MWB-21

2.8K 165 2
                                    

sorry ya baru update... 

kalau nggak di-vote tuh suka lupa hehehe

***

Hayu berjalan pelan saat naik ke lantai dua, tempat kamar anaknya berada. Dia sudah mengecek jam dinding dari tadi dan sekarang anak-anaknya pasti sudah bangun. Tepat di depan pintu, Hayu mengetuk dengan cukup semangat. Saat terdengar sahutan "masuk" dari dalam kamar, tangannya langsung menekan kenop pintu yang ternyata tidak dikunci. Langkah semangat Hayu terhenti sejenak saat matanya memindai pemandangan di depannya. Kina sedang memasukkan beberapa pakaian dan buku ke dalam koper dan Hayom di sebelahnya tidak membantu justru terkesan memandori Kina dengan penampilan yang cukup membuat Hayu menautkan alis. Hanya celana kolor yang dipakai anak tunggalnya dan dia sedang menggosok rambutnya yang basah dengan handuk kecil. Kening Hayu semakin mengernyit dalam saat menyadari kalau menantunya justru tidak menampilkan raut wajah risih melainkan terkesan biasa saja.

"Apa mereka...?"

"Kenapa Ma?"

Belum sempat Hayu menyelesaikan apa yang tengah ia pikirkan, otaknya langsung mengingatkan tujuannya datang ke kamar mereka.

"Mama Cuma mau ngecek Kina, sudah siap belum packingnya?"

"Sudah kok ma, ini tinggal dikit lagi" Kina memasukkan beberapa peralatan tulis dan terakhir ia masukkan skincare ke dalam koper.

"Beneran nggak perlu dianter langsung saja ke bandara?" Hayu mendekat berdiri di sebelah Kina. Sebuah gelengan tegas menjadi jawaban, Kina tidak mau diantar langsung ke bandara karena memang harus berkumpul di sekolah dan berangkat bersama ke sana.

"Yah padahal Mama ingin banget, nggak pernah Mama nganterin anaknya ikut olimpiade kaya gini" Hayu melirik Hayom, mencoba menyindir anaknya itu tapi justru dibalas dengan seringaian malas dari Hayom.

"Tapi nanti berangkat bareng dari sekolah Ma"

Hayu akhirnya mengangguk. "Iya deh, langsung turun buat sarapan ya. Hari ini kamu diantar sopir saja ke sekolah, susah kalau naik ojek bawa koper gini"

"Iya Ma"

"Mama ke bawah dulu"

Pintu kamar tertutup kembali. Kina mengecek lagi daftar yang sudah ia buat dari kemarin yang berisi apa saja yang harus dibawa dan tersenyum lega saat semua daftar sudah tercentang yang berarti kalau semuanya aman dan tidak ada yang tertinggal. Hari ini ia berangkat ke Bangka Belitung, tuan rumah final olimpiade sains nasional (OSN) antar siswa SMA. Ini adalah olimpiade terakhir yang ia ikuti dan setelahnya ia akan fokus ke ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi. Ada rasa aneh yang merayap pada dadanya mengingat hal itu, karena itu berarti masa sekolahnya sudah tidak lama lagi dan entah setelahnya ia akan melanjutkan kemana dan menjadi apa.

"Berapa hari lo di sana?" Hayom yang sejak pagi lebih banyak menyimak akhirnya bertanya. Dia sudah tidak menggosok rambutnya lagi karena sudah kering, tapi ia masih belum mengenakkan atasan.

"Dua hari doang, minggu sudah balik. Kenapa?"

"Sudah yakin nggak ada yang ketinggalan?"

Kina mengangguk, ia sebenarnya merasa risih dengan penampilan Hayom yang entah kenapa justru terlihat sangat seksi. "Bisa nggak sih lo pakai baju?"

"Nanti"

Kina membuka lemari milik Hayom, mengambil satu kaus sembarang dan melemparkan ke arah Hayom yang langsung diterima dengan baik. Hanya dengusan kecil yang Kina dengar diikuti dengan kaus yang sudah menempel pas di tubuhnya. Kina sendiri sudah berpakaian rapi tapi kasual. Celana jeans dan kaus longgar. Dia tidak perlu memakai seragam karena nanti seragamnya akan digunakan saat olimpiade. Kina sedang merapikan rambutnya saat Hayom mendekat dan mengusap ubun-ubun Kina. Kina yang tingginya se-dada Hayom langsung mendongak mendapati Hayom sudah berdiri di depannya.

MARRIAGE WITH BENEFITOù les histoires vivent. Découvrez maintenant