Their Life : Welcome Baby Huang

1.6K 247 105
                                    

⚠️Warning 18+⚠️

“Tuhan itu ada, dia tidak pernah tidur untuk selalu mengawasi Semestanya.”

—Lee saerin

|
|
|
Happy Reading ꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡
|
|
|

3 tahun berlalu . . .

Huang Renjun menatap Istrinya yang tengah terbaring itu. Mengusap pelipis sang istri yang terdapat banyak buliran keringat.

Saerin melenguh, merasa terganggu.
"Kenapa?" Tanya Saerin. Mengecup sekilas pipi suaminya.

Renjun terkekeh, ia mengangkat tubuh sang istri, menggendong nya Bridal Style.

Saerin menepuk pundak Renjun "Mau kemana?"

Renjun menggeleng, ia menuruni tangga. Kemudian mendudukkan saerin di kursi. Dimana sebuah meja makan penuh dengan berbagai masakan yang membuat Saerin terperangah.

"Kamu yang masak?" Tanya saerin.

Renjun mengangguk. Ia mengikat rambut Saerin. Membuat sang istri tentunya tersenyum manis.

Ini kebiasaan Renjun semenjak menikah. Mengikat rambut panjang saerin.

"Ayo sini makan sama aku, kok tumbenan si masak sebanyak ini. Kamu lagi seneng ya?" Tanya saerin, mulai menarik Renjun untuk duduk di sampingnya.

Perempuan itu mengambil nasi serta beberapa lauk yang di masak Renjun.
"Mau di siapin?" Tanya Saerin, yang tentunya diangguki Renjun.

Perempuan itu terkekeh, manakala suaminya itu sangat manja. Dirinya mulai menyuapi Renjun dengan porsi sedikit. Karna Renjun, tidak suka makan sesuatu yang berlebihan.

"Abis ini cerita ya? Kenapa kamu seneng gini sampe masakin aku?"

Renjun hanya menanggapi ucapan saerin dengan senyuman teduh. Saerin mengusap sudut bibir sang suami yang terdapat noda bekas makanan.

Tak memakan waktu lama, Kini keduanya duduk saling berhadapan. Senyuman Renjun masih terpatri di wajahnya.

"Kenapa si?"

"Bangunan galeri kita, sudah selesai. Ayah membantu aku, dia sekarang sedang mengurus sertifikat serta tanda kepemilikannya. Terus, besok aku bisa mulai memamerkan banyak karya aku selama ini."

Saerin tersenyum bangga, setetes air mata lolos dari pelupuk nya. Ia memeluk sang suami.
"Kamu hebat, dan makaish buat ayah. Semoga dari sini, tuhan mulai percaya sama kita."

Renjun mengusap pelan punggung istrinya. Kemudian mengecup bahu kecil dan polos saerin.

"Makasih udah mau berjuang buat hidup kita, buat dunia kita..." Lirih Saerin.

Renjun mengurai pelukannya, ia menangkup wajah sang istri mengusap air matanya pelan.

Di rumah peninggalan bunda serta ayah Renjun, cukup besar memang. Keduanya selalu mengisi rumah itu dengan canda, tawa, serta hubungan harmonis rumah tangga mereka agar rumah selalu terlihat hidup.

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Where stories live. Discover now