukan. Dari belakang (Y/n) hanya melihat ia berdiam diri saja hingga tiba-tiba lelaki bersurai cokelat di hadapan mereka itu berbalik. Membuat (Y/n) sangat terkejut ketika ia melihat wajahnya. Wajah seseorang yang sangat dirindukannya.

"(Y/n)?"

***

ON REVISION ━━ # . 'Unexpected ✧ Kimetsu no YaibaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang