33. Still My Brother

2.2K 349 687
                                    

Yuk, siapin tisu!!! Feel nya aku serahin sama kalian, and Vote kalian sama Koment memengaruhi Alur cerita buku ini:)


















Happy Reading-❤!



"Panglimaku, Jikapun sang ratu sedang tertidur, maka masih ada sang raja yang harus kamu lindungi..."

"Kak, marah bukan berarti kamu membenci aku kan?"

~Lee saerin~


|
|
|

"Taeyong? Astaga sayang? Kamu kenapa?"

Jisoo melempar tas nya ke jok mobil belakang kala melihat kekasihnya terduduk lemas dengan wajah pucat.

"Saerin ... Saerin ... "

Jisoo menghela nafas, ini bukan saat nya dia menangis. Dapat ia lihat kondisi Taeyong sangat buruk.

Wajah pucat, tubuh kurus, dan mata yang nyaris saja memerah dengan kantung mata di bawahnya.

Jisoo meraih ponsel nya di saku, ia menghubungi seseorang untuk membantunya membawa Taeyong ke rumah sakit.

"Halo! Doy! Bisa kesini gak? Darurat banget, lo lagi senggang di rumah sakit kan?"

"Kenapa kak? Gue siang ada praktek."

"Tolong bantu gue, Taeyong sakit parah. Gue sharelock. Kalo lo gabisa setidaknya lo suruh petugas medis kesini, yaa? Tolong banget."

"Oke oke! Gue kesana sekarang, sekalian gue ngabarin temen gue!"

Pip

Jisoo langsung mengirim lokasi pada Doyoung, Sepupunya.

Lalu, kembali mengawasi pergerakan Taeyong yang sedari tadi betah dengan posisi terbaring di jok depan.

Gadis itu menghela nafas. Lihat, Penyesalan taeyong sangat memengaruhi kondisi kesehatannya.

Lee saerin, sangat berpengaruh dalam hidup lee Taeyong.

Kim jisoo sempat frustasi mencari Saerin, entah berapa ribu pesan yang ia kirim pada saerin. Namun, pesan itu tak terbaca.

Beberapa kali ia berusaha menghubungi saerin, namun ia hanya mendapatkan jawaban operator mengenai nomor yang tidak aktif.

Jisoo mengusap air matanya perlahan. Ia tidak tahu persis dimana keberadaan Gadis itu.

"Taeyong, jangan gini dong, hiks. Aku bantu nyari saerin kok."

Tak di duganya, Taeyong tersenyum tipis "Saerin marah sama aku, soo." Lirih nya, terdengar menyakitkan hingga mencelos sampai hati.

"Aku-aku n-nampar dia. Aku-h-harus di hukum kan?"

Jisoo semakin terisak, ia menggeleng. Mengusap pipi kekasihnya agar tenang.
"Saerin pasti balik kok, dia pasti kangen sama kamu."

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang