13. If Only

1.9K 381 12
                                    

"Jika Tuhan Mengizinkan ku untuk berbicara, maka hal yang pertama kali akan aku ucapkan adalah, nama mu"
~Renjun~

|
|
|


Pagi ini aku sudah berada di sekolah. Iya, sepagi ini. Ada banyak yang harus aku awasi. Sedangkan latihan ku? Aku berlatih sendiri, akan diadakan gladi lusa nanti.

Mengenai masalah itu, pulang nanti kami rencananya mau Ke ruang Monitor, Ingin Melihat rekaman cctv.

"Soobin" panggil ku, cowok Tinggi itu menoleh. Wajah rupawan nya terlihat kusut, kacamata nya masih bertengger di hidung nya.

"Kenapa?"

"Kalo misalnya gue minta penari cowok buat Event nanti gimana?" Tanya ku.

Soobin mengeryit "Maksud nya? Pasangan gitu? Dansa?" Tanya dia.

Aku mengangguk "Iya, jadi kita ganti konsep nya aja."

"Ganti tema juga?"

"Kurang lebih kayak gitu sih."

"Emang siapa yang mau jadi Penari cowok nya?"

"Renjun"

Dapat ku tangkap raut terkejut dari Soobin. Ia berusaha merubahnya lagi agar tidak menyinggung ku.

"Emang bisa?"

"Iya, kita coba aja. Dia waktu itu latihan sama Gue. Dan, gak disangka dia mahir juga, ternyata dia mantan penari balet waktu itu" Jelas ku.

Soobin nampak berfikir. Memang aku nekat seperti ini, dan tentunya bukan tanpa alasan.

Dan alasan itu demi kebaikan Renjun juga. Ini memang belum di ketahui Jaemin, tapi aku akan berusaha memberitahunya.

Sedikit info, aku dan Jaemin baikan.

Sudah! Itu saja.

"Sorry, Rin. Kayaknya gue gak bisa Maen ambil keputusan. Kalo bisa, Gue mau liat kemampuan nya dulu aja nanti."

Aku tau Soobin terlihat sedikit tidak menyukai Renjun. Padahal mengingat Ayahnya Selalu berbaik hati pada Renjun, membuat ku sedikit tak nyaman dengan keadaan ini.

Rumit..

Aku menghela nafas pasrah "Yaudah, gapapa kok." Ucap ku lesu.

Lalu aku bangkit, berjalan keluar. Semua panitia maupun Pengisi Acara Sedang sibuk. Jaemin sekalipun, ia sedang sibuk berlatih dengan Minju.

Sedangkan aku, hanya bertugas mengawasi. Aku menghentikan langkah ku ketika melihat seseorang yang tak asing bagiku, sedang berjalan terburu-buru. Mencurigakan.

Aku hendak mengejarnya, namun terhenti karna tiba-tiba seseorang menarik ku dan sontak aku terkejut.

"AAAK!"

"Ssssst!" Desisnya. Ternyata dia tidak sendiri, ada dua orang pemuda yang kukenal di belakangnya. Mereka juga ikut menyuruhku untuk diam.

"Kenapa lo pada ada disini?" Tanyaku pada dua oknum yang sudah sangat ku kenal.

Pria Lee itu tersenyum, membuat kedua matanya tenggelam dan membentuk satu garis "Gue gabut, ngikut Haechan kesini."

Aku melirik Haechan, pemuda itu terlihat menunjukan cengiran khasnya. Mungkin agak canggung karna kejadian waktu lalu, yang sampai saat ini aku enggan memaafkannya.

Ah! Haechan Salah satu pengisi acara Disini. Dia akan tampil bernyanyi dengan suara emas nya.

"Bomin! Lo kenapa disini? Harusnya siapin panggung di aula!" Omelku pada Pria bermarga Choi itu.

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang