14. Stop! Dont hurt Him

2.2K 369 70
                                    

"Aku tidur dulu ya, gak lama kok. Tapi aku tidak janji."
~Renjun~




Happy Reading:3


"Injun?"

Renjun menoleh padaku. Kami sedang berjalan menuju Rumah ku. Katanya Renjun Ingin mengantarku sampai Rumah, memastikan ku baik-baik saja sampai Rumah.

"Kamu kedinginan?"

Aku menggeleng, kemudian menggenggam tangannya "Aku bingung, kenapa aku harus berada di posisi sulit kayak gini?"

Ekspresi wajahnya nampak kebingungan "Kenapa?"

"Aku harus apa? Ketika Aku saat ini cinta sama kamu, padahal di sebrang sana ada pawang yang masih ku sayangi? Aku harus apa?"

Mataku tak pernah lolos dari pemandangan wajahnya yang terlihat seperti Blasteran surga. Lebam dan luka itu sudah ku obati dengan sedikit paksaan.

"Jangan pernah tinggalin Jaemin, dia tulus sama kamu."

"Terus aku lupain kamu? Gitu? Aku gak yakin itu akan bisa aku lakuin." Lirih ku.

"Kita masih bisa tetap seperti ini, namun dengan batasan, seperti pertemanan."

Perlahan aku melepaskan tangan ku dari tangan nya, yang tadinya ikut terombang-ambing karna Ia menggerakkan tangannya membentuk bahasa isyarat.

"Kamu udah bikin aku terjatuh terlalu dalam, Renjun."

"Tapi kamu harus melihat sisi lain dulu dari Jaemin. Siapa sangka bahwa ia menyayangimu lebih dariku."

Kami saling memandang untuk beberapa saat "Aku akan coba. Tapi, ingat. Seberapa keras pun aku mencoba, tapi pasti hati aku akan berpulang pada rumahnya."

"Aku tau, Rumah bisa berpindah bukan? Penghuni membutuhkan Rumah yang baru. Jadi, Kamu hanya perlu memindahkan hati itu pada Jaemin, bukan aku lagi."

Aku menghela nafas Panjang "Demi apapun, Semua hal yang kamu miliki itu bikin aku selalu ingin melindungi kamu."

Renjun menggeleng "Aku seorang pria, Jadi kamu gak perlu khawatir. Aku bisa jaga diri baik-baik."

"Kamu gak tau ya? Arti dari aku selalu benci lihat kamu tersakiti?"

"Aku Tau, kamu sayang aku."

"Kamu tau kan. Jadi, disini yang perlu kamu ketahui bukan cuma pria yang harus melindungi wanita, tapi wanita juga bisa melindungi kaum pria. Jangan pernah menganggap bahwa kamu pria lemah."

Renjun terdiam, senyuman nya teruskir kala itu juga. Tangannya menyelipkan anak rambut ku kebelakang telinga.

"Kamu gak harus menunjukkan bahwa kamu pria kuat, Renjun. Karna dengan bertahan hidupnya kamu, walupun dengan kondisi yang sangat di benci orang lain, Kamu sudah menunjukkan pada dunia bahwa kamu makhluk Kuat."

Renjun menangkup kedua pipiku. Pandangan kami saling beradu, perlahan tangannya terlepas "Aku benar-benar terimakasih pada Tuhan, karna telah mengirimku bidadari seperti kamu."

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Where stories live. Discover now