MWB-28

2.2K 144 7
                                    


Nah ni update lagi...

sorry ya bagian ini agak panjang....

**

Dafa mengerutkan dahi saat hendak masuk ke dalam kelasnya. Di depan pintu yang tertutup, dia berdiri dengan rasa penuh curiga. Terlalu sepi, pikirnya. Kelasnya hanya sepi jika pelajaran sejarah dan bahasa Indonesia saja karena sebagian besar memilih tidur. Dan ia baru saja mendapat pesan kalau kelasnya sedang kosong. Jadi, ini terlalu aneh. Ada apa dengan para preman di kelasnya?

Pelan dia membuka pintu, dan "Congratulation!!!" suara sorakan menggema saat ia baru selangkah berjalan. Dafa mengelus dada saking kagetnya dan mau tak mau akhirnya gigi-giginya terpampang karena tak tahan menahan tawa.

Teman sekelasnya ini memang patut dibanggakan solidaritasnya. Termasuk kali ini. Mereka bahkan menggunakan beberapa properti seperti terompet dan konfeti yang membuat kelasnya menjadi gaduh bak pasar malam.

"Congratulation for the final, Dafa!!" ucap mereka bersamaan. Dafa menjadi terharu karenanya. Dia mengangguk dan membalas beberapa jabat tangan gaul dari anak laki-laki. "Thanks, semuanya. Terharu banget gue, besok jangan lupa nonton ya!"

"Pasti! Kita udah bikin tim suporter. Evan sendiri yang tadi buat pas tahu kalian masuk final."

Setelah dua minggu turnamen basket regional berlangsung, akhirnya besok sudah masuk babak final. Tadi pagi mereka berhasil mengalahkan SMA Bhakti dan maju ke babak final melawan SMA Dwipa sang juara bertahan tahun lalu.

Sayangnya, selama turnamen berlangsung, kelas 12 tidak diperbolehkan untuk menjadi suporter saat bermain di SMA lain dan hanya boleh menonton saat laga kandang.

Jadi ketika tahu kalau tim bakset mereka masuk final dan tempatnya adalah di SMA Airlangga, Evan—mantan ketua osis—langsung mengorganisir kelas 12 untuk menjadi suporter terbaik besok. Hingar bingar pun langsung terjadi, setelah tahun lalu mereka puasa gelar, akhirnya tahun ini ada secerca harapan.

Rendy selaku ketua kelas 12 IPS 4 menginisiasi memberi kejutan untuk Dafa sebagai satu-satunya anggota kelas yang berada di tim basket. Dan berhasil, Dafa terlihat begitu senang dengan kejutan yang mereka berikan.

"Besok gue pastiin Kina nonton lo Daf!" ucap Rendy tersenyum usil pada Dafa. Dafa melirik ke arah Kina yang memegang konfeti, cewek itu juga tengah tersenyum padanya.

"Lo besok agak dandan dikit deh Kin. Siapa tahu Dafa jadi lebih semangat." Kata Sandra. Vivi yang disebelahnya merangkul Kina. "Yoi Kin, demi tim basket kita bisa juara!"

"Ih apaan sih." Ucap Kina malu-malu sementara yang lain justru tertawa.

"Eh ada Bu Jana!" teriak salah satu anak. Dengan sigap, semuanya menempatkan diri ke tempat duduk masing-masing. Beberapa anak lainnya mengambil sapu untuk membersihkan sisa-sisa konfeti yang bertebaran, sesuai yang sudah diinstruksikan Rendy sesuai rencana.

**

"Ini beneran Yom, Mama nggak boleh dateng?" tanya Mama. Mereka sedang sarapan, siang nanti final basket akan berlangsung dan sebenarnya Mama Hayu bermaksud untuk ikut menonton mengingat ini adalah hal bersejarah bagi Hayom. Tapi sejak semalam, Hayom melarang dengan alasan tidak ada orang tua yang lain yang ikut menonton.

"Nggak perlu. Mama di rumah aja atau pergi ke mana kek sama temen-temennya Mama kayak biasanya." Jawab Hayom datar.

Hayu mendengus. "Kin, nanti dividioin ya. Mama pingin lihat." Kina mengangguk. Dia agak miris sebenarnya melihat Mama mertuanya seperti kecewa karena tidak bisa menonton. Ia yakin Hayom hanya beralasan, padahal siapa pun boleh menonton.

MARRIAGE WITH BENEFITWhere stories live. Discover now