12. Twilight and Hugs

1.9K 356 124
                                    

Aku minta maaf sebelumnya, karna Mulai dari chap sebelumnya atau, chap selanjut nya dan beberapa chap nanti, akan ada beberapa Konten 18+ nya.

Di mohon untuk berbijak yaa...

⚠18+⚠
|
|
|

"Sang senja pun mengajarkan, bahwa yang indah pasti akan hilang."
~Renjun~

|
|
|

"Kamu bawa Diary gak? Kita wujudkan satu-persatu." Aku melirik Renjun yang sedang mengamati langit sore.

Kami memutuskan untuk pergi ke danau di dekat lokasi Rumah ku. Disini, kami duduk berdua, di depan danau, di depan sang surya yang akan tenggelam.

Dapat ku tangkap dari ekor mataku, Renjun mengangguk, lalu mengeluarkan buku nya di Dalam tas.

Aku tidak peduli jika Jaemin datang dan melihat ku dengan Renjun. Justru itu memudahkan ku untuk segera lepas dari Jaemin.

Se-mau ini aku untuk putus dari nya? Padahal aku masih menyayanginya.

"Ini, beberapa sudah ku ceklist" Renjun meletakkan buku Diary nya di pangkuan ku. Aku mulai membuka nya, dimana di lembaran ke satu disana ada sketsa membentuk wajah seseorang.

"Ini siapa?"

Renjun tersenyum tipis, lebih ke tersenyum miris "Bunda"

Aku lalu menatap lukisan itu sekali lagi, sangat cantik. Senyuman nya sangat indah.

"Cantik, senyum nya indah."

"Dan kamu memiliki senyuman yang sama dengan bunda ku."

Hendak membalikan lembaran, aku kembali menoleh pada nya. Tertegun membaca kalimat dari Bahasa isyarat nya.

"Renjun, aku harap bunda mengizinkan ku mencintai anak nya." Lirih ku, meski aku baru tau wajah Bunda nya lewat sketsa, aku merasa beliau sosok yang baik.

Dan, entah hanya perasaan ku atau tidak, Aku seperti pernah bertemu dengan beliau.

Ah! Lupakan, Mengingat aku adalah seorang pelupa. Suara seseorang pun terkadang selalu ku lupakan.

Renjun mengusap rambut ku, lalu syal ku ia eratkan pada leherku "Nanti, kita ke makam nya."

Mata ku berbinar "Beneran? Kapan? Besok? Atau sekarang?" Tanya ku antusias.

Pria Huang itu tertawa tanpa suara "Nanti, jika Event sudah selesai. Aku gak mau kamu kelelahan."

Aku merenggut kesal "Aku pengen ketemu bunda loh."

"Nanti, gimana kalo kita menciptakan satu hari untuk membuat dunia?" Aku mengeryit tak paham pada perkataan nya.

"Maksud kamu?"

"Mari membuat kenangan indah sebelum keindahan itu akan hilang, kita bisa menghabiskan waktu untuk hal-hal yang bisa dikenang."

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Where stories live. Discover now