Bitter : 27. Tapping Device

6.9K 1.2K 369
                                    

Semua kembali ke markas rahasia NIS kecuali Jungkook dan Lalice. Sebenarnya Lalice berniat pergi sendirian ke panti asuhan tempatnya tinggal dulu untuk meletakkan alat penyadap. Tapi Jungkook menawarkan diri untuk mengantarnya.

Sesampainya di markas itu, Chanyeol langsung didatangi oleh Jennie, Jisoo, dan Rosé. Itu karena Lalice memberitahu ketiganya bahwa dia baru saja bertemu dengan Chanyeol, Taehyung, Yoongi, dan Jungkook.

Awalnya Chanyeol memang tak ingin memberitahukan pertemuannya dengan Lalice pada tiga gadis yang mengaku sebagai kakak Lalice itu. Tapi ternyata Lalice ingin mereka tahu. Karena sekarang, Lalice tak ingin merahasiakan apa pun lagi dari ketiganya. Dia benar-benar sudah menganggap Jisoo, Jennie, dan Rosé sebagai saudaranya.

"Jika kalian menanyakan tentang adik kalian, dia ada bersama Jungkook. Sepertinya Lalice sudah memberitahu kalian bahwa dia berniat ingin menyadap panti asuhan tempatnya tinggal dulu." Sebelum Jisoo dan yang lainnya mengeluarkan pertanyaan, Chanyeol terlebih dahulu berucap. Karena dia tahu apa yang akan ditanyakan ketiga gadis itu.

"Chanyeol-ssi, bolehkah aku ikut untuk melatih mereka?"

Di tengah keterdiaman yang sempat tercipta, Taehyung menyuarakan keinginannya. Pandangan pria itu tertuju pada Jennie yang kini mulai melangkah pergi menuju ruang pelatihan. Chanyeol tahu jika sedari awal Taehyung sudah terpikat oleh Jennie.

"Kau bisa?" Chanyeol memang ragu akan sosok Taehyung. Dia masih sangat ingat bagaimana ketakutannya pria Kim itu saat Chanyeol mengajaknya menyeiliki bangkai bus diam-diam.

"Walaupun aku masuk NIS melalui orang dalam, tapi aku bisa diandalkan. Aku pemegang sabuk hitam Taekwondo, kau tenang saja." Taehyung berujar dengan kesal. Dia tak selemah yang Chanyeol pikirkan, tentu saja.

Chanyeol diam sejenak. Lalu akhirnya mengangguk mengiyakan.
"Jangan mengacau."

Taehyung mengangguk cepat. Berlari kecil memasuki tempat latihan bela diri di markas itu. Dia tampak senang hanya karena Chanyeol mengizinkannya.

...........

"Kau datang lagi, Nak?" suara lembut itu menyambut kedatangan Lisa bersama Jungkook.

Tersenyum tipis, Lalice menyodorkan dua paper bag untuk Jung Sejin. Wanita tua yang merawatnya sedari bayi hingga remaja. Isinya tidak berarti, hanya tas dan beberapa pakaian yang Lalice beli dengan uang hasil pekerjanya sebagai anggota NIS.

"Aigo. Kenapa membelikanku barang mahal seperti ini?" dengan tak enak hati, Jung Sejin menerima pemberian Lalice. Dia pun sebenarnya tak mengharapkan apa pun pada anak yang telah diasuhnya itu.

"Hanya hadiah kecil, Bibi." Jawaban Lalice itu membuat Sejin mengusap kepala sang gadis dengan gemas.

"Omong-omong, siapa pemuda itu? Pacarmu ya?"

Keduanya gelagapan. Lalice secepat mungkin menggeleng, sedangkan Jungkook tampak mematung. Pernyataan Sejin sungguh menyalakan kembang api di hatinya sekarang.

"Tidak, dia temanku." Lalice mencubit lengan Jungkook, membuat pemuda itu refleks membungkuk pada Sejin.

"A-annyeonghaseyo, Jungkook imnida. Aku teman Lalice."

Sejin mengangguk paham.
"Duduklah. Aku akan membuatkan teh untuk kalian sebentar."

Jung Sejin melangkah meninggalkan ruangan itu bersama hadiah dari Lalice. Dan setelah dia menghilang di balik pintu, Lalice melirik ke segala arah. Dia menemukan satu CCTV di sudut ruangan, juga satu lagi di balik pintu kaca lemari.

Gadis berponi itu memejamkan mata. Bisa saja ada CCTV lain di ruangan itu. Tapi dia hanya menemukannya dua buah. Jika memang ada, Lalice pasti akan ketahuan. Juga hubungannya dengan panti asuhan itu tak akan sebaik sekarang.

Bitter ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang