MWB-7

2.8K 169 1
                                    

"Lo katanya waktu itu gue tanyain nggak mau pindah, kenapa sekarang jadi berubah fikiran sih?!" Hayom langsung menggeruduk Kina dengan banyak pertanyaan saat mereka kembali ke kamar.

"Gue juga nggak mau Yom. Tapi budhe gue udah balik kampung terus gue udah seminggu tinggal sendiri di rumah. Eh Mama tahu makanya dia langsung jemput gue"

"Ahh dasar Mama sama Papa kebiasaan, suka maksain anaknya"

"Daripada kita berdebat dan mengeluh terus. Gimana kalau kita buat kesepakatan aja?"

Hayom menoleh pada Kina yang tengah duduk di kursi belajarnya. "Kesepakatan apa maksud lo?"

"Ya, kesepatakan semacam do and don't gitu. And supaya pernikahan kita nggak ketahuan orang lain", Jelas Kina

"Well, sepertinya menarik. Oke, kita buat kesepakatan"

"Good. Pertama, di kamar ini meskipun kita satu kamar tapi nggak boleh asal-asalan buka baju"

"Setuju, harus di kamar mandi"

Hayom mendekat dan mengambil kursi di sebelah Kina. Ternyata kemarin Mamanya sengaja membuat dua meja belajar untuk mereka.

"Kedua, status kita harus jelas di luar sana"

"Ha?"

"Ihh maksudnya, Lo ngomong apa tentang gue kalau ada yang nanya?"

"Gue bilang Lo sodara gue", Kina menghela nafas "Tuh kan beda. Gue bilangnya malah Mama temenan sama Ibu gue. Ini harus disamain biar orang nggak curiga"

"Gini aja. Jadi Mama emang temenan sama Ibu lo. Mereka temenan udah dari kecil tapi lama nggak ketemu jadi gue nganggep Lo sebagai sodara sekarang", Imbuh Hayom dan Kina pun mengangguk setuju

"Oke, bagus juga. Terus di sekolah kalo nggak ada hal yang mendesak jangan sampai ada interaksi diantara kita" sambung Kina

"Yup! Terus tambahin kita nggak perlu saling ikut campur urusan satu sama lain. Lo boleh punya hubungan sama cowok lain dan gue juga bisa berhubungan sama cewek lain"

"Ah gampang itu. Terus kalo kita di depan Mama sama Papa gimana Yom? Apa perlu kita pura-pura?"

"Nggak perlu. Di depan mereka kita biasa aja, toh mereka juga pasti paham kalau kita menikah karena terpaksa kan?"

"Mmm.. Iya juga sih"

"Oh ya ada yang penting lagi. Jangan bawa temen ke rumah ntar mereka tahu kita tinggal bareng"

"Oke" Kina hanya mangut-mangut saja. Kesepakatan tadi sepertinya baik juga untuk mereka. Kina dan Hayom sama-sama puas dengan kesepakatan yang mereka buat tadi.

Keesokan harinya senin pagi mereka sudah berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Kina mengambilkan nasi goreng pada piringnya Hayom. Papa dan Mama yang melihat itu agak geli dan berfikir kalau mereka mungkin sudah berdamai satu sama lain. Buktinya mereka tetap anteng walau harus satu kamar bersama.

"Yom, nanti kamu berangkat sama Kina ya?" Ucap Mama

"Nggak Ma, aku sendiri aja"

"Tapi kan Yom...."

"Ma, aku udah nggak protes lho karena harus tidur sekamar sama Kina. Tapi kalau berangkat sekolah, maaf aku nggak bisa"

Mama dan Papanya saling melirik dan menghela nafas, sepertinya Hayom memang tidak bisa mengalah untuk yang satu ini.

"Nggak apa-apa Ma, aku bisa naik ojek aja" Sambung Kina "Lagian aku nanti mau pulang telat soalnya ada les tambahan persiapan olimpiade matematika minggu depan"

Mendengar itu Mama dan Papa tersedak. Mereka tidak pernah mendengar kata olimpiade di rumah ini paling banter juga dapet berita kalau Hayom berantem dan tawuran.

"Wah,, kalau gitu nanti biar dijemput supir aja Kin"

"Eh nggak usah Ma. Aku bisa naik ojek juga kok. Ma pokoknya aku mau naik ojek aja kalau berangkat dan pulang sekolah"

"Yaudah kalau itu mau kamu. Tapi janji ya kalau ada hal mendesak kamu langsung hubungin kita" Ucap Papa yang maklum pada Kina. Dia tahu bahwa mungkin Kina melakukan itu supaya orang di luar sana tidak curiga.

***

Hayom dan teman gengnya tengah duduk-duduk manis di depan kelasnya saat pelajaran kosong. Mereka membicarakan apa yang akan dilakukan untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan dari duel tempo hari lalu. Saat asyik saling memberikan pendapat, mata Hayom tertuju pada Kina yang sedang berjalan membawa tumpukan buku.

Awalnya sih Hayom hanya melihat saja dan tidak berniat untuk menegurnya sampai dia melihat ada sesuatu yang aneh di rok Kina bagian belakang.

"Tuh anak tembus?!" Tanya Hayom dalam hati. Dia segera masuk kelas dan mengambil jaketnya lalu segera menyusul Kina. Hayom sengaja membiarkan Kina menghilang dari pandangan yang lain dulu sebelum teman-temannya curiga.

Hayom masih berjalan cepat dengan jaket di tangannya dan segera menarik tangan Kina saat sudah dekat.

"Apaan sih? Kalau ada yang liat gimana?" Ujar Kina yang kaget karena ditarik dan disudutkan di tembok sekolah.

"Lo sadar nggak sih? Kalau Lo tuh tembus?" Sontak Kina langsung melihat roknya di belakang dan benar saja sudah ada bercak merah di sana. Pipi Kina merona, malu dengan apa yang terjadi.

"Nih, tutupin pake jaket gue", Hayom membantu mengikatkan jaket di pinggang Kina. Bagian tangannya ditautkan ke depan dan jaketnya kini telah tertutup sempurna.

"Makasih yom", Kina berucap dengan wajahnya yang masih merona "Untung gue yang liat kalau yang lain gimana? Lagian lo jorok banget sih, nggak bawa pembalut?" Kina menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya

"Yaudah beli dulu sana, biar tembusnya gak tambah banyak"

"Yom.." Kina memasang wajah memelas

"Apa?"

"Minta duit dong buat beli pembalut, dompet gue ketinggalan di rumah ternyata" Hayom menggeleng-gelengkan kepalanya dan membuka isi dompetnya

"Nih! Buat nanti pulang udah ada?" Tanya Hayom saat memberikan uang lima puluh ribuan kepada Kina

"Saldo Popoku masih ada kok, nggak perlu pake cash" Kina tersenyum dan tanpa babibu langsung pergi ke koperasi sekolah sebelum ada yang melihat mereka berdua

"Gue ke koperasi dulu"

Setelah mengganti pembalut yang ternyata memang sudah penuh itu, Kina kembali ke kelas. Dia tadi disuruh untuk mengambil buku paket di perpustakaan karena memang hari ini adalah jatah piketnya.

Kina mulai membagi buku paket pada anak di kelas hingga dia duduk kembali di kursinya. Dafa yang kebetulan memang duduk di belakang Kina memperhatikan penampilan Kina yang terasa asing. Lama dia berfikir sampai akhirnya dia ingat "itu bukannya jaketnya Hayom?"

Lamat-lamat Dafa memperhatikan Kina yang tengah berbisik-bisik dengan Vivi di sebelahnya mungkin sedang membicarakan materi pelajaran. Dafa berfikir lagi kalau kemarin Hayom menggendong Kina terus sekarang Kina memakai jaketnya Hayom, sebenarnya apa hubungan mereka?

MARRIAGE WITH BENEFITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang