MWB-5a

3.5K 175 2
                                    

Hayom mendribelkan bola basket dengan gesit dan melewati beberapa lawan yang tidak bisa berbuat banyak karena sejak awal mereka sadar kalau permainan ini hanya akan didominasi olehnya. Beberapa orang di lapangan bahkan menghela nafas berkali seraya memegang lutut mereka karena kelelahan tidak menyangka kalau stamina Hayom begitu mencengangkan. Tidak perlu banyak perlawanan dan waktu lama hingga akhirnya dia mampu memasukkan bola ke dalam ring berulang-ulang kali hingga banyak suara pekikan nyaring tak terputus di sekitarnya.

Suara-suara itu tentu berasal dari para anak perempuan yang seharusnya mereka juga melakukan sit-up dan push-up tapi lebih tertarik pada pemandangan di tengah lapangan basket. Dengan tampangnya yang rupawan dan perawakannya yang mainly ditambah dengan skill basketnya yang mumpuni, dia memang telah menjadi idola dari banyak anak perempuan di SMA Airlangga sejak kelas sepuluh.

Banyak yang secara diam-diam bahkan terang-terangan mengungkapkan rasa kagum mereka padanya bahkan menawarkan diri untuk bisa menjadi pacarnya. Tapi sayang, Hayom jarang sekali mau meladeni mereka. Bahkan hingga saat ini dia tidak pernah sekalipun terdengar berpacaran secara resmi dengan anak satu sekolahnya. Paling banter Cuma dekat dan menjadi teman tapi mesra, selebihnya, Hayom tidak pernah menggunakan perasaan saat bersama dengan perempuan.

Seperti halnya dengan cerita-cerita klise selama ini, entah kenapa itu juga terjadi pada Hayom. Karena selain banyak diidolakan, dia juga menjadi salah satu troubel maker yang paling dihindari. Bersama dengan teman-teman gengnya, dia tidak jarang melakukan berbagai jenis kenakalan remaja mulai dari hanya sekedar bolos sekolah, balap liar, hingga tawuran. Untung saja orang tuanya selalu bisa memberikan kompensasi atas kelakukan anaknya itu.

Aksinya di tengah lapangan yang sedari tadi intens terdistraksi saat terdengar hingar bingar di lapangan voli sebelah yang kebetulan sedang digunakan oleh kelas lain. Semua yang sedang bermain basket menghentikan aksinya, mereka memicingkan mata melihat ke arah kerumunan di lapangan sebelah. Sambil terengah-engah, Hayom menaikkan bahunya pada Aldo seakan bertanya ada apa? Dan Aldo pun menjawabnya dengan gelengan kepala nggak tahu.

Mereka pun beringsut ke lapangan sebelah dan menabras kerumunan di sana mencari tahu apa yang terjadi. Setelah melihat jelas apa yang terjadi, Hayom mengerutkan dahinya karena dia seperti kenal dengan orang yang pingsan di tengah kerumunan. Tanpa basa-basi dia langsung maju ke depan dan menggotong orang itu dengan kedua tangannya ala bridal style.

"Ngrepotin aja lo" gumam hayom lirih mendapati ternyata orang itu adalah Kina.

Dia berlari menuju UKS, tubuh Kina yang kecil terasa sangat ringan di tangannya dan ia tidak perlu kesusahan hanya untuk setengah berlari menjauh dari lapangan. Di belakangnya, semua orang dibuat cengo atas hal itu. Bagaimana bisa seorang Hayom yang terkenal dingin dan enggan berurusan dengan orang lain meskipun hanya sekedar menolong bisa langsung membawa Kina tanpa ucapan apapun? Apa tadi, umpatan pun sepertinya tidak terdengar dari mulutnya.

Bisik-bisik mulai terdengar dari kerumanan tadi, bertanya apa hubungan Kina dengan Hayom. Pun dengan Aldo dan Kevin, teman sekelas dan gengnya, yang saling bertukar pandang heran.

"Kok Hayom bisa gendong Kina sih?" tanya salah seorang siswa perempuan yang masih satu kelas dengan Kina.

"Dia saudaranya Kina", Rendy yang dari tadi memahami kebingungan temannya pun akhirnya membuka suara. Ternyata bukan hanya dirinya yang tidak percaya kalau mereka saudaraan.

"Saudara?" Kevin dan Aldo bertanya serempak dan dijawab dengan anggukan dari Rendy

"Iya Hayom pernah bilang gitu kok"

"Do, lo tahu?" tanya Kevin

"Enggak. Dia nggak pernah bilang sih", Jawab Aldo yang menggeleng

"Daf, lo tahu kalau Hayom itu sodaranya Kina?" Kini Aldo menanyai Dafa teman satu geng mereka yang juga satu kelas dengan Kina

MARRIAGE WITH BENEFITWhere stories live. Discover now