07. Meet Someone

2.2K 434 96
                                    

"Bunda, Saerin ternyata hanya kasihan padaku?"
~Renjun~

|
|
|

"Na? Please! Hear me!"

Aku menahan tangan Jaemin. Langkah nya sangat cepat, sudah beberapa kali tangan ku di hempas kan oleh nya.

Oke!

Jika kak Taeyong melihat ini nanti, akan muncul kesalah pahaman. Bagaimana jika nanti Jaemin dianggap bersikap kasar padaku selama ini?

Meski 20% hal itu ada benar nya.

"APALAGI! KAMU MAU SAMA HYUNJIN? FINE!"

Jaemin berteriak padaku, dan jelas itu membuatku panik. Somi dan Hyunjin mungkin masih di dalam.

"Please! Jangan kekanak-kanakan, Na! Kita bisa Bicara baik-baik"

Nafas nya mulai teratur, lalu melirik padaku. Aku menuntun nya duduk di kursi taman depan rumah ku.

"Hyunjin kesini mau pinjem buku Bahasa Inggris aku. Terus dia masih disini karna mau main. Gitu doang gak lebih, aku cuma gobrol biasa. Gak sampe kontak fisik" Jelasku. Lalu menggenggam tangan kanan nya.

Jaemin menghela nafas "Maaf udah bentak kamu"

Suaranya terdengar lirih, aku menyandarkan kepalaku di pundak nya.

"Gapapa, itu artinya kamu takut kehilangan aku, Na"

"Jangan Deket-deket Hyunjin. Dia gak sebaik yang kamu kira"

"Cuma temen, apa salah nya"

"Tapi kamu harus tau batasan, Rin"

Aku mengangkat kepalaku lalu beralih menatap nya "Itu hak aku. Dan, aku selama ini tau batasan"

"Sampai sedekat itu sama Renjun!"

Loh?

Kenapa malah membawa nama Renjun? Aku tak habis fikir sama Jaemin seenaknya membawa-bawa nama Renjun. Padahal kami sedang membahas Hyunjin.

"Kenapa harus bawa Renjun?" Tanya ku agak sedikit menekan.

"Karna kamu sendiri yang bawa dia ke hubungan kita"

Aku tertawa sarkas "What? Wait! Kenapa harus menyangkut pautkan Renjun?"

Jaemin mendengus kasar "Jauhin dia, aku cemburu liat kamu sama dia"

"Oke, I know, Na. Tapi jangan berlebihan. Aku sama Renjun temenan. Kamu fikir aja dia di buly satu sekolah, gak ada temen nya" Meski suaraku terdengar melunak, namun dalam hati aku ingin sekali berteriak.

"Kenapa kamu peduli?" Tanya nya ketus.

Aku memalingkan wajah ku, lalu menghela nafas kasar.

"Kamu udah gede, harus nya kamu tau kenapa aku peduli sama dia!"

"Mungkin buat kamu biasa aja! Tapi apa kamu gak fikir kalo dia anggap semua kepedulian kamu lebih!"

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Where stories live. Discover now