Bitter : 37. About The Past

4.7K 985 275
                                    

Ini adalah tantangan besar untuk mereka. Di siang bolong, keempat orang itu harus menebalkan keberanian untuk mencuri bangkai bom yang masih bersemayam di sebuah pembuangan mobil bekas.

Kali ini, mereka tak bisa pergi bergerombol. Setelah berdiskusi cukup panjang, mereka memutuskan hanya Yoongi yang masuk ke dalam sana. Sisanya harus menetap di mobil sembari memperhatikan sekitar.

Sudah setengah jam ketiganya berdiam di mobil, namun Yoongi tak kunjung muncul. Entah apa yang terjadi pada lelaki itu, mereka tak tahu karena tak memakai earphone seperti biasa. Ingat bahwa hal ini mereka lakukan tanpa persiapan terlebih dahulu.

"Jika lima menit lagi dia belum muncul, aku akan masuk." Lalice memutuskan. Dia takut bahwa temannya itu memiliki kendala disana.

Sampai lima menit itu tiba, Yoongi masih tak terlihat. Lalice sudah bersiap untuk turun dan menyusul Yoongi. Namun dengan langkah lebar, lelaki itu muncul.

Ia berlari sembari membawa sebuah tas ransel hitam yang terlihat cukup berat. Selain itu, dibelakangnya juga beberapa sosok tampak mengejar.

Wendy yang ada di kursi kemudi dengan cepat membukakan pintu untuk Yoongi, lalu mobil mereka mulai melaju dengan kencang.

"Mereka siapa? Sepertinya bukan polisi yang biasanya berjaga." Wendy bertanya pada Yoongi yang masih berusaha mengatur napasnya setelah berlari cukup kencang.

"Mereka sepertinya ingin melenyapkan barang bukti ini. Tapi kita lebih dulu menyadari bahwa bangkai bom ini sangat penting." Keterangan Yoongi membuat mereka mengangguk paham.

Kemudian terdengar jika Wendy mendesis kesal menatap kaca spion. Dimana di belakang mereka, terlihat satu mobil sedang berusaha mengejar.

Lalice menelan salivanya susah payah, tatkala baru saja mengingat sesuatu.
"Tidak. Mereka tidak berniat melenyapkan barang bukti itu."

"Mereka tahu kita akan datang kesana. Tujuan mereka... Adalah kita. Dan semua barang bukti ini." Kalimat Lalice berlanjut, sembari menunjuk tas berisi berkas-berkas penting milik So Jisub.

Gadis itu tahu, jika wajah-wajah yang mengejar Yoongi tadi sangat tidak asing. Mereka bertiga adalah orang yang fotonya Suzy berikan beberapa saat lalu pada Lalice.

"Shit!" Wendy semakin menginjak pedal gasnya.

Siapa yang tahu bahwa gadis itu sangat pandai dalam mengendarai mobil. Kencangnya bahkan bukan main. Semua mobil ia dahului.

Sampai merasa frustasi, Wendy membanting stirnya. Ia membuat semua rekannya memekik kaget karena tiba-tiba berada di jalur lawan arah.

"Y-Ya! Aku belum mau mati!" Jungkook berniat untuk berteriak, tapi suaranya terlalu bergetar.

Wendy tidak menanggapi kepanikan teman-temannya. Ia berusaha fokus, karena jika tidak mobil mereka akan ditabrak oleh kendaraan lain.

"Ya! Hentikan kegilaanmu!" Yoongi yang awalnya berusaha terlihat tenang, kini dengan ketakutan menarik stir mobil hingga kendaraan itu masuk ke dalam sebuah gang.

Wendy mendesis. Karena kecerobohan lelaki itu, kini mobil yang mengikuti mereka juga ikut masuk ke dalam gang. Jika saja Yoongi sedikit bersabar menangani ketakutannya, mereka pasti akan lolos karena di depan sana terdapat dua terowongan yang berbeda jalur.

"Sunbae! Jalan buntu!" Pekikan Lalice itu membuat Wendy menginjak remnya dalam-dalam.

Seketika empat orang itu terdiam kaku. Mereka seakan kehabisan akal. Sampai akhirnya Lalice menggeram, dan menarik tas ransel milik Yoongi. Lalu mengeluarkan seluruh isinya. Tak sampai disitu, ia juga melakukan hal yang sama dengan tas ransel miliknya.

Bitter ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora