32. You call me Mama?

2.1K 344 222
                                    

Guys, jangan heran sama Wishlist Injun yang ubah ya, soalnya yang waktu itu kebanyakan:( jadi aku ubah, enjoyy:3
















"Mulai sekarang, aku adalah seorang ibu..."

~Lee Saerin~

|
|
|
Happy Reading❤
|
|
|

Huang Renjun Wishlist:
~ Mengunjungi bunda ✔
~ Mengunjungi Panti asuhan ✔
~ Melihat senja di Danau ✔
~ merayakan Natal bersama
   Saerin
~ bertemu Ayah dan Bunda ✔
~ Ke Sungai mutiara ✔
~ Bahagia bersama saerin

Renjun tersenyum lebar kala itu juga, saat ini dirinya sedang terduduk di depan teras.

Memerhatikan anak-anak yang sedang bermain, sepagi ini.

Bermain layang-layang, ada juga yang terjungkal lalu tertawa terbahak-bahak sembari memukul temannya.

Renjun tertawa kecil, lalu menoleh ketika ia mendapati eksistensi sang ayah yang berdiri di sampingnya.

Ayah kali ini hanya memakai kaus putih, di padu dengan Training hitam bergaris putih.

Ayah terlihat sangat tampan, walau tak jarang beberapa lipatan dan kerutan terlihat karna faktor usia.

"Kamu bahagia banget ya kayaknya? Sampe senyum-senyum gitu." Ucap ayahnya, menatap dirinya dengan binar mata yang teduh.

"Ayah sudah sarapan?"

"Udah, kamu tadi udah makan?" Tanya Ayah. Membuat Renjun mengangguk, karna pagi tadi, ia memakan sarapan masakan Saerin. Gadis itu datang ke kamarnya lalu memberi sepiring Sandwich dan segelas susu.

"Ayah bersyukur, selama ini walaupun ayah tidak menyaksikannya sendiri, kamu bahagia. Ayah senang, ada Gadis seperti Saerin yang mau menemani kamu." Ayah mengusak rambut putranya.

Kenangan yang berharga dari sang istri.

Kenangan yang masih hidup.

"Ayah ingin memberi tau kamu sesuatu." Ucap Ayah, membuat Renjun mengeryit, lalu mengangguk.

"Apa yang selama ini kamu rasain?" Tanya Ayah, "Apa kamu kesakitan di bagian kepala?"

Renjun mengangguk "sering sekali."

Helaan nafas gusar terdengar dari Ayah "Sebelumnya maaf, ayah lama.menghilang dan membiarkan kamu salah paham sama keadaan kamu. Mungkin sekarang kamu atau bahkan banyak orang mengira bahwa kamu cacat dari lahir?"

Renjun tertegun sejenak, ia memilih untuk mengedarkan Pandangannya. Tetap mendengarkan sang ayah.

"Afasia Broca, Sebenarnya ini tak dapat di prediksi Oleh dokter atau ilmuwan apapun, mungkin ini kehendak Tuhan..."

Renjun terkejut tentunya, Afasia Broca? Dirinya mengalami penyakit seberat itu?

"Kalo aja waktu itu ayah gak ajak kalian liburan, dan gak biarin bunda kamu beli eskrim di seberang, pasti sampai sekarang semua baik-baik aja." Ayah Tampak menengadah, butiran-butiran air mata tampak mengumpul di pelupuk matanya.

Beautiful Life || Huang Renjun [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang