MWB-29

2.2K 155 10
                                    

jangan lupa vote dan comment-nya kalo pinisirinnnn......

**

Kondisi lapangan basket masih terasa keriuahannya. Setelah lima belas menit berlalu, lalu lalang anak-anak yang memberi selamat atau berselfie ria sudah mulai dapat dikondisikan. Bangku tribun kosong setengahnya karena para penonton lebih memilih duduk lesehan di pinggiran lapangan.

Sekarang, sebuah panggung ala kadarnya telah di didirikan di tengah lapangan. Setelah penampilan cheerleader sebagai closing ceremony, pemberian trofi juara pada SMA Airlangga, dan pidato penutupan dari ketua panitia, acara turnamen basket putra regional antar SMA secara resmi telah berakhir.

Namun, semua orang belum beranjak karena masih ada acara susulan lainnya yang dirancang mendadak oleh OSIS. Acara talkshow singkat terhadap para pemain basket dari kedua SMA. Untung saja para pemain dari SMA Dwipa mau mengikuti acara basa-basi ini.

Dua belas pemain utama dari kedua tim sudah ada di atas panggung. Sengaja hanya dipilih enam saja untuk masing-masing tim karena panggungnya tidak muat. Semua bersorak dan bertepuk tangan saat kedua tim berada di atas panggung. Tatapan mendamba jelas terlihat hampir di seluruh wajah anak perempuan yang sedang menonton.

"Ya ampun demi apa gue pengen banget foto sama nomor sembilan!" ucap Maureen dengan ekspresi lebay. Dari tadi ketiga temannya sudah bosan pada Maureen yang terus melototi si nomor sembilan dari SMA Dwipa.

"Kayanya dia kelas 11 deh, adik kelas. Brondong tuh anak!" sahut Vivi. "Bodo amat yang penting ganteng." Balas Maureen tak memerdulikan temannya yang sudah muak dengan sikap noraknya itu.

"Kin kok lo lemes gitu sih? Tuh si Dafa kelihatan keren banget nggak sih?" Sandra menyikut Kina. Cewek itu dari tadi lebih senang menekuk wajah daripada ikut bergembira.

"Gue capek." Jawab Kina datar.

"Ye semangat dong Kin. Bentar lagi kan selesai, ntar kita todong si Dafa buat traktir kita, oke?" Kina mengangguk saja. Sebenarnya dia sudah tidak minat berada di lapangan basket ini.

"Oke Guys. Wow! Gilak tadi pertandingannya seru banget gak sih?! Gue sampai mau pingsan di detik terakhir! Untung aja kita punya Hayom my bebeb yang berhasil ambil tiga poin! Ya ampuun Aa' Hayom my bebeb..." semuanya menyoraki Satria alias Felika—salah satu anggota OSIS yang terkenal karena kengondekannya—yang menjadi MC acara talkshow basa-basi ini. Cowok ngondek itu sudah terkenal dengan ekspresi lebay-nya.

Felika menghela nafas saat dirinya mendapatkan sorakan tidak terima karena telah memanggil Hayom sebagai my bebeb-nya. "Oke, oke. Apa pun yang terjadi di lapangan tadi, gue cuma mau bilang congratulatiooonn!! Buat tim basket SMA Airlangga for sure and buat tim basket SMA Dwipa. Kasih tepuk tangan dong buat mereka!!!"

Suara tepuk tangan menggema cukup lama. Felika yang sebelumnya berada di sisi kanan panggung kini berjalan melenggang bak Miss Universe ke sisi kiri mendekat ke tim basket SMA Dwipa.

"Hallo tim basket SMA DWIPA, boleh nggak kita kenalan dan mungkin ada yang mau disampaikan mengenai pertandingan tadi?" Felika menyerahkan mic dengan gaya ngondeknya kepada salah satu pemain yang duduk paling kiri. Tapi kemudian mic di lempar ke yang lain dan berakhir pada cowok yang bernomor punggung sembilan. Terlihat dari raut wajahnya sebenarnya cowok itu tidak mau tapi akhirnya mengalah karena dipaksa yang lain.

"Ehm." Si nomor sembilan berdehm untuk menjernihkan suara sekaligus mengetes microfon tetapi hal itu ternyata disaut dengan sorakan dan jeritan dari anak-anak perempuan. Cowok blasteran Indo-Arab itu mengerutkan dahi dan akhirnya mulai berbicara. "Perkenalkan saya Omar Smith. Biasa dipanggil Omar."

"Omar I love you!!"

Omar tertegun saat mendengar pernyataan itu yang berasal dari sisi lapangan. Sementara Maureen yang berteriak demikian malah cekikikan.

MARRIAGE WITH BENEFITWhere stories live. Discover now