22. Event

1.5K 329 9
                                    

Guys:( makasih udah support work ini. Oke, aku lanjutin. Mungkin nanti bakal tamat dan bakal ku Unpub:))

Makasih ya udah stay bersama work ini:) maaf kalo emang work ini bosenin.

Happy Reading:3


"Jika kau ingin membunuhku...Bunuh aku setelah bertemu dengan separuh mentariku..."

~Huang Renjun~


Pria Huang itu tersenyum, melihat pantulan dirinya yang berbalut Stelan formal.

Ia seperti akan ke pernikahan.

Kali ini pria itu menggeleng, apa-apaan dengan imajinasinya.

Hari ini adalah Event. Hari dimana ia akan naik ke atas panggung untuk pertama kalinya.

Dengan gadis yang ia cintai.

Sebenarnya ia masih lelah, saat itu ia berlatih di manapun, setelah di sekolah dengan Saerin, ia lanjut jika sedang jam istirahat saat bekerja.

Ia sudah berada di sekolah yang masih sepi, namun gerbang sudah terbuka dengan hiasan-hiasan sederhana dan lampu-lampu cantik yang terang.

Beberapa koridor juga di hias sederhana namun nampak elegan.

Renjun tersenyum, tidak menyangka ia akan masuk sekolah elit dan terkenal ini.

Hasil dari kerja paruh waktunya saat di panti, ditambah bantuan dari Ibu Irene dan Om Suho.

Renjun merindukan kedua Orang itu, yang sudah menjadi orang tua kedua bagi Renjun.

Irene saat itu sempat menolak Renjun tinggal di Rumah orang tua nya, saat umur 9 tahun.

Namun, Renjun Kecil dan tegas berhasil membujuk sang ibu. Ia akhirnya tinggal sendirian di Rumah Bunda dan Ayahnya.

Bekerja Seadanya, berusaha untuk tidak meminta uang pada Irene.

Terkadang Irene mengirimkan uang dan beberapa makanan yang pada akhirnya Renjun tolak juga dengan alasan "Renjun bisa sendiri, ibu. Maaf sudah menolak pemberian ibu."

Sudah, Itulah Huang Renjun. Ia hanya bisa mandiri, bekerja keras, lalu belajar agar bisa Meraih cita-cita nya. Memiliki galeri sendiri.

Pria Huang itu tersenyum manis, mengalahkan kecerahan mentari yang mulai terbit.

Melihat Aula yang saat ini sudah seperti panggung pertunjukan.

Balon warna-warni, hiasan-hiasan, pohon Natal, mereka terlihat sangat indah.

Ia tak sabar, malam nanti ia akan melihat kembang api yang sudah sangat lama tak ia lihat.

Renjun melanjutkan langkahnya, meninggalkan aula cantik yang sudah terhias.

Rupanya Renjun datang terlalu sore. Ia terlalu bersemangat.

Renjun berjalan di koridor menuju Ruang latihan yang biasa ia tempati dengan Saerin.

Letak ruangan itu berada di lantai satu, paling belakang berjajaran dengan ruang Laboratorium.

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Where stories live. Discover now