15. Prayer

1.8K 373 17
                                    

"Keinginan ku sangat sederhana, hanya ingin memiliki mu dengan waktu yang lebih lama."
~Renjun~




Happy Reading:3


Fikiran ku kosong. Suara Kak Taeyong di sebelah ku tidak aku hiraukan. Begitupun suara Felix.

Di bangunan Berbau obat ini, dengan nuansa serba putih. Aku sama sekali tidak berniat membuka suara ku. Memilih menyibukkan diri dengan segala kekhawatiran.

Di dalam ruangan darurat itu, Renjun tak sadarkan diri.

Setelah ini, aku harus memberi pelajaran pada Bajingan itu.

"Dek, hp kamu dari tadi bunyi. Katanya besok Semua murid Datang ke sekolah, buat bimbingan."

Aku mendengar suara kak Taeyong. Tapi, tidak sekalipun aku berniat membuka suaraku.

Kak Taeyong di panggil oleh Soobin. Untungnya, di sekolah ada beberapa orang yang membawa mobil.

Yang menolong Renjun tadi Soobin, Bomin dan Felix.

Pria Berdarah Australia itu menceritakan semuanya padaku. Dan, tadi aku sempat menampar Felix.


Disini hanya ada kak Taeyong dan Felix menemaniku. Soobin dan Bomin sedang menghubungi pihak sekolah.

"Dek, Kak Jisoo lagi kesini loh. Oh ya! Sama Somi juga mau kesini." Ujar kak Taeyong, tapi aku tetap teguh pendirian.

Tetap bungkam.

Terdengar helaan nafas dari kak Taeyong. Aku sempat menolaknya untuk memanggil Ayah dan bunda.

Kak Taeyong mengusap pelan Surai ku "kamu butuh Jaemin?"

Aku menggeleng pelan. Yang benar saja, disaat seperti ini aku harus berdebat dengan Na Jaemin.

Terdengar suara Langkah bersahutan, aku menoleh dengan tatapan nanar. Disana Ada Soobin, Bomin dan-

Pak Choi Siwon

"Bagaimana keadaannya?" Tanya beliau. Aku masih tetap memperhatikannya, bergantian menatap Soobin.

Mungkin Soobin lebih memilih menelfon Ayahnya. Guru konseling di Sekolah kami.

"Belum ada konfirmasi pak, kami sedang menunggu dokter." Jawab Kak Taeyong. Sedikit info, Kak Taeyong alumni di sekolah ku. Dia merupakan Mantan Ketua Osis disana.

"Bapak, Bisa bantu dia? Tolong." Lirih ku, yang pada akhirnya memilih membuka suara.

Pak Siwon menepuk kepala ku "Saya usahakan, tapi apa yang terjadi?"

Aku menggeleng, berpura-pura tidak tahu, dan berharap Felix lah yang menceritakan Semuanya.

"Pak, saya saksi disana." Akhirnya yang ku tunggu pun datang. Felix menceritakan segalanya.

Terlihat dia bangkit dan mengajak pak Siwon untuk berbicara di tempat yang lebih aman.

Setelah kepergian keduanya, mereka-soobin dan Bomin duduk di sampingku.

"Gue gak ada pilihan lain, panik banget. Yaudah gue telfon Ayah aja." Kata Soobin.

Aku tersenyum "Makasih ya, udah mau bantu Renjun. Nanti gue usahain bantu dia buat nabung, biar bisa ganti administrasi sama Lo."

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Where stories live. Discover now