Bitter : 58. Closer

2.5K 510 121
                                    

Lalice tidak bereaksi apapun. Bersyukurlah Suzy karena saat ini yang mendengar kejujuran itu hanya Lalice. Mungkin jika temannya yang lain, mereka akan marah karena merasa dipermainkan.

Lalice memiliki pola pikir yang berbeda. Suzy menyembunyikan fakta besar ini pasti ada alasanya. Suzy pun bukan orang yang jahat menurut Lalice. Ia benar-benar membantunya walaupun yang hendak ia hancurkan adalah ayahnya sendiri.

"Kau tidak marah?" Suzy kemudian bertanya dengan heran karena raut wajah Lalice sungguh terlihat santai.

"Berikan aku penjelasannya. Maka aku akan memilih untuk marah atau tidak nanti." Tidak hanya sikap gadis itu yang dingin, tapi pikiran gadis itu juga. Suzy memang memiliki pilihan yang tepat untuk bercerita pada Lalice dahulu.

"Dulunya, ibuku adalah seorang dokter dan ayahku adalah seorang tentara perbatasan. Mereka berdua adalah anggota organisasi So Jisub. Mereka turut membantu jalannya bisnis ilegal So Jisub." Mengungkapkan masa lalunya yang tidak bisa dibilang baik sangat berat untuk Suzy. Tapi ia harus karena Lalice ingin mendengarnya.

"Saat itu umurku tiga belas tahun. Mereka dibunuh di depan mataku sendiri. Alasanya karena ayah dan ibuku di anggap berkhianat padahal semua itu tidak benar." Wajah Suzy memerah, karena kejadian itu benar-benar membuatnya marah.

"Selang beberapa hari setelah kematian orang tuaku, So Jisub kembali datang setelah tahu bahwa orang tuaku tidak pernah mengkhianatinya. Ketika itu, hidupku benar-benar berubah." Suzy menarik napasnya. Lalice yang melihat itu tak bisa melakukan apa pun. Ia sungguh tidak mahir untuk menghibur seseorang.

"Dia mengangkatku sebagai anak. Memberikanku hidup yang mewah dan layak, juga memberikanku seorang saudara perempuan yang dingin." Gadis itu terkekeh, mengingat perjalanan hidupnya yang sungguh tidak bisa dibilang indah.

"Alasanku bisa dengan mudah masuk ke dalam organisasinya dan mengumpulkan banyak bukti karena aku memang memiliki akses bebas di dalam sana."

"Tapi kenapa margamu berbeda dengan dia?" Lalice bertanya ketika merasa Suzy tak ingin lagi bicara.

"Nama resmiku So Suzy. Tapi untuk hal yang tidak resmi aku memilih menggunakan nama lahirku. Han Suzy. Aku tidak ingin melupakan jati diriku yang asli."

Lalice masih tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Ia hanya diam dan sibuk menjelajah memori di kepalanya, untuk mengingat apa saja yang Suzy lakukan.

Tidak ada satu pun hal yang membuat Lalice menyalahkan Suzy kecuali kebohongan gadis itu. Suzy selalu membantu mereka, termasuk saat perjuangan terakhir mereka mendapatkan bukti.

Saat itu, ia ingat ada sebuah festival makanan yang diadakan dini hari. Lalice selalu bertanya-tanya mengapa festival seperti itu diadakan saat jam tidur. Tapi kini ia sangat yakin jika itu adalah perbuatan Suzy agar mereka selamat dari kejaran orang-orang So Jisub.

"Jangan beritahu yang lain." Lalice yakin, ini keputusan yang tepat. Teman-temannya bukan orang yang mudah menerima kebohongan. Akan lebih baik fakta ini mereka kubur selamanya.

"Tapi---"

"Mereka tidak akan bisa menerimanya, terlebih dia." Lalice kemudian menunjuk mobil Sehun yang terparkir agak jauh dari mereka.

Kejujuran Suzy akan membuat masalah baru jika semua orang tahu. Apalagi keluarganya yang mungkin tak akan memperbolehkannya bertemu dengan Suzy lagi.

Ting!

Ponsel Lalice berdenting keras, membuat ia harus mengalihkan perhatiannya sejenak dari Suzy.

예뻐 언니
Online

Aku tidak akan marah karena kau pergi tanpa pamit, jika kau pulang sekarang. - 18.32 KST

Lalice menghela napas. Ada kalanya, dia benar-benar merasa jengah dengan sikap Jennie yang terlalu mengekang. Gadis itu selalu bersikap semaunya sendiri pada Lalice setelah tahu jika Laice adalah adik kandungnya.

Bitter ✔Where stories live. Discover now