05. Seragam Basah

47 9 0
                                    

Wajah Adit seketika pucat melihat Alexa sudah ada di hadapan mereka. Selain merasa tidak cukup tampan agar bisa disukai Alexa dan karakter Alexa sendiri menyeramkan, hal yang membuat Adit ogah menyukai perempuan itu lagi adalah karena penggunaan kekuasaan yang semena-mena.

Jika Alexa mau, dia bisa menjatuhkan hukuman pada siapa saja dan tidak akan ada seorang pun yang berani menegur atau menghalangi. "Maaf—"

"Sudah, kamu pergi aja ke kelas, gih," usir Stefani. Muncul rasa kasihan karena Adit harus ketakutan menghadapi gadis tersebut. Belum lagi lontaran-lontaran kalimat Alexa uang mungkin cukup pedas untuk dihadapi.

"Iya." Lelaki itu menurut dan segera ijin ke guru untuk pergi istirahat di kelas. Sedangkan Alexa giliran menatap sinis padanya. "Heh, cewek jelek. Pede juga lo ngajak bicara cowok duluan?"

Astaga, apakah Alexa menganggap dirinya yang paling cantik di dunia?

Tidak, tuh! Visualnya belum bisa dibandingkan dengan visual Yoona SNSD yang sudah mau menyentuh umur tiga puluh!

Juga, wajah Stefani ini cukup cantik kalau dipoles make-up.

"Bukannya skill untuk berani bicara itu penting?" balas Stefani. Kenapa? Gadis itu mau mengajaknya berkelahi?

"Lo kurang ajar banget sama gue!"

Dan, tara! Dalam sekali gerakan, tutup botol minumnya dibuka dan semua isi airnya telah ditumpahkan pada baju seragam Stefani.

"Dasar gila," celetuk Stefani sebelum pergi ke guru.

"Hah! Lo mau laporin ke guru? Gak bakal guna!" teriak Alexa agar Stefani berhenti. Ia menghentikan gadis itu bukan karena takut dilaporkan, tapi hanya untuk menggertak Stefani sampai dia ketakutan—seperti biasanya.

Tapi niat Stefani ke guru olahraga bukanlah untuk mengadu. Toh gurunya sendiri sudah melihat adegan seragamnya dibasahi dan tetap berdiam diri, tidak membela. "Pak, saya mau ke kelas saja. Mau istirahat dari pada di sini."

"O, oh. Silakan." Stefani berjalan keluar dari lapangan indoor tersebut kembali ke kelasnya.

Untung yang terkena air hanya seragamnya. Untung juga dia membawa jaket hari ini. Jaket selalu jadi pakaian favorit murid-murid agar seragamnya terlihat lebih keren walaupun yang sebenarnya adalah, seragamnya basah dan tidak bisa dikeringkan dalam waktu cepat.

Alexa kesal setengah mati melihat Stefani yang melenggang keluar dengan santai. Kenapa tidak ada raut muka ketakutan saat menghadapinya?

Kenapa setelah sadar dari koma, sikap gadis itu berubah?! Dia harus segera mencari jalan lain untuk menyiksa Stefani! "ISH! SIALAN!"

Sambil berjalan, Stefani terus berpikir mengenai seragamnya yang basah kuyup. Tidak mungkin dia menutupi dengan jaket begitu saja. Bisa jadi malah jaketnya yang basah.

"Ruang administrasi ada seragam cadangan nggak, ya? Kalau pinjam untuk keperluan mendadak nggak apa-apa, kan? Terus nanti tinggal ditutup jaket aja biar si Alexa mikir aku tetap pakai seragam yang basah?"

Eh, tapi untuk apa juga dia membiarkan Alexa berpikir seperti itu?

Jadi, Stefani putuskan untuk meminjam cadangan seragam sendirian.

Diam-diam ia mendengus sembari tersenyum miring. "Kalau di Wattpad, gadis nerd yang mudah di-bully pasti akan ada penolongnya, kan?"

Makanya ia kira ia telah masuk ke tubuh tokoh utama. Namun ternyata tidak. Dia mengurusi dirinya sendiri tanpa seseorang pun yang akan membantunya.

"Tidak apa-apa, aku tokoh yang mandiri," monolognya, bangga dengan diri sendiri.

Dari kejauhan, ada ketua OSIS yang baru keluar dari toilet dan hendak kembali ke kelas. Ia berjalan di jalan yang sama dengan Stefani namun dari arah yang berlawanan. Jelas Arden bisa melihat seragam Stefani yang basah kuyup sampai—maaf—terlihat dalamannya.

Masuk Ke Dunia Wattpad (✓)Where stories live. Discover now