MWB-17

2.8K 185 8
                                    

Hai,,, boleh minta vote nya ya? 

Nanti saya update tiap hari deh ^_^

__________________

"Mau diajarin?"

Pletak!!!

Buku tulis yang tadinya ada di meja belajar terlempar menghantam kepala Hayom tanpa antisipasi. Hayom mengaduh dan mengelus kepalanya.

"Lo kenapa sih Kin?!" gerutu Hayom

"Lo tuh yang kenapa? Lo mau cari-cari kesempatan buat cium gue kan?" sekarang Kina bahkan sudah berdiri dan berkacak pinggang

Hayom mendengus kesal, omongannya tadi kan hanya bercanda "Buset!! Siapa juga yang mau ciuman sama lo!"

"Hallah nggak usah berkilah!"

"Gue kan Cuma ngomong, kalo lo nanti pacaran sama si Dirga kemungkinan bakal kaya gitu makanya lo harus tahu dari sekarang biar nggak kaget!"

Hayom masih mengusap kepalanya tadi, tadi memang sudut buku yang mengenai jadi cukup terasa sakitnya. Sementara Kina kini tertegun, pikirannya bermonolog sendiri. Memang benar dirinya menaruh rasa pada Dirga dan sering berangan-angan bagaimana rasanya bisa menjadi kekasih Dirga. Tapi menyambungkannya dengan ciuman dan hal lain lebih dari itu, rasanya Kina tidak bisa mencerna.

Maksudnya ini seperti terlalu awal untuk dirinya bukan?

"Aish kenapa gue mikirin hal kaya gini sih kan belum tentu juga Pak Dirga mau sama gue" gumam Kina dalam hati

Matanya kini melirik pada Hayom di atas kasur yang tengah mengelus kepala. Sekarang Kina menjadi merasa bersalah.

"Sorry ya Yom, tadi kebawa emosi hehehe" ucap Kina sambil menggaruk tengkuknya

"Sorry-sorry, ini namanya KDRT! Gue laporin lo ke pengadilan agama ntar"

"Ish gitu aja ngambek katanya pentolan sekolah, gimana sih?!"

Hayom menyibakkan rambutnya "Nih lihat sampe benjol kaya gini"

Kina mau tidak mau mendekat, dia mengamati kening Hayom yang terdapat bekas sudut buku. Tangannya memegang pelan bekas itu sambil menyengir. Mulutnya mendekat dan meniupkan udara dari dalam.

"Kenapa lo malah tiupin kaya gitu sih?"

"Lo diem aja, biasanya gue kalo luka ditiupin gini terus sembuh"

"Teori dari mana kaya gitu"

"Nggak tahu juga"

Setelah beberapa kali tiupan, Kina mengelus luka yang sedikit memar itu dan menutup lagi rambut Hayom ke sedia kala. Dia kemudian memandangi Hayom yang masih tak bergeming.

Kina tidak terbiasa memperhatikan, tapi ia mengakui sekarang kalau Hayom memang tampan. Dari jarak sedekat ini, ia bahkan bisa melihat guratan tulang rahang Hayom yang tegas dan rambut kumis yang mulai tumbuh pun nampak jelas. Beberapa calon jambang bertengger dari bawah telinga hingga dagu. Ia bahkan bisa melihat beberapa komedo tumbuh dari hidungnya yang mancung. Alisnya yang lebat nan berantakan dan bibir tipisnya yang agak kecokelatan.

Tidak ada yang berinisiasi. Karena tiba-tiba gaya gravitasi begitu kuat di sini tepatnya di atas tempat tidur di mana keduanya tengah terduduk. Pusaran waktu tiba-tiba saja terhenti saat keduanya saling mendekatkan diri. Terlihat wajah keraguan pada dua remaja itu pada awalnya namun kemudian hanya deru nafas yang terdengar saat bibir mereka mulai bertautan.

***

Kina duduk termangu. Tangannya memegang bolpoint dan menuliskan coretan-coretan di buku. Beberapa kali dia menghela nafas. Suara yang terus berdengung dari depan kelas saat pelajaran Sejarah pun tidak dihiraukan.

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang