28. A Poem Titled you

2.2K 400 213
                                    

Kayaknya book ini Bakal
Selesai sekitar 30 chapter
Lebih deh:)

Cause, banyak hal yang belum terungkap T_T

Coba deh, hal atau something
Apa aja yang belum
Terungkap menurut kalian?
Tulis di komen ya^-^










Banyak cara, namun berbeda...

Seperti itulah cara aku mencintaimu...
Dirimu tak harus selalu mengungkapkannya...
Dirimu tak harus selalu melihatnya...

Cukup rasakan,
Seperti aku merasakan Nyata-nya
Cinta mu...

Dirimu yang tak sempurna,
Itu bukan apa-apa bagiku...
Karna mencintaimu, itu atas kehendak ku...

Ini mungkin terlihat seperti bukan sebuah puisi,
Namun, semua orang tahu,
Bahwa yang ku maksud,
Adalah kamu...

Hanya menulis sebuah rangkaian kalimat,
Yang berjudul kamu...

—Lee Saerin

|
|
|
Happy Reading❤
|
|
|

"Aku Sekolah dulu ya?" Saerin membenarkan dasinya. Lantas, melirik Renjun yang hanya terdiam menatap nya.

"Udah sih, jangan di pikirin lagi." Decakmya sebal.

Mengingat kejadian semalam, yang—emmm tidak usah dijelaskan lagi. Setelahnya mereka hanya saling melirik, merasakan kecanggungan tak.terduga yang melanda mereka.

Apalagi, saat pak Siwon masuk dan melihat Saerin yang duduk di pangkuan Renjun.

Astaga-?! Sangat memalukan. Untung saja Pak siwon gak datang tepat saat mereka berciuman?

Sampai sekarang, Renjun hanya bisa terdiam. Masih tak mengangkat kejadian itu, akan terjadi.

Masih tak menyangka, dirinya akan melakukan hal ini?

Hei-! Itu pertama kali baginya.

"Eh, hari ini pelajaran bahasa. Pasti gak catat apapun, mungkin aja sekarang ada tugas bikin puisi." Ujar gadis itu.

Renjun mengangguk "Aku akan membuatnya nanti..."

"Jangan, aku baca grup kemaren katanya Berpasangan. Aku sama kamu aja, biar kamu gak repot bikin puisi..."

"...Nanti aku yang bikin. Kamu tujuannya." Lanjut Saerin.

Renjun Terkekeh, lalu mengusap pelan puncak kepala Gadis itu. Mengusak nya lembut.

"Kalau begitu, terserah kamu. Yang penting kamu gak keberatan. Pulang nanti ke Rumah ya? Jangan kesini."

Gadis itu merenggut "Ngusir?"

Renjun menggeleng cepat "Enggak kok, aku takut ayah sama Bunda nyari kamu."

"Gak bakal kok. Aku udah bilang bunda." Ucap Saerin.

Renjun mengangguk-angguk, "Yasudah, hati-hati ya. Kalau ada apa-apa, telfon aku saja. Kamu harus tetap bicara, apapun itu."

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang