Bitter : 4. Throwback

10.2K 1.6K 266
                                    

Seoul, South Korea
15th Of January, 2011
14.05 KST

Langkah kaki kecil itu menapak dengan riang membelah trotoar kota Seoul. Dengan bersenandung ria, gadis kecil berponi itu sangat menikmati perjalanan pulangnya.

Dia baru saja pulang dari sekolah. Berjalan kaki cukup jauh karena dia tak memiliki kendaraan pribadi untuk membawanya pulang. Gadis sekecil itu bahkan sudah dibiarkan untuk menaiki kendaraan umum dan menempuh waktu setengah jam untuk sampai ke tempat tinggalnya.

Sampai di sebuah taman kota, Gadis itu hendak beristirahat sejenak. Ingin menduduki sebuah bangku panjang, namun suara tangis seseorang membuat dia mengurungkan niat awal.

Lalice kecil mulai berjalan perlahan menghampiri seorang anak seusianya yang kini menangis kencang di bawah pohon. Melihat wajahnya yang lucu, Lalice justru tertawa dari pada memilih menenangkan anak itu.

"Hey, kau mentertawakanku?" anak berumur sembilan tahun itu bangkit berdiri dan menatap Lalice kesal.

"Kau lucu." Ungkap Lalice jujur, yang membuat semburat merah muda si kedua pipi anak kecil itu muncul.

"Kau ingin permen?" Lalice yang ingat memiliki sisa permen di saku seragamnya, segera meraihnya dan memberikan pada anak kecil di hadapannya. Dan dengan malu-malu, gadis itu meraih permen susu yang Lalice sodorkan.

"Terima kasih." Ujar gadis kecil itu pelan.

"Eoh, siapa namamu? Dan kenapa kau menangis?"

Sebelum menjawab pertanyaan Lalice, gadis kecil itu memasukkan permen pemberian Lalice terlebih dahulu ke dalam mulutnya. Membuat Lalice harus sedikit menunggu lebih lama karena tampaknya gadis kecil itu ingin menikmati permen susu kesukaan Lalice.

"Aku baru saja terjatuh, dan tidak ada orang yang menolongku." Lalice hanya mengangguk paham mendengar penjelasan gadis kecil di hadapannya itu.

"Dan namaku Rosé." Dia mulai mengulurkan tangannya kearah Lalice, dan dengan senang hati Lalice menerima uluran tangan itu.

"Kau bisa memanggilku Lalice. Aku tinggal di panti asuhan sekitar sini."

"Eoh, Lalice. Mari kita berteman mulai sekarang."

Dan saat itulah pertemanan Lalice dan Rosé mulai terjalin. Rumah Rosé dan panti asuhan tempat tinggal Lalice yang berdekatan dari taman itu, membuat mereka sering bertemu disana sepulang sekolah.

Menghabiskan waktu bersama dengan ditemani pengasuh Rosé. Mulai membagi cerita hidup mereka masing-masing. Dan ketika itu, Rosé begitu takjub akan sikap Lalice yang sangat dewasa melebihi umur sesungguhnya.

Sampai dimana mereka lulus dari sekolah dasar, Rosé harus pergi dari Korea Selatan untuk ikut bersama orangtuanya menuju Australia.

Perpisahan itu tak bisa dihindari. Setelah dua tahun menjalin pertemanan, akhirnya mereka harus di pisahkan oleh jarak yang amat jauh. Dan sangat mustahil untuk Lalice menengok sahabatnya di benua berbeda itu.

"Aku akan kembali. Dan kita akan kembali menghabiskan waktu bersama lagi." Ujar Rosé kala pertemuan terakhir mereka di taman itu.

"Kau janji?"

"Hm. Aku janji. Dan beri aku permen susu itu ketika kita bertemu lagi, eoh?"

Dan Lalice benar-benar tak tahu jika Rosé bisa berubah drastis hanya dalam tiga tahun. Melupakan janji bahkan ikatan persahabatan mereka dengan sangat mudah.

Seoul, South Korea
19th Of February, 2017
06.22 KST

Ini tahun ajaran baru. Dan sangat beruntungnya Lalice karena telah diterima di sebuah sekolah bertaraf internasional hanya dengan menggunakan beasiswa. Dan dia tak perlu mengeluarkan uang ratusan juta seperti murid lainnya.

Bitter ✔Where stories live. Discover now