Bitter : 26. Photos

7.5K 1.3K 347
                                    

Aula besar itu diramaikan dengan banyak orang. Selain manusia, disana terdapat jejeran kamera yang menyala. Merekam setiap detail kejadian di ruangan itu. Dimana kini hampir semua orang bertepuk tangan saat seorang lelaki dan salah satu Menteri bersalaman. Tanda bahwa mereka telah menyepakati sesuatu.

"Senang bisa kembali bekerja sama denganmu, Tuan So Jisub."

Pria bernama So Jisub itu tersenyum lebar. Lalu mereka berdua berfoto bersama. Menatap ramah pada para wartawan yang ada. Selain itu, diam-diam Jisub juga menatap seseorang yang kini duduk di kursi paling depan. Berjajar dengan orang penting lainnya.

Ini adalah kali pertama So Jisub mengekspos wajahnya di depan publik. Karena selama ini, dia tak pernah mau untuk di sorot oleh kamera. Tapi keanehan hari ini terjadi. Pria itu memperbolehkan seluruh wartawan memotretnya hingga puas.

Acara itu berlangsung tak cukup lama. Mereka yang ada di sana mulai membubarkan diri setelah mendengar kalimat perpisahan dari sang Menteri yang memimpin rapat.

So Jisub pun ikut melangkah menuju pintu keluar. Dia berjalan cepat dan sampai tepat di samping Park Seojoon. Orang yang terus di tatap Jisub sedari rapat berlangsung.

"Maaf, aku merebut tempat terpenting ini karena kelalaianmu." Entah itu sebuah sindiran atau bukan, Seojoon sungguh membencinya.

Rapat ini memang diadakan karena pemerintah tak bisa menerima bus umum buatan Cyber Sky Company yang diberitakan bermasalah. Mereka memutuskan memutus kontrak dan mencari pengganti karena pemerintah harus segera meluncurkan beberapa unit tambahan untuk transportasi masyarakat.

Bus umum buatan Magnetism Service tiba-tiba terpilih. Padahal menurut survei yang dibuat, bus produksi perusahaan itu memiliki banyak kekurangan serta biaya yang diminta cukup tinggi.

"Sayang sekali kau dulu menolak untuk tetap berteman denganku. Sekarang, kau tampak begitu kasihan." Setelah mengatakan itu, Jisub mempercepat langkahnya hingga Seojoon tertinggal.

Pria Park itu menghentikan kedua kakinya untuk melangkah. Dia memandang punggung tegap milik mantan teman Senior High Schoolnya dengan amarah. Sembari tangan mengepal dengan erat. Sempat tak menyangka, bahwa So Jisublah yang ada di balik Magnetism Service.

..........

Lalice membuka matanya dengan kondisi yang lebih baik. Atau dia memang tak tahu apa itu rasa sakit? Walau semalam kepalanya dipukul dan punggungnya tergores pisau tajam, Lisa tak merasa sakit sedikit pun.

Gadis itu perlahan bangun dari tidurnya. Lalu menemukan satu nampan berisi menu sarapannya pagi ini. Serta secarik kertas yang sunguh menarik perhatian Lalice.

Habiskan sarapanmu dan istirahatlah kembali. Aku sebenarnya ingin membolos untuk merawatmu, tapi Park Chanyeol tak memperbolehkannya. Lelaki itu benar-benar sialan.

Dari,
Jennie yang paling cantik

Lalice terkekeh setelah membaca catatan singkat yang diberikan Jennie. Hendak meraih segelas susu yang sepertinya sudah mendingin, namun karena Lalice teringat sesuatu dia beranjak meninggalkan menu sarapan itu.

Tujuan Lalice ada pada hoodie yang dipakainya semalam. Dia meraih hoodie yang terdapat noda darah itu dengan napas lega. Beruntung karena Jennie belum memeriksanya untuk di cuci. Tampaknya gadis berpipi mandu itu terburu-buru hingga tak mencuci pakaian mereka pagi ini.

Lalice segera merogoh salah satu saku hoodienya. Dimana dia menemukan sebilah pisau yang melukainya tadi malam. Bukan tanpa alasan Lisa membawa pisau itu. Dia merasa ada sesuatu dengan benda tajam itu.

Bitter ✔Where stories live. Discover now