MWB-33

2.6K 168 25
                                    

Setelah kegaduhan karena Kina hilang sudah tekendali. Acara api unggun yang rencananya akan dibatalkan kalau Kina belum ditemukan, sekarang pun dimulai. Tepat pukul sembilan, setelah mereka diberi makan malam dan istirahat. Ternyata ultimatum Evan untuk mencari makan malam sendiri hanyalah rekayasa belaka. Nyatanya mereka tetap di beri makan malam dengan baik.

Saat kemah kelas 10, mereka memang pernah diberi tugas seperti itu dan mereka benar-benar hanya memakan apa yang mereka dapatkan. Masa-masa kelam tapi mengasyikkan. Tapi sekarang oleh anak laki-laki, bahan makanan yang mereka temukan tadi sore benar-benar diolah. Tepatnya mereka panggang di dekat api unggun. Bahkan beberapa ekor kodok yang sengaja mereka cari tadi juga sedang dipanggang.

"Ok guys. Malam ini acaranya adalah have fun aja sih. Kita main truth or dare aja gimana?" tanya Evan melalui toa yang dipengangnya.

"Setuju!!" semua kompak menjawab.

Sekarang mereka sudah duduk di depan tenda masing-masing membentuk lingkaran mengelilingi api unggun. Kina yang masih cedera pun ikut dalam acara ini meskipun sudah disuruh istirahat saja. Dia mengenakan kaus panjang dan longgar. Sebelah kanannya ada Vivi tempat kepalanya bersandar dan disebelah kirinya ada Dafa yang sedang memijit tangan Kina.

Jauh di seberangnya, Hayom duduk berdekatan dengan Rion, Aldo, dan Kevin. "Yom, kok kaosnya Kina sama kayak punya lo ya?" Rion menunjuk ke arah Kina yang mengenakan kaos hitam panjang dengan huruf H besar di depannya.

Emang punya gue. Jawab Hayom dalam hati. "Tauk. Dia beli KW-nya kali."

"Tapi kan bukannya lo custom kaosnya itu ya? Kok bisa ada yang nyamain." Balas Rion. Setahu dia, Hayom memesan kaos itu khusus di Singapura dari brand mahal. Harganya juga mahal.

"Ya mana gue tahu lah."

"Tapi pinter sih Kina pakainya baju yang gede kaya gitu, melonnya gak kelihatan banget." Rion terkekeh. Aldo dan Kevin pun ikut terkekeh mendengarnya. Sementara Hayom menggeplak kepala mereka satu-satu.

"Buset deh kenapa sih lo?" umpat Aldo yang mengusap kepalanya.

"Mata kalian tuh emang dasar! Lihat yang kaya gitu aja jeli banget!" ucap Hayom ngegas.

"Ya maklumlah Hayom kan fokusnya cuma ke Dara, jadi dia nggak tahu kabar-kabar yang berhembus," tambah Kevin.

"Kabar apa maksudnya?"

"Yaelah tuh kan nggak tahu dia!" ketiga temannya tergelak melihat wajah Hayom yang penasaran.

"Kabar kalo apel fuji-nya Kina sekarang udah bermetamorfosis jadi melon orens." Bisik Rion di telinga Hayom. Cowok itu kembali menggeplak kepala Rion keras.

"Babik! Lo ada masalah apa sih?!" bentak Rion tak terima. "Siapa yang ngasih kabar nggak mutu kaya gitu?" tanya Hayom pada mereka bertiga.

"Elah, temen sekelasnya. Tuh si Rendy sama temen-temennya. Biasalah kalau cowok selalu peka soal masalah gituan. Tahu temen sekelasnya ada yang punya melon, mereka jadi se—"

Hayom langsung menutup mulut Rion dengan paksa. "Jangan diterusin."

Hayom lantas beranjak dari sana dan memilih menuju dekat api unggun untuk membantu yang sedang memanggang makanan. Aldo, Kevin, dan Rion saling berpandangan heran dan saling mengedikkan bahu.

Hayom membalikkan tusuk kayu yang berisi tiga ekor kodok di sana. Tidak habis pikir siapa yang akan memakan hewan menjijikkan itu. Ia duduk di tanah sambil merenung sejenak.

Ia bahkan tidak tahu kabar yang beredar di kalangan anak laki-laki itu. Berarti ada banyak orang yang memperhatikan Kina. Entah kenapa dia tidak suka. Apalagi yang mereka perhatikan itu adalah hasil karyanya, sesuatu yang seharusnya hanya ia nikmati sendiri. Untuk alasan itulah, dia memaksa Kina untuk membawa kaosnya yang besar karena kaosnya sendiri selalu njeplak saat dikenakan.

MARRIAGE WITH BENEFITWhere stories live. Discover now